RENCANA BISNIS PETERNAKAN PENGGEMUKAN SAPI CV. LIMOU FARM GROUP
Roby Adi Wijaya, Sudiyanti, SE., M.Sc.
2014 | Tesis | S2 Magister ManajemenDaging sapi merupakan salah satu kebutuhan protein hewani yang dikonsumsi masyarakat Indonesia setelah daging ayam. Kebutuhan daging sapi di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat. Pemerintah belum dapat memenuhi kebutuhan tersebut dari dalam negeri, sehingga pemerintah melakukan impor sapi hidup maupun daging beku untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pemerintah Indonesia mengimpor sebanyak 85.000 ton daging sapi dari Negara tetangga pada tahun 2012. Keadaan tersebut menjadikan sebuah peluang bisnis untuk membuat sebuah peternakan sapi. Peternakan sapi yang tidak membutuhkan waktu terlalu banyak yaitu peternakan sapi yang berfokus pada penggemukan sapi. Bisnis peternakan penggemukan sapi hanya membutuhkan waktu selama 4 bulan untuk dapat memanennya. Peternakan ini menggunakan metode penggemukan secara intensif. Sapi tidak dilepas melainkan diletakkan di kandang selama 4 bulan dan diberi pakan hijau dan konsentrat. Bisnis ini masih jarang dijalankan di DI Yogyakarta. Hal tersebut merupakan peluang usaha yang didirikan di wilayah DI Yogyakarta. Sapi yang diternak berjenis sapi impor seperti limousine, simental, dan brahman. Pertumbuhan berat badan sapi jenis impor rata-rata sebesar 1,5 kg/hari. Berdasarkan data yang diperoleh dari survei, dan peneliti mengolah data tersebut dengan menganalisis kekuatan dari pesaing, pemasok-pemasok yang berkompeten, dimana bisnis ini masih memiliki peluang yang besar untuk dijalankan. Hal tersebut diperlihatkan dari skenario keuangan pada posisi normal yang dilakukan, dimana NPV yang dimiliki sebesar RP. 54 juta, IRR bernilai positif dan diatas suku bunga bank yaitu 17,186% dan PP nya hanya 3,38 tahun.
Beef is one of the needs of the animal protein consumed by the people of Indonesia after the chicken meat. The demand of beef in Indonesia is increasing every year. The government cannot meet the needs of the country, so the government to import live cattle and frozen meat to meet those needs. Indonesian government to import 85,000 tonnes of beef from neighboring countries in 2012. The state makes a business opportunity to make a cattle farm. Dairy farms that do not require too much time is a farm is focusing on fattening beef cattle. Cattle breeding business just takes time for 4 months to be able to harvest it. Fattening farms using intensive methods. Cattle are not released but placed in the cage for 4 months and it was given the green feed and concentrate. This business is still rarely carried out in DI Yogyakarta. This is a business opportunity that was established in the territory of Yogyakarta. Cattles were bred cattle imports such as limousine, simental, and brahman. Cattle’s weight growth types imported an average of 1.5 kg / day. Based on the data obtained from the survey, researchers to process the data by analyzing the strength of competitors, competent suppliers, where the business still has a great chance to run. This is demonstrated on normal financial scenarios performed, where NPV owned by 54 million rupiahs, IRR is positive and above the bank rate is 17.186 % and the PP was only 3.38 years.
Kata Kunci : peternakan penggemukan sapi, metode penggemukan intensif, , analisis fungsional