Laporkan Masalah

Pengembangan Desain dan Pembuatan Alat Pemanen Kelapa Sawit dengan Mekanisme Penggerak Cylindrical Cam

AZIZ RIZKY UJIANTO, Ir. Subagio, M.Sc. ; Dr. Ir. Subarmono, M.T., P.E.

2014 | Skripsi | TEKNIK MESIN

Sebagian besar proses pemanenan kelapa sawit di Indonesia masih menggunakan cara tradisional menggunakan alat bantu berupa dodos dan egrek. Pada pengoperasiannya kedua alat ini membutuhkan tenaga manusia yang besar. Hal ini menyebabkan sebagian besar pekerja tidak mampu bekerja lebih dari empat jam per hari. Selain itu muncul dampak buruk bagi kesehatan pekerja, yaitu terjadinya gangguan otot rangka atau musculoskeletal disorders (MSDs). MSDs menyebabkan sebagian besar pekerja terganggu pekerjaannya dan sebagian kecil tidak dapat bekerja. Oleh karena itulah dilakukan pengembangan desain suatu alat pemanen kelapa sawit yang menggunakan sistem penggerak cylindrical cam yang tidak membutuhkan tenaga besar untuk mengoperasikannya dan mudah perawatannya sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktifitas pekerja. Penggerak utama alat pemanen kelapa sawit ini adalah motor bakar dua langkah 33,8cc dari mesin pemotong rumput gendong. Pengembangan desain berdasarkan pada desain alat pemanen kelapa sawit yang telah dikembangkan sebelumnya. Pengembangan desain sangat memperhatikan faktor-faktor dalam proses manufaktur, efisiensi penggunaan material, segi perawatan alat dan segi estetika. Dari hasil pengembangan desain dan proses manufaktur, dihasilkan alat pemanen kelapa sawit yang mudah dalam perawatan dan tetap memiliki segi estetika. Alat yang telah dibuat ini memiliki massa total 2,6 kg dan mampu memotong sebuah pelepah daun kelapa sawit dalam waktu 1,28 menit dengan konsumsi bahan bakar sebesar 33,34 ml / pelepah. Setelah dilakukan pengujian, alat pemanen kelapa sawit ini mampu bekerja dengan baik, namun masih memerlukan beberapa pengembangan. Pengembangan yang dapat dilakukan antara lain dari segi desain agar dihasilkan alat yang lebih ringan serta pengembangan pada batang pegangan agar lebih ergonomis serta dapat mengurangi getaran yang diteruskan ke tangan operator.

Almost all of the oil palm harvesting process in Indonesia are still using traditional methods, namely dodos and egrek as an auxiliary device. To operate these traditional devices, workers or harvesters require huge power. Consequently they can only work less than four hours a day. Furthermore, the effect of using traditional device for the operators is the presence of musculoskeletal disorders (MSDs). A lot of harvester feels that MSDs disturb their job and small amount of harvester cannot do their job. The development of an oil palm harvesting device which using cylindrical cam mechanism was done, to reduce the amount of power which required for operating and increase the harvester’s productivity. The development of oil palm harvesting device was based on the previous design that has been done by other student. Design development was done with big considerations in the factors of manufacturing, material, maintenance and aesthetics. The device has total mass is 2.6 kg and can cut an oil palm frond in 1.25 minutes. The fuel consumption of the device for cutting frond was 33.34 ml per frond. However, the oil palm harvesting device still needs to be developed. Such as to reduce the weight, the ergonomic of the holder and to absorb the vibration.

Kata Kunci : egrek, dodos, kelapa sawit, cylindrical cam, musculoskeletal disorders


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.