PERBANDINGAN ANTARA SIMPLE NUTRITIONAL SCREENING TOOL (SNST) DENGAN MINI NUTRITIONAL ASSESSMENT- SHORT FORM (MNA-SF) TERHADAP ANTROPOMETRI DAN BIOKIMIA PASIEN LANJUT USIA DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
Meike Mayasari, Prof. Dr. Dra. Wiryatun Lestariana, Apt
2014 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar belakang : jumlah penduduk lanjut usia (lansia) semakin bertambah dengan meningkatnya umur harapan hidup. Hal ini menjadi tantangan untuk diselesaikan bersama terkait dengan berbagai masalah kesehatan yang dialami lansia seperti halnya malnutrisi energi proetin (kurang gizi). Prevalensi malnutrisi yang tinggi berhubungan dengan outcome perawatan yang buruk. Diperlukan alat skrining yang tepat, mudah dan murah untuk mendeteksi malnutrisi pada lansia sehingga dapat diberikan intervensi yang tepat dan cepat dalam upaya meningkatkan outcome klinis. Alat skrining MNA-SF dikembangkan khusus untuk digunakan kepada lansia, namun masih membutuhkan pengukuran antropometri dan perhitungan secara matematika. Alat skrining baru SNST yang dikembangkan untuk mengidentifikasi risiko malnutrisi pada orang dewasa yang sangat mudah, murah, tidak invasif dan tidak memerlukan perhitungan secara matematika serta pengukuran antropometri. Uji validitas alat skrining SNST pada lansia belum pernah dilakukan sebelumnya. Tujuan : penelitian ini bertujuan menganalisis validitas alat skrining gizi SNST dibandingkan dengan MNA-SF terhadap antropometri dan biokimia pasien lansia di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Metode : penelitian cross-sectional untuk menguji validitas alat skrining SNST yang dibandingkan dengan MNA-SF pada 268 pasien yang dirawat inap di rumah sakit berusia ≥ 60 tahun. Kriteria eksklusi melip uti pasien dengan kelainan jiwa dan pasien dalam kondisi edema atau asites. Pengukuran antropometri yang dilakukan yaitu indeks massa tubuh (IMT) dan lingar lengan atas (LILA). Data biokimia berupa albumin, hemoglobin (Hb) dan total lymphocyte count (TLC) diperoleh melalui rekam medis pasien. Hasil : skrining gizi SNST memiliki sensitivitas 88,3%; spesifisitas 95,2%; nilai duga positif 98,4%; nilai duga negatif 77,1%; dan luas area di bawah kurva ROC 0,918. Skrining gizi SNST sama baiknya dengan MNA-SF dalam membedakan pasien lansia yang berisiko dan tidak berisiko malnutrisi berdasarkan antropometri dan biokimia. Pasien lansia yang berisiko malnutrisi berdasarkan SNST memiliki nilai IMT, LILA, albumin, hemoglobin dan TLC yang lebih rendah dibandingkan dengan yang tidak berisiko. Kesimpulan : skrining gizi SNST merupakan alat skrining gizi yang murah, mudah, tidak invasif, tidak memerlukan pengukuran antropometri dan memiliki validitas yang baik untuk digunakan mengidentifikasi pasien lansia yang berisiko malnutrisi di rumah sakit.
Background : the number of elderly population is continue to increase as life expectancy has increased. This becomes a challenge to be resolved as elderly susceptible to various health problems including protein energy malnutrition. High prevalence of malnutrition related to adverse outcomes in elderly patient. A suitable, simple and inexpensive nutritional screening tool is required to detect malnutrition on elderly so that a suitable intervention can be given as early as possible to improve outcome. MNA-SF is a screening tool developed specifically for elderly patient, however, it still requires anthropometric measurement and mathematic calculation. The new nutritional screening tool, SNST, which was developed to identify malnutrition risk in adult patient, is a very easy, inexpensive and does not require mathemat ical calculatio n and anthropometric measurement. However, the validity of SNST to identify elderly patients who are at risk from malnutrition has not been tested yet. Objective : the aim of this study was to analyze the validity screening tool SNST compared with MNA-SF against anthropometry and biochemical of elderly patient in Dr. Sardjito Hospital Method : a cross sectional study was conducted to 268 elderly who were inpatient in RS Sardjito to test the validity of SNST compared with MNA-SF. Patients with mental disorders and oedema or ascites were excluded. BMI and mid upper arm circumference (MUAC) data were obtained from direct measurements, whereas biochemical data such as albumin, haemoglobin and total lymphocyte count obtained from patient’s medical record. Result : SNST screening tool had sensitivity 88.3%, specificity 95.2%, positive predictive value 98.4%, negative predictive value 77.1%, and area under ROC curve 0.918. SNST was also as good as MNA-SF in distinguishing elderly patients at risk and not at risk of malnutrition. Subjects who were at risk for malnutrition according SNST screening tool had significantly lower values of BMI,MUAC, albumin, hemoglobin and TLC than subjects who were not at risk for malnutrition. Conclusion : SNST screening tool is inexpensive, easy, non invasive screening tool that not require anthropometric measurement and has good validity to identify elderly patients, who are at risk for malnutrition in the hospital.
Kata Kunci : malnutrisi, SNST, MNA-SF, IMT, LILA, Albumin, Hb dan TLC