Laporkan Masalah

ANGKA KUMAN UDARA DAN LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

WINDI WULANDARI, Prof. Dr. dr Adi Heru Sutomo, M. Sc ; Dra Susi Iravati, Apt., Ph.D

2014 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Salah satu sasaran pembangunan kesehatan adalah lingkungan sehat termasuk lingkungan rumah sakit. Kualitas lingkungan di rumah sakit menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan, karena beberapa cara transmisi kuman penyebab infeksi dapat terjadi melalui droplet, airborne maupun kontak langsung. Penyebaran infeksi nosokomial di rumah sakit dapat terjadi pada fasilitas yang ada di rumah sakit seperti pada ruang pembedahan atau operasi, ruang gawat darurat, instalasi rawat jalan, dan ruang rawat inap. Tujuan: Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan angka kuman udara dan lantai pada ruang rawat inap Rumah Sakit PKU Muhammadiyah. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ruangan rawat inap yang ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah total seluruah ruangan bangsal berjumlah 5 ruangan. Data dikumpulkan dengan menggunakan check list, pengukuran suhu, kelembaban, pencahayaan, angka kuman udara dan angka kuman lantai. Analisis data menggunakan Uji korelasi pearson untuk melihat hubungan antar variabel dan ANOVA untuk melihat perbedaan. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah pasien dengan angka kuman udara (p = 0,037, r = 0,900), tidak terdapat hubungan antara jumlah penunggu dengan angka kuman udara (p = 0,505, r = 0,400), terdapat hubungan antara jumlah pengunjung dengan angka kuman udara (p = 0,037, r = 0,900), tidak terdapat hubungan antara sanitasi ruang dengan angka kuman udara (p = 1,000, r = 0,000), tidak terdapat hubungan antara jumlah pasien dengan angka kuman lantai (p = 0,283, r = -0,602), tidak terdapat hubungan antara jumlah penunggu dengan angka kuman lantai (p = 0,420, r = -0,474), terdapat hubungan antara jumlah pengunjung dengan angka kuman lantai (p = 0,032, r = -0,910), tidak terdapat hubungan antara sanitasi ruang dengan angka kuman lantai (p = 0,991, r = -0,007), tidak ada perbedaan angka kuman udara berdasarkan hari (p = 0,82, F = 2,121), tidak ada perbedaan angka kuman lantai berdasarkan hari (p = 0,226). Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah pasien dan jumlah pengunjung dengan angka kuman udara rerata per minggu di ruang rawat inap. Jumlah pasien dan jumlah pengunjung merupakan variabel yang paling kuat korelasinya memberikan kontribusinya terhadap angka kuman udara di ruang rawat inap rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Background: One of the objectives of health development is a healthy environment including hospital environment. The quality of hospital environment becomes one of that needs to be considered, because of there are some ways of transmission of germ that causing infection could occured through droplet, airborne or direct contact. The spreading of nosocomial infections in hospitals may occur at existing facilities in the hospital such as theatre or surgery room, emergency room, outpatient installation, and patient room. Objective: To determine the factors those are related to the number of bacteria in the air and floor of in patient room of PKU Muhammadiyah Hospital Yogyakarta. Methods: The study was an observational analytic cross-sectional study design. The populations in this study were all of inpatient rooms at PKU Muhammadiyah Hospital of Yogyakarta. The samples of the observation were all five wards. Data were collected using a check list, measuring temperature, humidity, lighting, number of bacteria in air and floor. Data were analyzed using Pearson correlation test to examine the relationship between variables and using Anova to see the differences. Results: The results showed a significant relationship exists between the number of patients with air bacteria rate (p = 0.037, r = 0.900), there is no correlation between the number of waiters and the number of air bacteria amount (p = 0.505, r = 0.400), there is correlation between the number of visitors and the number of air bacteria (p = 0.037, r = 0.900), there is no correlation between the number of air bacteria of sanitary room (p = 1.000, r = 0.000), there is no correlation betwen the number of patients with floor bacteria rate (p = 0.283, r = -0.602), there is no correlation between the number of waiters with the number of floor bacteria rate (p = 0.420, r = -0.474), there is correlation between the number of visitors to the number of floor bacteria (p = 0.032, r = -0.910), there is no correlation between sanitation floor space with a number of bacteria (p = 0.991, r = -0.007), there is no difference between the number of bacteria by the day (p = 0.82, F = 2.121), there is no difference in the number of floor bacteria by day (p = 0.226). Conclusion: There is significant correlation between the number of patients and the number of visitors to the average air bacteria rate per week in patient room. The number of patients and the number of visitors are the most powerful variable correlation contributed to the number of bacteria in the air in patient room PKU Muhammadiyah hospital Yogyakarta.

Kata Kunci : angka kuman udara, angka kuman lantai, ruang rawat inap, sanitasi, rumah sakit


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.