Laporkan Masalah

RUANG REKREASI TERBUKA PUBLIK ORGANIK: STUDI 4 LOKASI DI KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA

DWI BAGAS KURNIADI, Prof. Ir. Bakti Setiawan, MA.,.Ph.D.

2014 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Banyaknya pendatang yang bermukim di Yogyakarta membuat kota ini menjadi sangat heterogen. Yogyakarta mengalami pergeseran budaya, sehingga kebutuhan dan pola hidup masyarakatnya pun berubah termasuk dalam hal rekreasi. Bentuk kegiatan rekreasi yang saat ini banyak dilakukan oleh masyarakat usia muda adalah kegiatan berkumpul di suatu tempat, menghabiskan waktu dengan mengobrol dan berinteraksi dengan orang lain atau yang lebih dikenal dengan istilah “nongkrong”. Semakin bertambahnya kegiatan formal di Yogyakarta berakibat pada semakin berkurangnya ruang rekreasi terbuka publik untuk mengaktualisasikan kegiatan non formal. Keterbatasan ruang rekreasi terbuka publik yang disediakan oleh pemerintah pada akhirnya menyebabkan masyarakat kemudian mencari ruang-ruang kosong lainnya untuk dijadikan wadah dalam melakukan kegiatannya. Saat ini ketersediaan ruang rekreasi terbuka publik jumlahnya tidak sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan masyarakat. Masyarakat pada akhirnya membentuk ruang-ruang rekreasi terbuka publik secara swadaya dan organik di perkotaan Yogyakarta. Adanya fenomena yang menarik tersebut maka diangkat menjadi objek penelitian mengenai ruang rekreasi terbuka publik organik di kawasan perkotaan Yogyakarta. Mengkaji ragam karakteristik ruang rekreasi terbuka publik organik dan alasan terbentuknya tipologi seperti yang terjadi saat ini. Penelitian ini mencoba mendeskripsikan eksplorasi dari rekonstruksi fenomena yang terjadi di lokasi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Karakteristik ruang rekreasi terbuka publik organik yang hidup/aktif dibentuk oleh 3 elemen, yaitu seting ruang, seting kegiatan dan persepsi pengguna ruang. Secara seting ruang di Yogyakarta karakter yang mendominasi adalah ruang terbuka yang tidak memiliki batas rigid. Dari sisi seting kegiatan di dominasi oleh kegiatan yang tidak terjadwal waktu tertentu. Sedangkan pada persepsi pengguna ruang berfungsi sebagai tempat berkumpul secara spontan. Kualitas ruang rekreasi terbuka publik sangat tergantung dari aspek atraksi, amenitas yang mendukung atraksi, dan aksesibilitas yang baik.

The number of immigrants who settled in Yogyakarta have made the city very heterogeneous. Yogyakarta experienced a shift in culture, so that the community's needs and lifestyle changes including recreation. Types of recreational activities favored by young people is gathered in one place, spend the time to chat and interact with other people or known by the term ' nongkrong '. The increasing number of formal activities in the community caused a recreational public open space to actualize a non formal activities reduced. The limitations of recreational public open space provided by the Government in the end cause society finding and using free space as a container in the implementation of its activities. Currently, the availability of public open space are incompatible with the needs of society. The community eventually formed the public open spaces independently and purely organic in Yogyakarta’s urban area. The interesting phenomenon was subsequently appointed as a research topic with the title of organic recreational public open space in Yogyakarta’s urban area. The purpose of this research is to identify the various characteristics of the organic recreational public open space and the reason the formation of typology as happened today. This study describes the results of the exploration of the phenomenon’s reconstruction that occurs on site research with qualitative approach. Characteristics of public space is formed by three basic components, namely physical settings, activity, and perception of space user. In the settings space, dominating character in Yogyakarta is an open space which has no rigid border. In activity components, its character is dominated by activities not scheduled time. In the perception of users, public spaces function as gathering place spontaneously. Quality of recreational public open space is very dependent from this aspect of the attraction, which supports amenitas attractions, and good accessibility.

Kata Kunci : Ruang Terbuka Publik, Ruang Organik, Seting Ruang, Seting Kegiatan dan Persepsi Pengguna Ruang


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.