Analisis Penyeimbangan Lintasan Dengan Metode Heuristic (RPW & COMSOAL) Terhadap Metode Perusahaan untuk Meningkatkan Efisiensi Perusahaan: Studi Pada Adiyaksa Gloves
Arnoldus Yansen Dudi, Dr. Kuncoro, S.T.P., M.Eng.
2014 | Tesis | S2 Magister ManajemenPenyeimbangan Lintasan Perakitan merupakan permasalahan berterkaitan dengan penugasan operasi pada stasiun kerja pada sepanjang jalur perakitan, dengan sedemikian rupa sehingga tugas menjadi optimal dalam arti tertentu (Falkenauer, 2005). Kinerja keseimbangan lintasan dikontrol melalui jumlah stastion kerja dan efisiensi (Heizer & Render, 2011). Secara teoritis, jumlah stasiun kerja dan jumlah tenaga kerja dikembangkan berdasarkan tingkat produksi per jam atau waktu siklus dengan tingkat efisiensi yang diharapkan (Groove, 2008). Masalah kontekstual penelitian diambil berdasarkan atas wawancara dengan manajer pabrik yang bertugas menetapkan jumlah stasiun kerja dan tenaga kerja berdasarkan tinjauan subjektif dari kinerja masa lalu. Penelitian ini mengangkat kesenjangan (gap) antara masalah kontekstual dan teoritis dalam menganalisis kinerja penyeimbangan lintasan dan efek dari biaya tenaga kerja berdasarkan atas metode perusahaan yang digunakan dan metode alternatif. Analisis metode alternatif dijalankan dengan metode Ranked Posotional Weights (RPW) dan Metode Computer Method of Sequencing Operations (COMSOAL). Peneliti menggunakan software WinQSB 2.0 untuk menganalisis penyeimbangan lintasan perakitan pada bulan Januari 2013. Hasil dari penelitian ini adalah Metode Fix. M. Fix. merupakan kumpulan metode terbaik dari 7 produk, yaitu; Metode Alternatif adalah Framer Ironclad (COMSOAL), Heavy Utility (COMSOAL), Kong (COMSOAL), Ergodyne (COMSOAL), dan Randor (RPW); Metode Perusahaan adalah Hvis. Untuk Total biaya tenaga kerja pada M. Fix, terjadi penurunan 11,94% pada Framer Ironclad, 2,83% pada Heavy Utility, 3,57% pada Kong, 0,02% pada Ergodyne, 0,04% pada Randor dan 1,82% pada Snap On dibandingkan dengan metode perusahaan. Hvis menggunakan metode perusahaan. Biaya tenaga kerja total untuk M. Fix adalah Rp. 59.331.608 atau lebih baik 2,0608% dibandingkan metode perusahaan. Upah M. Fix sekitar Rp. 1.259.866 atau 3.926% lebih baik daripada Metode Perusahaan.
Assembly line balancing is a problem assigning operation to workstations along a assembly line, in such a way that the assignment be optimal in some sense (Falkenauer, 2005). Line balancing performance is controlled by number of work station and efficiencies (Heizer & Render, 2011). Theoretically, number of work Station and labors is developed based on production rate per hour or cycle time in a desired efficiency (Groove, 2008). Contextual issue picks up from interview with factory manager who subjectively assign number of workstation and labors based on the past performance. This Research lift gap between the theoretical and contextual issue in order to analyze the performance of line balancing and the effect of labor cost base on company method and alternative method used; Ranked Positional Weights and COMSOAL. Alternative methods analysis is done by Ranked Positional Weights (RPW) method and Computer Method of Sequencing Operations (COMSOAL). Researcher uses WinQSB 2.0 software on analyzing Assembly line balancing on month January 2013. The Results of this research are Method Fix. M.Fix is the best collected methods to perform 7 products i.e; Alternative Method is framer Ironclad (COMSOAL), Heavy Utility (COMSOAL), Kong (COMSOAL), Ergodyne (COMSOAL), and Randor (RPW); Company Method is Hvis. For Total labor cost on M. Fix, there is decreasing 11,94% for Framer Ironclad, 2,83% for Heavy Utility, 3,57% for Kong, 0,02% for Ergodyne, 0,04% for Randor and 1,82% for Snap On compare to Company method. Hvis is using company method. Total Labor cost for M. Fix is Rp. 59.331.608 or better 2,0608% than Company Method. M. Fix Wage is about Rp. 1.259.866.
Kata Kunci : Evaluasi, Penyeimbangan Lintasan Perakitan, Efisiensi, Smoothing Index, Ranked Positional Weights (RPW), and Computer Method of Sequencing Operations (COMSOAL), WinQSB, Biaya Tenaga Kerja, Waktu Siklus, Waktu Menganggur.