KAJIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT ALIH FUNGSI LAHAN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI BRANTAS HULU, KOTA BATU, PROVINSI JAWA TIMUR
Mahro Syihabuddin, Prof. Dr. Totok Gunawan, M.S.
2014 | Tesis | S2 Ilmu LingkunganPerkembangan wilayah dan pertumbuhan penduduk di Kota Batu dari tahun ke tahun sangat pesat. Hal ini berimplikasi pada alih fungsi lahan dan kerusakan lingkungan yang terjadi di DAS Brantas Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji alih fungsi lahan berdasarkan kondisi eksisting; 2) mengkaji bentuk dan tingkat kerusakan lingkungan; dan 3) merumuskan strategi pengelolaan kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan di DAS Brantas Hulu, Kota Batu. Penentuan titik sampel pada penelitian ini menggunakan metode stratified sampling, yaitu penentuan titik sampel yang dipilih berdasarkan pertimbangan penggunaan lahan, topografi, dan fungsi kawasan. Analisis alih fungsi lahan dilakukan dengan menginterpretasi secara visual kondisi penggunaan lahan menggunakan Citra Satelit tahun 2000 dan 2010. Kerusakan lingkungan abiotik dan biotik dianalisis melalui metode deskriptif kualitatif hasil survei lapang dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alih fungsi yang terjadi yaitu hutan lahan kering menjadi hutan tanaman sebesar 1.793,22 hektar (36,56 persen), alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman sebesar 863,91 hektar (17,62 persen), alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian sebesar 449,44 hektar (9,16 persen), alih fungsi hutan menjadi permukiman sebesar 309,68 hektar (6,32 persen), serta alih fungsi pertanian lahan kering menjadi hutan tanaman sebesar 309,38 hektar (6,31 persen). Berkurangnya tutupan vegetasi akibat alih fungsi lahan menimbulkan kerusakan lingkungan, seperti longsor dan limpasan permukaan. Disamping faktor abiotik dan biotik, kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi penduduk, antara lain sumber mata pencaharian, teknik dan strategi pengelolaan lahan, nilai kearifan lokal, tingkat kesejahteraan masyarakat, ketimpangan pengetahuan dan ketrampilan, serta identitas kepemilikan lahan. Strategi pengelolaan kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan di DAS Brantas Hulu, Kota Batu antara lain: mengembangkan diversifikasi pekerjaan; diversifikasi usahatani; peningkatan produktivitas lahan berbasis konservasi DAS; menerapkan bentuk insentif dan disinsentif; memperketat perizinan lokasi; rebosiasi dan penghijauan; pembuatan sumur resapan, rorak, dan teras gulud; serta penanggulangan dan pencegahan tanah longsor.
The development of territories and population growth in the Batu city from year to year is very rapidly. This implies to the landuse exchange and environmental damage that occurs in Upper Brantas Watershed. This research aims to: 1) examines the landuse exchange based on existing condition; 2) examines the forms and extent of environmental damage; and 3) formulate a management strategies of environmental damage due to landuse exchange in Upper Brantas Watershed. The determination of sample point to this research using a stratified sampling method, i.e. the determination of sample point which is selected based on the consideration of landuse, topography, and regional function. Landuse exchange analysis done with visually interpretation on the condition of landuse, using 2000 and 2010 satellite images. The abiotic and biotic environmental damage analyzed through a descriptive and qualitative method of survey results and secondary data. The results showed landuse exchange that happened is dry land forests into the plant forests of 1.793,22 hectares (36,56 percent), exchange of agricultural land into a settlement amounting to 863,91 hectares (17,62 percent), exchange of forests into agricultural land of 449,44 hectares (9,16 percent), exchange of forests into settlements amounting to 309,68 hectares (6,32 percent), and exchange of agricultural dry land into forest plants amounted to 309,38 hectares (6,31 percent). Reduced vegetation cover due to landuse exchange gives rise to environmental damage, such as landslides and surface runoff. Besides the abiotic and biotic factors, environmental damage due to landuse exchange is also affected by the socioeconomic situation of the population, among other sources of livelihoods, land management strategies and techniques, local wisdom values, level of community welfare, inequality of knowledge and skills, and the identity of land holdings Management strategies of environmental damage due to landuse exchange in the Upper Brantas Watershed, Batu City, among others: developing diversification of employment; diversification of farming; increased productivity of land based on watershed conservation; apply the form of incentives and disincentives; tighten locations licensing; reforestation and afforestation; the making of catchment wells, rorak, and gulud; and countermeasures and prevention of landslides.
Kata Kunci : kerusakan lingkungan, alih fungsi lahan, DAS Brantas Hulu