PENOLAKAN CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA OLEH UNI EROPA

Retno Ayu Debora M., Dr. Maharani Hapsari MA

2014 | Tesis | S2 Ilmu Politik/Hubungan Internasional

Penelitian ini bertujuan menganalisis alasan penolakan Uni Eropa terhadap Crude Palm Oil (CPO) Indonesia, dengan menggunakan teori neo-merkantilisme. Teori neo-merkantilisme merupakan perkembangan dari kebijakan merkantilisme yang digunakan pada era perdagangan internasional yang liberal. Teori neo merkantilisme menjelaskan adanya kecenderungan negara untuk menggunakan ekonomi untuk mencapai kepentingan. Terdapat empat hal penting dalam neo merkantilisme yang digunakan sebagai alat oleh negara untuk mencapai kepentingannya, yaitu proteksionisme, promosi “infant industries”, pendidikan, dan infrastruktur. Hasil dari analisis yang menggunakan teori neo-merkantilisme ini menjelaskan tentang bagaimana Uni Eropa menggunakan kebijakan kebijakannya untuk melindungi industri tertentu, yang dalam hal ini adalah industri energi dan tanaman energi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penolakan crude palm oil (CPO) Indonesia tidak dapat terlepas dari upaya Uni Eropa untuk melindungi industrinya, khususnya melalui kebijakan proteksionisme dan juga promosi dalam penggunaan energi terbarukan. Kebijakan proteksionisme dan promosi tersebut tertuang dalam Common Agricultural Policy (CAP) dan Renewable Energy Directive (RED). Kedua kebijakan ini menjadi alat Uni Eropa untuk melindungi industri energinya sekaligus untuk meningkatkan perkembangan tanaman energinya. Selama ini CPO menjadi minyak nabati dan bahan baku energi yang diminati di dunia. Sehingga untuk dapat bersaing dengan CPO, Uni Eropa melakukan proteksi terhadap industrinya. Penelitian ini diharapkan mampu menjelaskan tentang fenomena dalam hubungan internasional, mengenai upaya negara atau kawasan dalam menjaga industrinya agar dapat bersaing dalam perdagangan internasional.

This research aims to analyze the reason for rejection of the European Union on Indonesian crude palm oil (CPO), by using the theory of neo-mercantilism. The theory of neo-mercantilism is an outgrowth of mercantilism policies used in the era of liberal trading. The theory of neo-mercantilism explains the tendency of states to use economy to achieve the interests. There are four important things in neo mercantilism, which is used as atool by the state to achieve its interests, that is protectionism, the promotion of “infant industries”, education, and infrastructure. The results of the analysis using the theory of neo-mercantilism descrives how the European Union uses its policies to protect certain industries, which in this case is the industry of energy and energy crops. The conlusion of this research is that the rejection of Indonesian crude palm oil (CPO) can not be separated from efforts of the European Union to protect its industry, particularly through protectionism and promotion in the use of renewable energy. Protectionism and promotion policy is contained in the Common Agricultural Policy (CAP) and the Renewable Energy Directive (RED). Both of these policies is the instruments of European Union to protect its energy industry as well as to promote the development of energy crops. During this CPO is a vegetable oil and raw materials in the world’s energy demand. So that, to be able to compete with palm oil, the European Union do a protection for its industry. This research is expected to explain the phenomenon in international relations, regarding the efforts of state or region to maintain its industry to compete in international trade.

Kata Kunci : Uni Eropa, Crude Palm Oil (CPO), Neo-merkantilisme, Proteksionisme, Common Agricultural Policy (CAP), Renewable Energy Directive (RED)