Dari pemukiman benteng ke kota administrasi :: Tata ruang kota Purworejo tahun 1831-1930
MUSADAD, Prof.Dr. Djoko Soekiman
2001 | Tesis | S2 SejarahPurworejo merupakan ibu kota kabupaten yang pembangunannya diawali sebagai kota militer kolonial. Dari jenis kota inilah muncul berbagai fasilitas militer dengan simbol-simbol yang mengikutinya. Ruang-ruang kota dihubungkan dengan j alan- jalan yang memudahkan untuk saling berinteraksi bagi kepentingan militer yang kemudian juga untuk memudahkan aktivitas ekonomi. Spasial inti menjadi peneguh kekuasaan kolonial, yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas pemerintahan dengan segala perangkat bangunan pendukungnya. Di samping bangunan tersebut terdapat pemukiman masyarakat tingkat atas (Eropa dan keluarga bupati) terdapat juga beberapa fasilitas pendidikan yang dikelola oleh masyarakat Eropa. Di dalam spasial inti terdapat juga kompleks dalem bupati, yang mempresentasikan simbol pemerintahan tradisional. Di luar spasial inti terdapat spasial transisi, yang di dalamnya terdapat bangunan-bangunan dan ruang tempat berinteraksinya secara intensif antara berbagai etnis. Pada spasial ini terdapat berbagai fasilitas ekonomi dan juga pemukirnan yang beragam. Spasial terluar adalah spasial pinggiran. Pada spasial ini bermukim masyarakat pribumi dengan tempattempat untuk beraktivitas (kebun dan sawah). Walaupun spasial ini masuk pada wilayah kota, tetapi ciri khas desa masih cukup terlihat, yaitu dengan adanya sawah untuk bertani. Di sisi lain di antara masyarakat pribumi yang tinggal di wilayah pinggiran ini terdapat juga yang menjual jasa dan akitivitas ekonomi di dalam spasial transisi kota.
Purworejo is a capital residency where built firstly as military colonial town. There are some military fasilities and symbolic followed based on this carasteristic of town. The symbols are represented by spaces of town and artifacts i.e monumens to carry military existence. The spaces of town are connected by streets to easy interaction town components each other. The core of town become streng symbol colonial power. It’s has varity government and military fasilities. There was a high level society European and the regent’s families) settlement beside the fasilities. There were some education fasilities that is managed by Europe people. Living house regent complex in the core of town was represention of traditional power symbol. The transitional space was outer of this space, which have some buildings and space where intensively interaction among variety of etnics groups. There were some economic fasilities and settlements of variety etnic groups in it. The third space was border space where native people live and where their activities in the field and rice field. Although this space belongeng to the town area, the village’s caracteristics could see clearly, namely rice field and the social living. On the other side among of the people there were peddler or other service and involved in the town economic activities.
Kata Kunci : Sejarah Indonesia,Tata Ruang Kota,Purworejo 1831,1930