POLA SPASIAL PERMUKIMAN SUKU BAJO DI TOROSIAJE LAUT, PROVINSI GORONTALO

Satar Saman,ST, Ibu Dr. Ir. Laretna T. Adishakti, M. Arch.

2014 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Suku Bajo di Desa Torosiaje laut ini memiliki keunikan tersendiri yaitu permukiman tersebut dibangun di atas laut yang benar-benar terpisah dari daratan, Kedekatan ini terbukti ketika pemerintah pada 1982 berupaya untuk merelokasi para penduduk Suku Bajo untuk dirumahkan dengan diberikan sepetak lahan untuk bercocok tanam, namun mereka tak betah dan satu demi satu anggota suku ini meninggalkan lokasi relokasi dan kembali ke laut. Lingkungan Desa Torosiaje ini adalah berupa permukiman tradisional dengan model rumah panggung. Desa Torosiaje laut ini secara umum dihuni oleh penduduk yang masih bertalian kekeluargaan dan melibatkan anggota keluarganya dalam proses pembuatan rumah, dengan membentuk suatu permukiman yang mengelompok di perairan laut bagian pesisir pantai. Proses masa perkembangan kawasan permukiman ini tumbuh secara spontan dengan teknis yang praktis dan sederhana serta tidak menghilangkan budaya laut yang mempengaruhi pola hidup warga sampai saat ini. Suku Bajo di Torosiaje ini sampai dengan saat ini, tidak lepas dari kondisi geografis dan lingkungan alam kawasan yang di latar belakangi oleh kegiatan keseharian warga sebagai nelayan/pelaut Tujuan penelitian untuk mengkaji pola spasial permukiman suku Bajo di Desa Torosiaje laut, mengetahui bagaimana pola spasial yang ada di Desa Torosiaje laut saat ini dengan melihat suku Bajo merupakan etnik yang hidup di laut yang tidak lepas dari laut. Pengumpulan data berupa observasi dengan metode yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan rasionalistik dengan data yang bersifat dan diolah secara deskriptif. Perkembangan pola spasial dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti fisik dan alami, sosio kultur, ekonomi, peraturan pemerintah. Pola spasial permukiman Desa Torosiaje laut dilihat dari faktor alamiah terbentuk oleh geografis laut, jembatan penghubung yang menghubungkan ke rumah-rumah, massa bangunan dan kawasan terbuka laut. Pengaruh dari budaya laut dalam membentuk pola spasial di tunjukkan pada elemen pembentuk pola berupa adanya pasar terapung, hunian terapung, infrastruktur terapung Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pola spasial pada suku Bajo di Torosiaje laut adalah geografi sperti wilayah laut, fisik pada permukiman, sosial budaya dan ekonomi. Kaidah patokan site permukiman mempengaruhi tata letak rumah, yakni mengikuti garis pantai dan membentuk suatu pola linear kawasan permukiman, selain itu sistem jembatan penghubung, yang menghubungkan ke rumah-rumah. Untuk itu dapat ditunjukkan bahwa massa bangunan (Solid) dan ruang terbuka (Void) juga berpengaruh pada pola spasial di permukiman suku Bajo di Desa Torosiaje laut. Pola di Desa Torosiaje laut ini menunjukkan bahwa pola terbentuk dari pola linear dan organic. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berubahnya fungsi suatu kawasan akan mempengaruhi pola. Pola terbentuk adanya budaya, geografis, ekonomi, faktor alamiah dan fisik, peraturan pemerintah, massa bangunan dan ruang terbuka.

Bajau sea Torosiaje Village has its own uniqueness which settlements are built on the sea is completely separate from the mainland, closeness is evident in 1982 when the government attempted to relocate the residents housed Bajo for the given piece of land to grow crops, but they do not feel at home and one by one the members of this tribe left the relocation sites and back to the sea. Torosiaje Village neighborhood is a traditional settlement with a model house on stilts. Torosiaje village sea is generally populated by people who are still concerned family and involve family members in the process of making the house, forming a clustered settlements in the coastal marine waters. The process of the development of these settlements grow spontaneously with practical technical and simple and does not eliminate the influence of marine culture lifestyle residents to date. Torosiaje Bajo on this until now, can not be separated from geography and natural environment areas in background background by residents' daily activities as fishermen / sailors The purpose of the study to examine the spatial patterns of settlement in the village of Bajo Torosiaje sea, knowing how spatial patterns that exist in the current sea Torosiaje village with an ethnic look Bajo tribe that lived in the sea which can not be separated from the sea. Data collection methods such as observation made using the rationalistic approach and processed data are descriptive. The development of spatial pattern is influenced by a number of factors, such as physical and natural, socio-cultural, economic, government regulations. The spatial pattern of village settlement Torosiaje sea views from natural factors formed by geographical sea bridge that connects to homes, building mass and open ocean areas. The influence of sea culture in shaping spatial patterns are shown in the pattern-forming elements such as presence of the floating markets, residential floating, floating infrastructure The factors that influence the development of spatial pattern in marine Torosiaje Bajo in the region just as the sea is geography, physical settlement, socio-cultural and economic. Standard rules of settlement affect the site layout of the house, which follows the coastline and form a linear pattern of settlement areas, in addition to the bridge system, which connects to the homes. For it can be shown that the mass of the building (Solid) and open space (Void) also affects the spatial patterns of settlement in the village of Bajo Torosiaje sea. Patterns in the ocean Torosiaje village shows that the pattern formed from linear and organic patterns. It can be concluded that changes in the function of an area will affect the pattern. The pattern formed any cultural, geographic, economic, natural and physical factors, government regulations, building mass and open space.

Kata Kunci : Pola spasial permukiman di perairan laut, Desa Torosiaje laut, suku Bajo