HUBUNGAN PENGGUNAAN ASAM TRANEKSAMAT SEBAGAI TERAPI ANTIFIBRINOLITIK TERHADAP SKALA GLASGOW COMA SCALE 7 HARI PERTAMA PADA PASIEN STROKE PERDARAHAN

Christianus Heru S., Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Terapi asam trankesamat sebagai terapi antifibrin olitik pada pasien stroke perdarahan masih digunakan pada beberapa rumah sakit, dengan tujuan mencegah terjadinya perdarahan ulang pasca serangan stroke perdarahan. Perdarahan ulang adalah penyebab outcome buruk yang mengakibatkan penurunan kesadaran bahkan kematian. Pemberian asam traneksamat sebagai antifibrinolitik pada pasien stroke perdarahan dapat mengurangi perdarahan ulang akan tetapi berpotensi mengakibatkan iskemia serebral yang dapat memperburuk kondisi pasien. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian observasional analitik secara cohort, prospektif, dan multicenter. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penggunaan asam traneksamat pada pasien stroke perdarahan. Pengujian statistik dilakukan dengan menganalisa skor GCS pada hari ke-1, hari ke-3, dan hari ke-7 antara kelompok perlakuan yaitu pasien stroke perdarahan yang menerima terapi asam traneksamat sebagai terapi antifibrinolitik di RS Bethesda sebanyak 23 pasien dibandingkan dengan kelompok kontrol yaitu pasien stroke perdarahan yang tidak menerima terapi asam traneksamat sebagai terapi antifibrinolitik di RSUP Dr. Sardjito sebanyak 23 pasien. Hasil analisa statistik independent t testmemperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara skor rata-rata GCS hari ke-1 (p=262), hari ke-3 (p=0,293), dan hari ke-7 (p=0,648) baik di kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hasil analis statistik Mann-Whitney menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna antara membandingkan selisih skor GCS hari ke-1 dan hari ke-7 di kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p=0,158). Pemberian asam traneksamat pada pasien stroke perdarahan (kelompok perlakuan) memberikan respon klinis yang sama dengan pasien stroke perdarahan yang tidak mendapatkan terapi asam traneksamat (kelompok kontrol) berdasarkan penilaian Glasgow Coma Scale(GCS).

Treatment of haemorrhagic stroke using tranexamic acid is still used in some hospitals, to prevent the occurrence of the complication called rebleeding. Rebleeding is an important cause of bad outcomes that result loss of consciousness and even death. The administration of the antifibrinolytic tranexamic acid in patients with haemorrhagic stroke can reduce the occurrence of rebleeding but it also can increase poor outcome caused by cerebral ischemia that can worsen the patient's condition. This study used observational study design, cohort, prospective, and multicenter. The purpose of this study was to determine the effectiveness of the use of tranexamic acid in patients with haemorrhagic stroke. Statistical testing is done by analyzing the GCS score on day 1 st , day 3 rd , and day 7 th between the treatment groups haemorrhagic stroke patients who received tranexamic acid therapy as antifibrinolytic therapy in Bethesda Hospital for 23 patients compared with a control group of patients haemorrhagic stroke who did not receive therapy as tranexamic acid antifibrinolytic therapy in the Dr. Sardjito Hospital for 23 patients. The statistical analysis of the independent t test showed that there was no significant difference between the average GCS score of day 1st (p=262), day 3rd (p=0.293), and day 7th (p=0.648) between treatment group and control group. The statistical analysis of the Mann-Whitney showed that there wasn’t significant difference comparing the difference between the pre and post GCS score at treatment group and control group (p=0.158). Administration of tranexamic acid in patients with haemorrhagic stroke (treatment group) gives the same clinical response compare to the patients who did not receive tranexamic acid therapy (control group) based on assessment of the Glasgow Coma Scale score (GCS)

Kata Kunci : Stroke perdarahan, asam traneksamat, Glasgow Coma Scale(GCS), antifibrinolitik