Analisis kondakting simfoni Beethoven No.5 bagi kondakter Indonesia pada umumnya dan Jawa khususnya
GARIBALDI, Pipin, Dr. Triyono Bramantyo, MA
2001 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaKondakting adalah suatu petunjuk pertunjukan yang diberikan kepada &uah padm suara atau orkestra, atau paduan suara dan orkestra, yang tujuan utatnanya a a a h mem- atau menjiga agar pertrmjukan tetap rapi dan ti& bermain sendiri-sendiri. Seiring dengan perkembangan padm suara, opera dan orlccstra, pengertian kodaktmg kcmudian juga berkembaug, yaitu untuk menunjukkan tempo yang tepat, dinamik, kalimat musik, mengatur balans, intonasi, artikulasi sampai dengan inteqetasi. Kondakting pada mulmya dilakukan dengan tangan kosong, memakai gulungan kertas atau menggudcan penggesek biola, yang dilakukau deh pemain keyboard atau konser master dari tempat duduk mereka. Akm tetapi sexnua cm-cara tersebut kemudim menjadi tidak efeldif l a , denp berkembangnya -akarya simfoni, konserto dan opera yang sangat complicuted dalam hal ritme, tempo, balans, dinamik, dan sebagainya, ditambah dengan jumlah pemain orkestra yang semakin banyak. Berawal dari persoalan tersebut maka pemakaian tongkat oleh seorang kondakter dengan posisi bmliri di &pan orkestra dimulai, yang sebelumnya tongkat h y a dim untuk mengetuk standar musik atau lantai, supaya ketukan dapat terdengar jelas oIeh se!mua pain atau pyanyi. Pada akhir abad b l 8 , kehalusan ekspresi dan kepelikan ekspresi orkestra menuntut sesuatu yang lebih dari sekedar memtmi petunjuk; ketukan atau tempo, dan pada pertengahan abad ke-19, kondakter sudah menjadi s e o q &sir (interpreter) dari karya para komposer. Dengan demikian seorang kondalckr selain belajar teknik kondakting, juga harus mempelajari teori musik, kontrapung, WONso, lfegio, analisis musik, Orkestrasi, dan sejarah musik khususnya tentang gaya, dari periode barok sampai modem. Media untuk mengekspresikan kaqm musik bag kondakter adalah kedua belah ta,ugamya, tangan kanan umumnya memberi ketukan dengan tongkat, sedangkan tangan kiri memberikan tanda-tanda untuk masuk setiap instrumen atau secara bersama-sama (tutti), dinamik dan ekpresiekspresi keseluntban, yang kadang-kadang juga dibantu dengan matanya Sindoni Beethoven no. 5 mempunyai karakter yang keras, tegas, heroik, cframatik, dan juga melankolis, selain itu pada @an pertama analisis musiknya cukup rumit, sehingga jika kondakter ti& mempunyai teknik kondakting yang baik dan kurang memahami analisisnya, inaka gerakan tangan kondakter akm tidak sesuai d e n p musik, dan karakm-karakkmya pun tidak akan muncul. Bagi kondakter Indonesia (Jaw khususnya) selain problem dengan &ah teknik kondakting dan analisis musik, juga persoalan dengan perbedaan budaya Untuk itu guna mendukung kelancaran penelitian, diperlukan beberapa pendekatan, yaitu pendekatan musikologi, pendekatan antropologi budaya dan psikologi. Pendekatan antropologi budaya bermanfaat untuk memahami ciri-ciri orang Barat dan orang Timur, sedangkan pendekatan psikologi digunakan untuk memotivasi dan memberi sugesti pada pemain, dan untuk berfiintasi atau bermajinasi di dalam mengekspresikan karya musk tersebut.
Conducting is a direction of per€ormance given to a group of choir or orchestra, or a choir and orchestra, with the original purpose is to keep the performance together, tidy and not mixed up. In advance to the development of choir, opera and orchestra, the understanding of conducting is also changed, i.e. to indicate the right tempo, dynamic, phrase, balance, intomtion, articulation and then interpretation. Originally conducting used empty hands, used a roll of paper, or used violin's bow, which is done by the keyboard player or the concert master from their seat. But all those methods finally not effective anymore, because the development of symphony, concerto and opera become so complicated in rhythm, tempo, dynamic, balance, etcetera, and the orchestra asks for more players. Because of that problems so then the conductor with a baton standing before the orchestra started, which is before the using of baton is only for beating the music stand or the floor, in order that audible time beating could be heard clearly to players or singers. By the late of the 18th century, the subtlety and the peculiarity of the orchestra expression ask something more than just a time beating indication or tempo, and by the middle of the 19th century, conductor has been an interpreter from the works of the composers. Thus so, except has to study of the conducting techniques, conductor also has to study music theories, counterpoint, harmony, solfegio, music analysis, orchestration and music history, especially from the baroque style up to the modem. The instrument conductors that is used to express the music is his hands, the right hand for beating time with a baton, the lefi hand for cueing entries, dynamics, expression in general, which is some time is helped by his eyes. The Fifth Beethoven Symphony has a strong, strict, heroic, dramatic, and also melancholic characters, beside the analysis of the first movement rather complicated, therefore if conductor doesn't has a good conducting technique and he doesn't understand it analysis, the conductor gesture will not be the same with the music and the character also doesn't appear. For the Indonesian conductors (Java especially) beside having a problem of the conducting technique and analysis, they have problem also with the difference of cultural background. Therefore this research needs some approaches, which are the musicological approach, the approach of the cultural anthropology and psychology. The anthropology of culture will be helpful to comprehend of the west people and east people features, whereas the psychology is used to give a motivation and suggestion to the players, and to make fantasy or imagination in the describing music expressions.
Kata Kunci : Seni Musik,Kondakting Simfoni Beethoven No5,Kondakter