Laporkan Masalah

ANALISIS PENELUSURAN BANJIR AKIBAT KERUNTUHAN BENDUNGAN (Studi Kasus : Bendungan Gonggang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur)

Widi Pradipta, Prof. Dr. Ir. Bambang Yulistiyanto.

2014 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Penyebab utama keruntuhan bendungan sebagian besar disebabkan karena terjadinya overtopping dan piping. Keruntuhan bendungan tersebut akan menimbulkan banjir bandang yang sangat besar, sehingga mengakibatkan bencana yang sangat dahsyat di daerah hilir berupa kemungkinan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan harta benda. Untuk mengurangi besarnya resiko yang terjadi, maka dapat dilakukan penelusuran banjir akibat runtuhnya bendungan, sehingga hasil dari penelusuran tersebut dapat dijadikan sebagai bahan dalam rangka mitigasi bencana banjir akibat keruntuhan bendungan. Analisis yang dilakukan, menggunakan bantuan software HEC-RAS dengan memperhatikan parameter-parameter penyebab runtuhnya bendungan diantaranya: lebar akhir bidang runtuhan bendungan (b), berapa lama terjadinya keruntuhan (), dan kemiringan bidang runtuhan bendungan (z). Dengan hidrograf banjir yang didapatkan, dilakukan pemetaan daerah rawan banjir akibat keruntuhan bendungan. Hasil Penelitian menunjukan bahwa keruntuhan bendungan yang disimulasikan sangat dipengaruhi oleh parameter-parameter yang diinputkan, terutama pada kemiringan bidang runtuhan (z) dan lebar akhir rekahan (b). Dari hasil simulasi yang dilakukan, keruntuhan akibat overtopping dengan z : 1, b : 60 menghasilkan debit banjir puncak paling tinggi dan berbahaya untuk daerah di hilir bendungan. Untuk beberapa titik tinjau diantaranya di sta. 3+750 dan sta. 4+000 (Desa Teken); sta. 5+000, sta. 5+250 (Kampung Jenar) dan sta. 5+500 (Kampung Cileng); sta. 7+000 dan 7+250 (Desa Sombo Jahe) dari hasil simulasi menunjukkan bahwa daerah-daerah tersebut akan mengalami banjir dengan kedalaman 1,7 hingga 4 meter, dalam waktu yang relatif cukup singkat, dimana waktu datang gelombang banjirnya rata-rata 10 hingga 16 menit dan waktu mencapai debit puncak rata-rata 23 hingga 28 menit dengan kecepatan rata-rata 25 m/s, sedangkan untuk debit puncak 8.478,49 hingga paling tinggi mencapai 9.953,95 m 3 /s. Dari hasil simulasi tersebut, menunjukkan bahwa sangat diperlukan adanya rencana tindak darurat, berupa pemasangan sistem peringatan dini dan jalur evakuasi serta tempat-tempat pengungsian yang memadai.

The main causes of dam failure largely due to the occurrence of overtopping and piping. The failure of the dam would cause a flash flood, which resulting in extremely disaster in downstream areas such as the possibility of loss of life and property damage. To reduce the magnitude of the risk occurring, then it can do a search of flooding due to the collapse of the dam, so that the results of flood routing can be used as an ingredient in order to mitigate catastrophic flooding due to dam collapse. The analysis is performed, using HEC-RAS software with regard parameters cause the collapse of the dam include: a wide field of debris dams (b), how long the collapse (), and the slope of the dam debris field (z). With the flood hydrograph is obtained, the mapping of flood prone areas as a result of the failure of the dam. The analysis showed that a simulated dam failure is strongly influenced by the input parameters, especially in the field of debris slope (z) and the final fracture width (b). From the results of simulations carried collapse due to overtopping with z: 1, b: 60 obtained the highest peak flood discharge and dangerous for the downstream of the dam. For the review of them at some point sta. 3 +750 and sta. 4 +000 (Teken Village); sta. 5 +000, sta. 5 +250 (Jenar Village) and sta. 5 +500 (Cileng Village); sta. 7 +000 and 7 +250 (Sombo Jahe Village), the simulation indicate that these areas will be flooded to a depth of 1.7 to 4 meters, within a relatively short time, with time the flood wave came an average of 10 to 16 minutes and reach peak discharge an average of 23 to 28 minutes with an average speed of 25 m/s, and the peak discharge reaches 8.478,49 to 9.953,95 m 3 /s. From the simulation results, show that it is necessary to have an emergency action plan, such as the installation of early warning systems and evacuation routes and evacuation areas are adequate.

Kata Kunci : bendungan, overtopping, piping, hidrograf banjir, dan HEC-RAS


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.