Hasil pemeriksaan Bakteri Tahan Asam dibandingkan dengan kultur di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada peiode 2010 - 2013

LA ODE MUHAMMAD FAHD MAKTA W., dr. R.Ludhang P.R., M.Biotech; Dr.Dra.Ning Rintiswati, M.KEs

2014 | Skripsi | PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang : WHO dalam Global Tuberculosis Report 2013 menyatakan terdapat 22 negara yang masuk dalam kategoti High Burden Countries, Indonesia berada dalam urutan kelima. Setiap tahun insidensi tuberkulosis di Indonesia meningkat sampai 528.000 dengan angka kematian mencapai 91.000 orang. Menurut American Thoracic Society dan WHO, diagnosis tuberkulosis adalah dengan menemukan Mycobacterium tuberculosis dalam pemeriksaan sputum atau jaringan paru secara biakan. Kuman BTA yang ditemukan secara mikroskopis pada sediaan sputum sebenarnya sudah dapat digunakan untuk mendiagnosis TB. Standar baku dengan kultur bakteri baru akan tampak setelah 4 sampai 6 minggu. Waktu ini dirasa relatif lama untuk menentukan diagnosis dan memulai terapi. Tujuan : Mengetahui hasil pemeriksaan Bakteri Tahan Asam dibandingkan dengan kultur pada spesimen sputum yang diperiksa di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Metode : Data hasil pemeriksaan BTA di Laboratorim Mikrobiologi UGM tahun 2010 sampai 2013 dilihat hasil pemeriksaan kulturnya. Dari hasil pemeriksaan kultur tersebut data akan dianalisis dan diinterpretasi dengan menggunakan uji diagnostik X2 untuk mengetahui sensitivitas dan spesifisitasnya. Hasil : Hasil uji menunjukkan pemeriksaan BTA memiliki sensitivitas 82% yang menunjukkan bahwa uji tersebut memiliki hasil yang positif pada 82% kelompok yang terkena tuberkulosis. Spesifisitas pemeriksaan BTA sebesar 89%, yang berarti bahwa uji tersebut akan menunjukkan hasil yang negatif pada 89% kelompok yang tidak menderita tuberkulosis.

Background : WHO in the Global Tuberculosis Report 2013 shows there are 22 countries belongs to High Burden Countries category, Indonesia is on fifth rank. Every years the incidence of tuberculosis in Indonesia is rising up to 528.000 with death rate up to 91.000 people. According to the American Thoracic Society and WHO, tuberculosis are diagnosed by finding Mycobacterium tuberculosis in sputum examination or lung tissue culture. The founding of Acid Fast Bacilli in microscopic examination of sputum are sufficient to diagnose tuberculosis. The results from gold standard examination with bacteria culture are visible after 4 to 6 weeks. This method takes a very long time to shows the results and thus causing delayed treatment. Objective : To knows the results from Acid Fast Bacilli (AFB) examination compared to sputum culture speciment in Microbiology Laboratory Faculty of Medicine Universitas Gadjah Mada. Method : Results from AFB examination in Microbiology Laboratory Universitas Gadjah Mada from 2010 to 2013 are compared with its results from culture examination. Data are analyze and interpreted using Chi Square (X2) to find the sensitivity and specificity Result : Results shows the sensitivity of AFB examination is 82%, which means 82% from tuberculosis patient are showing positif response. The specificity from AFB examination is 89% which means 89% from healthy peeople are showing negatif response.

Kata Kunci : Mycobacterium tuberculosis, BTA, Lowenstein Jensen, Ziehl Neelsen, Sensitivitas, Spesifisitas.