PEMBUATAN PETA FOTO DAN PETA GARIS MENGGUNAKAN WAHANA UDARA TANPA AWAK, LOKASI PULAU BATEK, NUSA TENGGARA TIMUR

ARYS SETYA GUSMANA, Dr. Catur Aries Rokhmana, ST MT

2013 | Skripsi |

Sampai saat ini, teknologi fotogrametri terus mengalami perkembangan, baik dalam segi pengumpulan data maupun pemrosesannya. Hal ini ditandai dengan adanya teknik pengumpulan data dengan wahana tanpa awak sebagai media pembawa sensor fotogrametri. Keuntungan penggunaan teknologi tersebut adalah efektif dan efisien baik dari segi waktu dan biaya untuk pemetaan pada daerah yang tidak terlalu luas, serta dapat menghasilkan gambar yang lebih jelas, karena tinggi terbang wahana �± 300 meter diatas permukaan laut sehingga pada saat pemotretan tidak mengalami ganguan awan. Penggunaan metode alternative tersebut tanpa mengurangi kualitas dan keakuratan produk yang dihasilkan, hal ini disebabkan perlu adanya perencanaan sebelum melaksanakan pemotretan, seperti pembuatan jalur terbang, pemilihan pesawat model sesuai kondisi area pemotretan, pengaturan kamera disesuaikan dengan jenis pesawat model, pembuatan premark, dan pengukuran titik control tanah. Proyek ini dilaksanakan di Pulau Batek, Kecamatan Afoan Timur, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan luas �± 17 hektar. Sensor yang digunakan adalah kamera non metric digital. Proses pengolahan menggunakan perangkat lunak Agisoft PhotoScan. Proses yang dilakukan pada perangkat lunak yaitu: alignment merupakan proses identifikasi titik sekutu secara otomatis, hitungan bundle adjustment untuk menentukan orientasi luar kamera, pembuatan model geometri 3 dimensi, dan pemberian tekstur pada model. Setelah tahap pembentukan tekstur dilakukan pada seluruh foto, tahap selanjutnya adalah pemberian titik kontrol hasil pengukuran GPS geodetic tahun 2012. Proyek ini menghasilkan peta foto dan peta garis dari hasil pemotretan menggunakan wahana tanpa awak dan kamera non metrik dengan skala 1:10000. Dari evaluasi geometrik cek point pada hasil mosaik, dapat diketahui bahwa nilai dari residual X terkecil sebesar 0,31 meter, residual X terbesar sebesar 0,531 meter, nilai dari residual Y terkecil sebesar 0,027 meter, residual Y terbesar sebesar 0,365 meter. Nilai dari residual Z terkecil sebesar 0.398, residual Z terbesar sebesar 0,659. Nilai rata-rata residual X,Y,Z berturut-turut adalah 0,401 meter, 0,142 meter, dan 0,457 meter, sehingga memenuhi akurasi peta 1:2000. Nilai RMSE terkecil adalah 0,479 meter, nilai RMSE terbesar adalah 0.847 meter. Pembuatan layout menggunakan perangkat lunak ArcGis 10.

Nowadays, photogrammetry technology continues to progress, both in terms of data collection and processing. it is marked by the techniques of data collection with an unmanned vehicle as a carrier medium photogrammetric sensors. The advantage of using these technologies are effective and efficient both in terms time and cost for mapping the areas that are not too large, and can produce a clearer picture, because the Flying height of spacecraft �± 300 meters above sea level so at the time of shooting is done, it did not experience the cloud disturbances. The use of these alternative methods without reducing the quality and accuracy of the generated product, this is due to the need for planning before carrying out the photo shoot, as in the making of fly path, the selection of aircraft models in accordance to the conditions of photo shoot area, camera settings adjusted to the type of aircraft models, making Premark, and the point ground control measurement. The project is implemented in the district of Batek Island, East Afoan sub-district, Kupang regency, NTT province with an area of �± 17 hectare. The sensor used is a non-metric digital camera. The processing uses Agisoft PhotoScan software. The process that performed on the software: the alignment is the process of automatically identifying tie point, count of bundle adjustment to determine the exterior orientation of the camera, 3-dimensional geometric modeling, and giving texture to the model. After texture establishment stages been done all over images, the next step is providing a control point from GPS measurements in 2012. The project resulted in a orthophoto map and outline map captured using a vehicle without a camera crew and non-metric with scale 1:10000. From evaluation of geometric check point on the mosaic, it is known that the smallest residual value of X is 0.31 meters, the largest residual value of X is 0.531 meters, the smallest residual value of Y is 0.027 meters, the largest residual value of Y is 0.365 meters, the smallest residual value of Z is 0.311 meters, the largest residual value of Z is 0.659 meters. The average residual values of X, Y, Z in a row are 0.401 meters, 0.142 meters, and 0.457 meters, thus meeting the accuracy of the maps 1:2000. Smallest RMSE value is 0.479 meter, and the largest RMSE is 0.847 meters. Making layout using ArcGis 10 software.

Kata Kunci : pembuatan peta, peta foto dan peta garis.