Laporkan Masalah

MEMBUMIKAN ISLAM PURITAN DI JAWA ( Studi Atas Dinamika Pertumbuhan Gerakan Majlis Tafsir Al-Qur’an di Yogyakarta dan Jawa Tengah )

AHMAD SHOFIYUDDIN ICHSAN, Dr. Mohammad Iqbal Ahnaf.

2014 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi gerakan Majlis Tafsir Al-Qur‟an (MTA) dalam kaitan dengan dinamika pertumbuhannya di Yogyakarta dan Jawa Tengah. MTA adalah salah satu gerakan Islam puritan yang berkembang di Indonesia, karena salah satu misinya adalah melakukan pemurnian agama Islam dengan mengajak masyarakat untuk kembali kepada Al-Qur‟an dan Hadist. Pada beberapa tahun terakhir, gerakan ini memiliki pengikut yang semakin meluas dan menjadi „magnet idola‟ baru bagi masyarakat sebagai gerakan Islam tandingan di Indonesia. Berdasarkan pada teori gerakan sosial, penelitian ini juga difokuskan pada persoalan bagaimana gerakan MTA berhasil memperluas ideologinya pada daerah tertentu (baca: Gunungkidul Yogyakarta) dan di daerah lain (baca: Purworejo Jawa Tengah) justru mereka memiliki kesulitan yang tinggi untuk masuk ke dalamnya. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan memakai pendekatan etnografi baru yang dikonsepkan oleh Paula Saukko. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan jenis qualitative research. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini meliputi pengumpulan buku, artikel, jurnal, file-file, skripsi, tesis, disertasi dan bahan-bahan kepustakaan lain yang terkait. Seluruh data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teori gerakan sosial dengan mengacu pada tiga variabel, yakni proses framing, struktur kesempatan politik dan mobilisasi sumberdaya. Setelah data diperoleh kemudian dituangkan dalam bentuk uraian kata-kata. Hasil penelitian secara garis besar dapat dikemukakan sebagai berikut: Pertama, tumbuh kembangnya gerakan MTA di masyarakat disebabkan oleh tiga faktor, yakni 1). Keberhasilan MTA dalam membuat framing “kembali kepada Al-Qur‟an dan Hadist” memberikan implikasi pemahaman agama di masyarakat semakin menguat; 2). Terbukanya kesempatan politik di era reformasi yang disertai dengan kebebasan menjalankan agama dan berorganisasi; dan 3). Kuatnya sumberdaya internal dan eksternal gerakan menjadikan MTA mampu memobilisasi masyarakat secara cepat dan mampu mempertahankan eksistensinya dalam kontestasi antar gerakan Islam yang ada. Kedua, keberhasilan dan kegagalan gerakan MTA dapat terlihat seberapa jauh respon masyarakat terhadap eksistensinya di suatu wilayah. Ketika situasi sosial di wilayah tersebut cenderung kurang stabil dan memiliki keterbukaan, maka gerakan MTA mudah untuk masuk dan mendapat respon positif dari masyarakat. Sebagaimana keberhasilannya di wilayah Gunungkidul Yogyakarta. Sedangkan ketika situasi sosial di suatu wilayah masih stabil dan cenderung tertutup, maka gerakan MTA semakin melemah dan memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk berkembang. Sebagaimana kegagalannya di wilayah Purworejo Jawa Tengah.

This study aims to explore the movement of Majlis Tafsir Al-Qur'an (MTA) in terms of dynamics in its raise in Yogyakarta and Central Java. MTA is one of the puritanical Islamic movement that developed in Indonesia, as one of its missions is to perform the purification of Islam with inviting people to back to Al-Qur'an and Hadist. In recent years, this movement has followers expanded and it becomes 'magnet idol' for the community as a rival Islamic movement in Indonesia. Based on the theory of social movements, this study also focuses on the issue of how MTA manages to expand its ideology in certain areas (read: Gunungkidul Yogyakarta) and in other areas (read: Purworejo Central Java) they have a high difficulty to get into them. This study is a field research by using new ethnographic approach conceptualized by Paula Saukko. Collecting data in this study uses a type of qualitative research. The data collection techniques used in this study include the primary data and the secondary data. The primary data includes observation, interviews, and documentation. While the the secondary data in this study includes the collection of books, articles, journals, files, thesis, dissertations and the other related literature materials. All data were analyzed by using the social movement theory with reference to three variables, namely framing process, political opportunity structures and resource mobilization. After the data obtained, then they are „poured‟ in the form of written description. The results of the study can be broadly stated as follows: First, the raise of MTA in the community is caused by three factors, namely 1). MTA success in making framing of \\"back to Al-Qur'an and Hadist\\" implies that an understanding of religion in society is getting stronger; 2) The opening of political opportunities in the reform era provides space in the society in the freedom to perform religion and association; and 3). The strong internal and external resources make MTA is able to mobilize people quickly and MTA is able to maintain its existence in the contestation between Islamic movements there. Second, success and failure in MTA could be seen how far the public response to its presence in the society. When the social situation in the society tends to be less stable and has openness, MTA easily gets in and, makes a positive response from the public, as its success in Gunungkidul Yogyakarta. Meanwhile, when the social situation in the society remains stable and tends to be closed, MTA has further weakened and MTA has a high difficulty to develop, as its failures in Purworejo Central Java.

Kata Kunci : Islam Puritan, Majlis Tafsir Al-Qur'an (MTA), Gerakan Sosial.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.