Laporkan Masalah

KARAKTERISTIK ANATOMI KAYU JATI HASIL PENJARANGAN PADA KEDUDUKAN RADIAL DAN TEMPAT TUMBUH YANG BERBEDA

DEWANGGA WISNU, Harry Praptoyo, S. Hut., M.P.

2014 | Skripsi | TEKNOLOGI HASIL HUTAN

Jati (Tectona grandis L.f.) adalah jenis kayu yang memiliki nilai komersial tinggi di pasar. Kayu jati tidak hanya diperoleh dari tebangan akhir daur, tetapi juga dari tebangan penjarangan. Potensi kayu jati penjarangan di KPH Randublatung adalah 2207 m3 dari luas areal 2835,8 Ha (Perum Perhutani (2011) dalam Nugroho, 2014). Potensi besar ini tidak diimbangi dengan penggunaan yang optimal karena kualitasnya masih diragukan. Untuk itu perlu penelitian mengenai sifat dasarnya agar informasi yang diperoleh dapat dipakai sebagai acuan dalam optimalisasi penggunaannya. Penelitian ini menggunakan dua metode analisis, yaitu deskriptif kualitatif untuk menggambarkan sifat mikroskopis dan makroskopis kayu, mengetahui periode juvenil, serta perbandingan kayu gubal dengan kayu teras; dan rancangan acak lengkap dengan dua faktor yaitu tempat tumbuh (Tanggel, Kedung Jambu, dan Ngliron) dan kedudukan radial kayu (dekat hati, tengah, dan dekat kulit) dalam 2 ulangan untuk mengetahui pengaruh faktor tersebut terhadap dimensi serat dan proporsi tipe sel. Bahan baku kayu jati berasal dari tebangan penjarangan KU II umur 20 tahun. Hasil penelitian menunjukkan lingkaran tahun ketiga tempat tumbuh terlihat jelas, tekstur serat halus-sedang, memiliki 2 ukuran jari-jari. Jumlah pembuluh Tanggel 5-7/mm2, Kedung Jambu 4-5/mm2, dan Ngliron 3-4/mm2. Diameter tangensial pembuluh Tanggel 0,114 mm, Kedung Jambu 0,160 mm, dan Ngliron 0,154 mm. Tinggi jari-jari Tanggel 0,683 mm, Kedung Jambu 0,706 mm, dan Ngliron 0,752 mm. Tanggel dan Ngliron memiliki serat lurus, sedangkan Kedung Jambu terpuntir. Perbedaan nilai panjang serat signifikan secara radial, namun tidak signifikan berdasarkan tempat tumbuh (Tanggel 0,986 mm, Kedung Jambu 1,224 mm, dan Ngliron 1,189 mm). Perbedaan nilai diameter serat tidak signifikan pada kedudukan radial maupun tempat tumbuh (Tanggel 18,541 mikron, Kedung Jambu 20,806 mikron, dan Ngliron 20,141 mikron). Proporsi sel pembuluh signifikan pada kedudukan radial maupun tempat tumbuh, namun tidak signifikan pada interaksi keduanya (Tanggel 12,258%, Kedung Jambu 13,317%, dan Ngliron 13,541%).

Teak (Tectona grandis L.f.) is a type of wood that has a high commercial value in the market. Teak wood is not only derived from the cutting on the harvest period, but also obtained from thinning felling. Potential teak thinnings in KPH Randublatung is 2207 m3 of the total area of 2835,8 Ha (Perum Perhutani (2011) in Nugroho, 2014). However, this great potential is not followed by the optimal use because of the questionable quality. Therefor, it is necessary to study the characteristics of the thinning timber so that the information obtained can be used as a reference in the optimization of its use. This study used two research methods, which is descriptive qualitative (DQ) and completely randomized design (CRD). DQ is used to describe the microscopic and macroscopic feature of the wood, knowing the juvenile period, as well as the comparison of the percentage of sapwood and heartwood; and CRD with two factors: the growing sites (Tanggel, Kedung Jambu, and Ngliron) and the radial position of the wood (near the heart, the center, and close to the skin) in 2 replications to determine the effect of these factors on fiber dimensions and proportions of cell types. Teak wood raw material is derived from thinning harvest KU II (20 years old). The results showed that the teak from the three growing site has clearly visible annual growth rings, smooth texture fiber-being, and has 2 rays size. The vessels number of Tanggel is 5-7/mm2, Kedung Jambu 4-5/mm2, and Ngliron 3-4/mm2. Tangential diameter of the vessels is 0,114 mm for Tanggel, Kedung Jambu 0,160 mm, and Ngliron 0,154 mm. Height of the rays for Tanggel 0,683 mm, Kedung Jambu 0,706 mm, and Ngliron 0,752 mm. Tanggel and Ngliron have straight fibers, while the fiber is twisted for Kedung Jambu. Significant difference in the variable value of fiber length, but does not grow significantly by sites (Tanggel 0,986 mm, Kedung Jambu 1,224 mm, and Ngliron 1,189 mm). The variable value of fiber diameter was not significantly difference on radial position and growing site (Tanggel 18,541 microns, Kedung Jambu 20,806 microns, and Ngliron 20,141 microns). Vessel proportion has significant affected in the both radial position and sites, but not significant in the interaction of both (Tanggel 12,258%, Kedung Jambu 13,317%, and Ngliron 13,541%).

Kata Kunci : Kata kunci: jati penjarangan, tiga tempat tumbuh, sifat mikroskopis dan makroskopis/ Key word: thinning teak, three growing sites, microskopic and macroscopic feature


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.