OPERATIONAL EVALUATION OF ZAKAT DISTRIBUTION FORMED IN THE MICRO-ECONOMIC EMPOWERMENT PROGRAM in Sleman, Bantul, and Gunungkidul, 2013-2014 Case Study: SAKOFA Program of Dompet Dhuafa Yogyakarta

Rakhmawati, Dr. Soeratno, M.Ec.

2014 | Tesis | S2 Agama dan Lintas Budaya

Zakat microfinance (ZMF) merupakan salah satu alternatif dari keterbatasan institusi amil zakat dan lembaga keuangan mikro dalam program pemberdayaan. Evaluasi program ZMF diperlukan untuk mengetahui sejauh mana program berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Studi ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas program zakat produktif dalam bentuk pemberdayaan ekonomi mikro bernama Sakofa (Madrasah Ekonomi Dhuafa) LAZ Dompet Dhuafa (DD) Yogyakarta. Data primer didapatkan dari 30 orang penerima manfaat Program Sakofa tahun 2013-2014 yang berdomisili di Kabupaten Sleman, Bantul, dan Gunungkidul. Studi ini mengukur aspek material maupun non-material dari mustahiq. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur aspek moneter adalah Headcount index, indeks kedalaman kemiskinan (poverty gap index), indeks keparahan kemiskinan (poverty severity index), Watts Index, dan ukuran time to exit poverty. Aspek non-material yang diukur terdiri atas perilaku menabung, filantropi, religiusitas, dan beberapa unsur kewirausahaan. Uji formal statistik Wilcoxon Matched Pairs Test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan pendapatan, keuntungan usaha, omzet usaha, tabungan, dan infaq sebelum dan sesudah implementasi Program Sakofa. Evaluasi efektivitas pembimbingan yang diadakan DD dan BMT disajikan dalam radar chart dan diukur dengan koefisien phi. Sebanyak 74 persen responden merupakan pengusaha mikro dengan pendapatan per bulan di bawah UMK. Hampir semua penerima manfaat Program Sakofa menggunakan uang zakat untuk membiayai usaha mereka; hanya satu orang yang tidak. Semua aspek material menunjukkan perubahan yang lebih baik setelah Program Sakofa. Persentase penduduk miskin berkurang sebesar 15 persen, indeks kedalaman kemiskinan berkurang 13 persen, indeks keparahan kemiskinan berkurang 14 persen, Watts indeks berkurang 17 persen, dan rata-rata time to exit poverty pada tingkat pertumbuhan pendapatan 32 persen berkurang sebesar 44 persen. Aspek filantropi dan perilaku menabung mustahik juga lebih baik setelah Program Sakofa. Dari 6 orang yang tidak berinfaq sebelum Program Sakofa, empat di antaranya menjadi munfiq setelah menjadi penerima manfaat Program Sakofa. Kedisplinan dan keinginan mandiri dari mustahiq masih rendah. Efektivitas pembimbingan dari DD dalam hal spiritual mempunyai nilai paling rendah dibandingkan dengan efektivitas materi pembimbingan yang lain. Sebanyak 65 persen responden mengatakan bahwa Program Sakofa sangat bermanfaat untuk hidup mereka dan sebanyak 65 persen mengatakan bahwa Program Sakofa berperan dalam meningkatkan kesejahteraan mereka.

Zakat microfinance is a strategic alternative to the limitation of zakat institution and microfinance institution in empowerment program. To make sure the zakat microfinance is on the track and to boost its performance and its benefit, evaluation is needed. This study aims to analyze the effectiveness of productive zakat program formed in the micro-economic empowerment program named Sakofa (Madrasah Ekonomi Dhuafa) of Dompet Dhuafa Yogyakarta. Primary data were gathered from 30 respondents who are the beneficiaries of Sakofa Program 2013-2014. They are domiciled in Sleman, Bantul, and Gunungkidul. Analytical tools used to measure the monetary aspects were Headcount index, poverty gap index, poverty severity index, Watts Index, and measure of time to exit poverty. Saving behavior, philanthropy aspect, religiosity, and some entrepreneur aspects were measured to analyze the non-material aspects of mustahiq. The formal statistical test used was Wilcoxon Matched Pairs Test. The counseling effectiveness held by Dompet Dhuafa and BMT was analyzed simply using radar chart and phi coefficient. All the monetary aspects show betterment after Sakofa Program. The Headcount index decreased from 74 percent to 63 percent. Poverty gap decreased by 13 percent, poverty severity decreased by 14 percent, and the Watts index decreased by 17 percent. The average time taken to exit poverty with income growth rate at 0.32 decreased by 44 percent. Philanthropy aspect and saving behavior are better after Sakofa Program. Four of six mustahiqs who did not give infaq before Sakofa become munfiq after Sakofa Program. Unfortunately, mustahiqs were lack of discipline and desire to be independent. Coverage of target group was less than 100 percent: 74 percent. The misuse of zakat fund was only found in one mustahiq. The effectiveness of counseling material on spirituality is the lowest. Overall, Sakofa Program has a good performance. Most of respondents, as many as 65 percent, said that the benefit of Sakofa Program is very useful to their life. Moreover, 66 percent of respondents feel that Sakofa Program does takes part in improving their prosperity.

Kata Kunci : Zakat produktif, Zakat microfinance, Pengentasan Kemiskinan, Pemberdayan, Indeks Kemiskinan