Laporkan Masalah

ANALISIS PERUBAHAN ZONA AGROKLIMAT DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DITINJAU DARI KLASIFIKASI IKLIM MENURUT OLDEMAN

IRWANDA WREDANINGRUM, Prof. Dr. H. A. Sudibyakto, M.S.

2014 | Skripsi | GEOGRAFI DAN ILMU LINGKUNGAN

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan potensi dalam bidang pertaniannya tinggi, khususnya tanaman pangan. Potensi pertanian tersebut apabila dimaksimalkan maka akan memberikan dampak positif untuk masyarakatnya. Perubahan iklim memberikan dampak secara tidak langsung terhadap produktivitas pertanian. Salah satu kajian sederhana untuk memaksimalkan potensi pertanian yaitu dengan mengetahui pola zona agroklimatnya secara spasial. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis perubahan pola zona agroklimat menurut Oldeman. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan membandingkan perubahan Zona Agroklimat Oldeman tahun 1975 dan zona klasifikasi iklim menurut Oldeman tahun 1978-2009 di Daerah Istimewa Yogyakarta. Perubahan zona agroklimat menurut Oldeman tahun 1975 dan hasil reklasifikasi zona agroklimat menurut Oldeman tahun 2009 menunjukkan adanya perubahan zona agroklimat pada Stasiun Adi Sucipto, Kalijoho, Karang Ploso, Terong, Ngawen, Gedangan, Kedung Keris, Panggang, Kemput, Tempel, Kenteng, Nanggulan, Girimulyo, Hargorejo, Kokap, Tambak, dan Gembongan dimana mengalami perubahan menjadi lebih kering. Perubahan zona agroklimat di beberapa stasiun dipengaruhi oleh aktifitas monsoon secara global yang akan mempengaruhi pula aktifitas atmosfer yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dalam kurun waktu 30 tahun. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan zona iklim menjadi lebih kering pada 60% wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta secara keseluruhan.

Yogyakarta is one of the provinces in Indonesia which is a high potential in the field of agriculture, particularly food crops. The agricultural potential is maximized if it will have a positive impact for the community. Climate change issue make a several undirect impact to agriculture productivity. One simple study to maximize the potential of agriculture is to determine the spatial patterns of agro-climate zones. The purpose of this study was to analyze changes in the pattern of agro-climatic zones according to Climate Classification by Oldeman. The analysis technique using desciptive analysis to create a Agroclimate Zone Map 1980 by Oldeman and result of reclassification of Agro-climate Zone according to the year 1978 to 2009 in Yogyakarta Special Region. Changes in agro-climatic zones belonging Oldeman 1980 and the results of climate reclassification according Oldeman 2009 shows a change in the agro-climatic zones Adisucipto Station, Kalijoho, Ploso Coral, Terong, Ngawen, Gedangan, Kedung Keris, Panggang, Kemput, Tempel, Kenteng, Nanggulan, Girimulyo , Hargorejo, Kokap, Tambak, and Gembongan which has been changed into drier. Changes in agro-climatic zones in some stations could be affected by the global monsoon activity that would affect the atmosphere there are activities in Yogyakarta Special Region which occurred within a period of 30 years. From the analysis it can be concluded that the change of climate became more arid zones in 60% of Yogyakarta Special Region as a whole.

Kata Kunci : Perubahan Iklim, Klasifikasi Iklim, Oldeman/ Climate Change, Climate Classification, Oldeman


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.