Empirical Study of Tax Buoyancy and the Determinants in Indonesia
YUDHA SANJAYA A, Associate Professor Eiji Hotori
2014 | Tesis | S2 Magister Ek.PembangunanIntisari Dengan menggunakan analisis tax buoyancy, respon total penerimaan pajak terhadap perubahan GDP dapat diukur dalam metode yang tidak memerlukan kontrol untuk perubahan kebijaksanaan dalam sistem pajak atau administrasi. Oleh karena itu,tax buoyancy mencerminkan perubahan kebijaksanaan dalam sistem pajak , atau kebijakan pajak, dan pertumbuhan pendapatan otomatis dalam perekonomian. Dalam penelitian ini, nilai tax buoyancy dihitung dan kemudian dianalisi dengan menggunakan determinan di Indonesia. Ordinary least squares analisis time series dilakukan dengan menggunakan data di Indonesia yang meliputi 44 tahun pengamatan (1969-2012) dengan memodifikasi model data panel yang menggunakan negara-negara berkembang yang diperoleh dari Ahmed dan Mohammed pada tahun 2010. Hasil yang diperoleh menggambarkan bahwa nilai total tax buoyancy di Indonesia adalah 1,33, nilai tax buoyancy langsung 1.59, dan nilai tax buoyancy tidak langsung sebesar 1.14. Hasil ini menunjukkan bahwa kinerja pemungutan pajak di Indonesia lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan PDB lebih dari 1% dari peningkatan kinerja pemungutan pajak untuk setiap kenaikan 1% pertumbuhan PDB dan kinerja pemungutan pajak dalam waktu singkat juga lebih tinggi dibandingkan terhadap kinerja pemungutan pajak dalam jangka panjang berdasarkan nilai peningkatan rasio tax buoyancy dalam periode jangka pendek. Selain itu, analisis faktor-faktor penentu tax buoyancy menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan di sektor pertambangan dan pertumbuhan monetisasi signifikan untuk semua kategori tax buoyancy (pajak total, pajak langsung, dan pajak tidak langsung). Lebih lanjut lagi, pertumbuhan sektor impor hanya signifikan terhadap total tax buoyancy. Oleh karena itu, variabel tersebut adalah satu-satunya penentu yang kuat dari tax buoyancy langsung dan tidak langsung. Di sisi lain, pertumbuhan di sektor pertanian, sektor manufaktur, dan sektor jasa tidak signifikan untuk semua kategori tax buoyancy. Oleh karena itu, variabel-variabel tersebut dianggap sebagai penentu lemah dari tax buoyancy untuk kategori total pajak, pajak langsung, dan pajak tidak langsung.
Abstract By using tax buoyancy analysis, the total response of tax revenue to a change in GDP can be measured in a method that does not require control for the discretionary changes in the tax system or the administration Hence, it reflects the discretionary changes within the tax system, or tax policies, and the automatic revenue growth within the economy. In this study, the value of tax buoyancy was calculated; tax buoyancy determinants for Indonesia were then analyzed. An ordinary least squares time series analysis was conducted on Indonesian data covering 44 years of observations (1969-2012). The modified developing countries panel data model derived by Ahmed and Mohammed in 2010 was followed. The results illustrate that the total tax buoyancy value in Indonesia is 1.33, the direct tax buoyancy value is 1.59, and the indirect tax buoyancy value is 1.14. The results reveal that the tax collection performance in Indonesia is higher than the GDP growth rate by more than 1% of an increase in the tax collection performance for every 1% increase in GDP growth and the tax collection performance in short period is also higher compared to the tax collection performance in long period based on the increasing value of tax buoyancy ratio in short term period. Furthermore, the analysis of the determinants of tax buoyancy reveals that the variables of growth in the mining sector and growth in monetization are significant for all tax buoyancy categories (e.g., total tax, direct tax, and indirect tax). The growth in the import sector was only significant for total tax buoyancy. Hence, these are the only strong determinants of direct and indirect tax buoyancy. On the other hand, the growth in the agricultural sector, manufacturing sector, and services sector are insignificant for all tax buoyancy categories. Hence, they are considered weak determinants of total tax, direct tax, and indirect tax buoyancies.
Kata Kunci : tax buoyancy, the determinants in Indonesia, time series analysis