Laporkan Masalah

ANALISIS LANDSCAPE CAPACITY INDUSTRI SEMEN DI PULAU JAWA

I GDE DHARMA ATMAJA, Dr. Eko Haryono, MSi.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Industri semen di Indonesia berkembang dengan pesat, hal ini terlihat dari data produksi semen yang meningkat dari 141 kg ditahun 2007 menjadi mencapai 200 kg per kapita ditahun 2011. Pulau Jawa dengan jumlah penduduk tertinggi menyerap 55,2% dari kebutuhan semen di Indonesia. Tingginya kebutuhan semen di Pulau Jawa menyebabkan sebagian besar industri semen mendirikan pabrik di Pulau Jawa. Karbon dioksida dihasilkan melalui proses pembuatan semen. Ada tiga sumber utama sebagai penghasil terbesar emisi karbon dioksida yaitu, proses kalsinasi, pembakaran bahan bakar fosil, dan penggunaan energi listrik. Karbon dioksida yang dihasilkan oleh industri semen di lepaskan ke alam dan merupakan salah satu penyebab dari pemanasan global. Secara alami karbon dioksida dapat terserap melalui tiga cara yaitu fotosintesis, karstifikasi, dan oleh lautan. Tulisan ini akan membahas tentang sekuestrasi/penyerapan karbon dioksida melalui hutan dan karst. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa hutan memiliki kemampuan menyerap karbon dioksida sebesar 524,172 ton CO2/ha/th, dan karst menurut penelitian sebelumnya memiliki kemampuan serap 50,91 m3/th/km2. Landscape capacity Pulau Jawa ditentukan dengan menggunakan pendekatan model dinamik yang berbasis pada data produksi semen dan karbon dioksida yang dihasilkan. Total produksi selama tahun 2012 menghasilkan 26.921.591 ton CO2, atau 0,77 ton CO2/ton semen yang diproduksi. Kondisi ini akan meningkat lebih dari 100 juta ton CO2 pada sepuluh tahun yang akan datang. Upaya penurunan emisi yang dihasilkan dapat dilakukan dengan memperkecil faktor klinker, penggunaan energi alternatif, dan efesiensi energi listrik. Kata kunci : Landscape Capacity, Industri Semen, Pulau Jawa

Cement industry in Indonesia is growing rapidly, it is seen from the data on cement production increased from 141 kg in 2007 to hit 200 kg per capita in 2011. Java with a population of 55.2% of the highest absorbing cement demand in Indonesia. The high demand for cement in Java causes most cement industry set up a factory in Java. Carbon dioxide is produced through the process of making cement. There are three main sources of the largest emitters of carbon dioxide that is, the calcination process, the burning of fossil fuels, and the use of electrical energy. Carbon dioxide produced by the cement industry in the release into nature and is one of the causes of global warming. Naturally carbon dioxide can be absorbed through the three ways ie photosynthesis, karstification, and by sea. This paper will discuss carbon dioxide sequestration through forest and karst. Previous research states that the forest has the ability to absorb carbon dioxide at 524.172 tons of CO2 / ha / yr, and karst according to previous research has absorptive capability 50.91 m3 / year / km2. Java Landscape capacity is determined by using an approach based on a dynamic model of cement production data and the carbon dioxide produced. Total production for the year 2012 resulted in 26,921,591 tonnes of CO2, or 0.77 tonnes of CO2 / ton of cement produced. This condition will increase by more than 100 million tons of CO2 in the ten years to come. The resulting emission reduction efforts can be made to minimize clinker factor, the use of alternative energy, and electrical energy efficiency. Keywords: Landscape Capacity, Cement Industry, Java Island

Kata Kunci : Landscape Capacity, Industri Semen, Pulau Jawa


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.