Laporkan Masalah

Profil pondok pesantren Muhammadiyah pasca konflik :: Studi pada Pondok Karangasem dan Modern di Paciran Lamongan

ISLAMIYAH, Prof.Dr. Sunyoto Usman

2001 | Tesis | S2 Sosiologi

Sesuatu yang unik pada dunia pesantren adalah begitu banyaknya variasi antara pesantren yang satu dengan pesantren lainnya, walaupun dalam berbagai aspek dapat pula diketemukan kesamaan-kesamaan umumnya. Variasi tersebut akan bisa kita jumpai apabila kita bisa berfikir secara analitis untuk memperoleh konsep mengenai suatu pesantren dan dapat pula menjabarkan prospek perkembangan pesantren itu dalam bentuk yang lebih mendatail dari hasil analisa dapat diperoleh variabel-variabel strukturil seperti bentuk kepimpinan, organisasi pengurus, dewan kyai atau dewan guru, susunan rencana pelajaran, kelompokkelompok santri, bagian-bagian hgsional yang khusus, dan seterusnya, yang apabila dibandingkan antara satu pesantren dengan pesantren lainnya, dari salah satu daerah lainnya atau dari satu aliran ke aliran lainnya, maka kita peroleh tipologi dan variasi dunia pesantren. Jawa Timur dapat disebut sebagai pusat pondok-pondok terbesar di Jawa, malahan mungkin di Indonesia. Konsentrasi daerah pesantren sebenarnya adalah di bagian timur wilayah ini.Desa Paciran, Lamongan, Jawa Timur berada 40 Km ke arah barat laut dari Surabaya di pantai utara pulau Jawa dan 30 Km arah timur dari kota Tuban serta 30 Km utara dari kota Lamongan. Terdapat empat pondok pesantren dan tiga Yayasan pendidikan formal. Sebelum tahun 1985, lembaga pendidikan Muhammadiyah dikelola secara bersamaan, namun konflik kepentingan dan pribadi telah menyebabkan organisasi ini pecah menjadi dua. Satu organisasi di bawah pondok pesantren Karangasem yang dikelola secara kekeluargaan pada waktu itu, organisasi yang lain mendirikan pondok pesantren sendiri dengan nama pondok Modern Muhammadiyah Paciran. Profil dari pasca konflik Kedua pondok Muhammadiyah tersebut (Karangasem dan Modern) mengakibatkan dampak negatif dan positif Dampak positifnya adalah adanya kompetisi untuk membangun pondoknya masing-masing dengan mendirikan lembaga pendidikan keagamaan dari TK, MI, MTS, MA, sampai perguruan Tinggi. Sedangkan dampak negatifnya adalah terpecahnya komunitas Muhammadiyah di desa Paciran selama sembilan belas tahun sejak terpecahnya pondok Muhammadiyah pada tahun 1983 sampai sekarang. Terpecahnya komunitas Muhammadiyah tersebut terbag menjadi dua, pertama lembaga organisasi yang dibina oleh pondok Modern Muhammadiyah Paciran dan lembaga organisasi yang dibina oleh pondok Karangasem Paciran. Kedua organisasi Muhammadiyah ini kemudian saling berkompetisi menduduki jabatan pimpinan cabang/ranting Muhammadiyah Paciran, Pimpinan cabang Muhammadiyah Paciran adalah didominasi oleh pengurus pondok Modern Muhammadiyah Paciran, jadi secara psikologis terdapat kecemburuan sosial yang mendalam untuk berkompetesi menduduki jabatan pimpinan cabang/ranting Muhammadiyah Paciran, sehingga dengan adanya persaingan tersebut Komunitas Muhammadiyah di desa Paciran tidak bisa bersatu.

Something unique in the pesantren world is that there are a lot of varieties between one pesantren to another, although in many kinds of aspects can be found the similarities in general as well. These varieties will be found if we able to think analitically in achieving the concept about pesantren and we can describe the prospect of pesantren development in a more detail from the result of the board, the council of kyai or the council of teachers, the schedule of lesson planning, the santris's group, the special functional section and so forth that they are compared between one pesantren to another or from one thought to another, so we have typology and variety of pesantren world. East Java can be called as a centre of the greatest Islamic Boarding School in Java, even probably in Indonesia. Concentration regional pesantren actually is in the Eastern. Paciran village, Lamongan, East java located in 40 kilometres to the Northwest from Surabaya at North beach of java and 30 kilometres to the Eastern from Tuban city and 30 kilometres of North from Lamongan city. There are four Islamic Boarding School and there are three Islamic Formal Foundation. Before the year of 1985, the Muhammadiyah Education Board are managed togetherly but there is interest and personal conflict cause this organization is fractioned into two groups. One organization time, the other organization found theit own pesantren by the name Modern Muhammadiyah (Karangasem and Modern) cause the negative and positive impacts. The positive impact is that there is competition in building their own pesantren throuh building religious education centre like kindergarteen, Islamic Basic School, Islamic junior High School and Islamic senior Hight School to College. While the negative impact is that the fiction of Muhammadiyah community at the Paciran village fro nineteen years since the friction of Muhammadiyah pesantren in 1983 till now. The friction of Muhammadiyah Community is divided into two, first the organization is conducted by Modern Muhammadiyah Pesantren Paciran and the board of organization conducted by Pesantren Karangasem Paciran. The both Muhammadiyah organization then compete each other in achieving position of branch leader Muhammadiyah Paciran. The chief of Muhammadiyah Paciran is dominated by the board of Modem Muhammadiyah Pesantren Paciran. Thus psychologically there is deep social jealous to Paciran so that by the competition like that the community of Muhammadiyah in Paciran is not in unity.

Kata Kunci : Konflik Antar Kelompok,Pondok Pesantren Muhammadiyah


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.