ANALISIS SOSIO-EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN DI TAMAN NASIONAL LAUT KEPULAUAN SERIBU
Aynuddin, Prof. Dr. Sunarto, MS.
2014 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganLamun, sebagai salah satu penyusun ekosistem terpenting di wilayah kepesisiran, tergolong sangat unik karena merupakan satu-satunya angiosperma yang teradaptasi pada lingkungan bawah laut. Meskipun keanekaragamannya terbatas, lamun mendukung kehidupan dan penting bagi wilayah kepesisiran baik secara sosial maupun ekologis. Tujuan penelian ini yaitu: (1) mengetahui kondisi dan status ekosistem lamun, (2) mengkaji bentuk-bentuk aktivitas eksploitatif dan ancaman terhadap ekosistem lamun, dan (3) menganalisis pengelolaan ekosistem lamun. Penelitian dilakukan sepanjang bulan Maret 2014 di empat pulau dalam zona pemukiman Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu. Pengumpulan data sosial dilakukan menggunakan wawancara semi terstruktur dengan sampel yang dipilih secara snowball, sementara pengumpulan data lamun dilakunan menggunakan metode transek kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2-7 jenis lamun di Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu yang sebagian besar berada pada kondisi rusak dengan persen penutupan <30% dan densitas rerata 58,9 shoot/m2. Ekosistem lamun telah menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat Kepulauan Seribu sejak dulu yang dapat dilihat dari tiga aktivitas eksploitatif (ngoyok, jaring tegur, dan budidaya perairan). Meskipun demikian ada kecenderungan keterbatasan pengetahuan mengenai ekosistem tersebut. Ancaman yang paling utama terhadap keberlangsungan ekosistem lamun adalah reklamasi, penambangan pasir, serta pengerukan dan penimbunan di area rataan terumbu. Pengelolaan ekosistem lamun berbasis konservasi dan pemanfaatan yang seimbang adalah konsep yang sesuai mengingat kondisi ekosistem dan masyarakat saat ini.
Seagrass, as a part of the coastal ecosystem, are very unique due to their distinct adaptation to the submarine environment. Despite their limited diversity, seagrass support vast variety of life and play important socio-ecological role to coastal area. Objectives of this study are: (1) to know the condition and status of seagrass ecosystem, (2) to study human exploitation activities and threats on seagrass ecosystem, and (3) to analize management of seagrass ecosystem. Study was conducted on March 2014 at four islands in settlement zone of Kepulauan Seribu Marine National Park (Panggang, Pramuka, Kelapa, and Harapan island). Social data was obtained from semi-structured interview from snowball sampling design, meanwhile seagrass data was obtained from quadratic transect method. Study result shows that seagrass species in Kepulauan Seribu Marine National Park consist of 2-7 species with 58,9 shoot/m2 density and mainly in damaged status (percent cover <30%). Interview data shows that seagrass ecosystem have being part of society’s life from early time (ngoyok, tegur net, and marineculture). Nevertheless, there are lack of people’s knowledge about this ecosystem. The main threat to this ecosystem sustainability are sand exploitation, and also dredging and burial as part of area development in reef flat. Seagrass ecosystem management based on balanced use and conservation is an appropriate concept considering the ecosystem and society’s condition now.
Kata Kunci : Sosio-ekologis, Ekosistem lamun, Taman Nasional Kepulauan Seribu