Pemulihan Ekonomi Paska Konflik 1999 di Timor Leste: Peran Sektor Pertanian dalam Mengurangi Resiko Kekerasan dan Konflik

Karlina Diah Indrias, Drs. Dafri Agussalim, MA.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Politik/Hubungan Internasional

Tesis ini menganalisis tentang pengaruh pengembangan sektor pertanian paska konflik 1999 di Timor Leste terhadap resiko kekerasan dan konflik. Dengan menggunakan metode kualitatif analisis yang memanfaatkan sumber-sumber data secara kualitatif, tesis ini berangkat dengan argumentasi utama bahwa kemiskinan dan pengangguran menjadi katalisator utama meningkatnya jumlah kelompok dan geng di Timor Leste yang kerap terlibat dalam aksi kekerasan dan konflik. Pengurangan resiko kekerasan dan konflik menjadi indikator utama tercapainya tujuan akhir dari proses bina damai paska konflik yakni perdamaian yang utuh. Dalam hal ini, perekonomian paska konflik harus mendapatkan porsi yang signifikan sebab kemiskinan dan pengangguran dapat diminimalisir dengan perekonomian yang meningkat. Pada bagian pertama, tesis mengawali pembahasan dengan pemulihan ekonomi paska konflik di Timor Leste dan posisi sektor pertanian yang strategis dalam prosesnya dilihat dari jumlah penduduk yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Berdasarkan data, kurang lebih 70% penduduk Timor Leste bergantung pada sektor pertanian. Hal ini jelas menegaskan posisi sektor pertanian yang penting dan strategis. Pada bagian kedua, pembahasan dilanjutkan dengan fakta-fakta kemiskinan dan pengangguran di Timor Leste paska konflik 1999 dan bagaimana hal tersebut secara langsung berpengaruh pada tingkat resiko kekerasan dan konflik. Selain itu, dipaparkan juga bagaimana jenis komoditi yang dihasilkan oleh petani di Timor Leste berpengaruh kuat terhadap tingkat penghasilan yang pada akhirnya mempengaruhi kecenderungan tingkat resiko kekerasan dan konflik. Sedangkan bagian ketiga mengkritis performa pemerintah dan lembaga asing dalam pengembangan pertanian. Meskipun secara resmi, pemerintah Timor Leste telah memasukkan sektor pertanian menjadi salah satu prioritas dalam pemulihan paska konflik, namun peningkatan jumlah geng dan konflik antar geng di Timor Leste menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan masih kurang optimal. Selain itu, keterlibatan organisasi asing dalam pemberian bantuan untuk pengembangan sektor pertanian juga masih belum optimal.

This thesis analyzed the influence of agriculture sector’s development after 1999 conflict to violence and conflict risk in Timor Leste. By using qualitative research method based on reliable data sources, it is based on main argument that poverty and unemployment are the main catalysts of the increasing number of violent gangs and groups in Timor Leste that are often engaged in violent acts and conflicts. Therefore, related to the process of achieving the main goal of post conflict peacebuilding, the reduced level of violence and conflict are used as the main indicators. It shows that economy in post conflict peacebuilding should get significant portion since it is vital to tackle poverty and reduce unemployment. Since most of the people in Timor Leste work in agriculture field, the agriculture sector is one of the main sectors in Timor Leste’s economy besides oil and gas sector. In the first chapter, the thesis critically reviewed the process of post conflict peacebuilding in Timor Leste and the strategic role of agriculture during the whole process knowing that most of Timor Leste people work in field. Based on the data, around 70% of the total working populations are farmers. It confirms the vital and strategic position of the agriculture sector. In the second chapter, the thesis reviewed the level of poverty and number of unemployment in Timor Leste after 1999 conflict and how they directly affect the level of violence and conflict risk. In the last chapter, the thesis reviewed the government’ and foreign institutions’ role in developing agriculture sector after 1999 conflict while figuring out what’s lack from them and how it affects the development process. Although officially Timor Leste government has considered agriculture sector one of several main priorities during post conflict peacebuilding but the results aren’t satisfying yet. The growing number of gangs or groups, number of violent acts and conflict indicates that more efforts to develop agriculture need to be done. Besides, foreign institutions involved in post conflict peacebuilding still lack causing uneven aid distribution and program.

Kata Kunci : Pemulihan Ekonomi Paska Konflik, Timor Leste, Pertanian, Resiko Konlik, Resiko Kekerasan, Bina Damai Paska Konflik