POPULASI KATAK POHON JAWA Rhacophorus margaritifer (Schlegel, 1837) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI: PENGARUH TEKANAN TURISME DAN KETERSEDIAAN AIR
YONATHAN, Siti Nurleily Marliana, M.Sc., Ph.D.
2014 | Skripsi | BIOLOGIKerusakan habitat merupakan penyebab utama menurunnya populasi amfibi yang terjadi hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, dan Pulau Jawa pada khususnya. Rhacophorus margaritifer, katak pohon endemik Jawa, yang dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Merapi pun demikian. Sebagai kawasan ekowisata, TNGM memiliki lokasi yang ramai dikunjungi yaitu Telogo Muncar, namun ada pula lokasi yang rendah aktivitas manusianya misalnya Bukit Turgo. Belum ada penelitian mengenai populasi R. margaritifer di kedua tempat tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dampak tekanan aktivitas manusia pada populasi R. margaritifer di TNGM dengan membandingkan populasi dengan tingkat gangguan berbeda yaitu Telogo Muncar dan Bukit Turgo. Sampling dilakukan dengan metode point count distance sampling method. Diukur jarak dari titik stasiun ke titik penemuan spesies dan dianalisis dengan software Distance 6.2. Model yang dipilih dari analisis di Telogo Muncar adalah uniform key dengan ekspansi cosine dimana hasil estimasi populasinya adalah 10,91 individu ha-1. Sementara di Bukit Turgo, model yang dipilih adalah uniform key dengan ekspansi cosine dengan hasil estimasi populasi sebesar 111,91 individu ha-1. Gangguan aktivitas manusia mempengaruhi populasi R. margaritifer akibat sampah, perusakan habitat baik secara sengaja maupun tidak, dan pencemaran sumber air. Selain gangguan manusia, sumber air juga mempengaruhi densitas populasi di kedua tempat tersebut. Jarak sumber air tidak mempengaruhi jumlah individu yang ditemukan.
Habitat destruction is the primary cause main problem of declining amphibian populations all over the world, including in Indonesia's Java Island. Rhacophorus margaritifer, which can be found in Mount Merapi National Park in Central Java, is an endemic tree frog in Java suffering from this problem. As an ecotourism site, Mount Merapi National Park contains a number of locations that see heavy human disturbance, one of which is Telogo Muncar, while other locations have a low level of human disturbance, such as Bukit Turgo. To date, no research has been conducted on R. margaritifer populations in either of these locations. Therefore, this study aimed to investigate the effect of human disturbance in R. margaritifer populations in Mount Merapi National Park by comparing two locations with different disturbance levels, namely Telogo Muncar and Bukit Turgo. Data were collected using the point count distance sampling method. The radial distance was measured from the station site to the point where the specimen was found, and analyzed using the software Distance 6.2. The uniform key with a cosine expansion model produced a population estimate of 10.91 individuals ha-1 in Telogo Muncar. The same model using in Bukit Turgo was estimated at 111.91 individuals ha-1. R. margaritifer populations were found to be influenced by high disturbance from human activities, such as littering, deliberate or unintentional habitat destruction, and water pollution. Water sources also determined the population densities in both locations, while contrarily, distance from a water source did not influence the total population size in both locations.
Kata Kunci : Rhacophorus margaritifer, Telogo Muncar, Bukit Turgo, point count distance sampling method, gangguan aktivitas manusia