SEJARAH PERAMBAHAN DI BLOK HUTAN HORODOPI TAMAN NASIONAL RAWA AOPA WATUMOHAI DI SULAWESI TENGGARA

MUSTARI TEPU, S.Hut, Dr. Satyawan Pudyatmoko, S.Hut, M.Sc.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Perambahan hutan di kawasan taman nasional biasanya ditemukan pada kawasan yang berbatasan langsung dengan permukiman penduduk, hal ini juga terjadi di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW). TNRAW memiliki luas 105.194 hektar dengan perambahan yang terjadi hingga Desember 2013 mencapai 23.211 hektar atau 22,06 % dan yang telah tertangani baru seluas 470,84 ha (Ditjen PHKA, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya perambahan di TNRAW khususnya di Blok Hutan Horodopi dan mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perambahan di Blok tersebut. Penelitian ini menggunakan metode induktif kualitatif, yaitu melakukan pengamatan dan menarik kesimpulan serta menggunakan pendekatan fenomenologi, yaitu menekankan pada pemahaman yang holistik terhadap suatu fenomena. Metode kualitatif ini digunakan untuk menggali kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan, yaitu untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya perambahan serta mencari faktorfaktor yang menyebabkan terjadinya perambahan di Blok Hutan Horodopi. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa proses terjadinya perambahan hutan di Blok Hutan Horodopi dimulai oleh adanya transaksi jual-beli antara masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang dari Sulawesi Selatan, runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto pada tahun 1998, minimnya petugas dan rendahnya penegakan supremasi hukum. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perambahan kawasan di Blok Hutan Horodopi karena adanya kebutuhan ekonomi yang dibarengi dengan situasi/momentum euphoria reformasi 1998, kurang tegasnya dari petugas, minimnya jumlah petugas, minimnya dukungan pemerintah daerah, kebutuhan lahan yang sangat sempit dari masyarakat serta adanya dukungan pemilik modal. Kata Kunci : perambahan hutan, taman nasional, sejarah perambahan.

Encroachment of forest in the national parks are usually found in areas immediately adjacent to the settlement population, it is also the case in the Rawa Aopa Watumohai National Park (RAWNP). RAWNP has an area of 105,194 hectares with encroachment that occurred until December 2013 reached 23,211 hectares or 22.06% and which has an area of 470,84 ha of new untreated (PHKA, 2013). This study aims to determine the process of encroachment on RAWNP particularly in Horodopi Forest Block and determine the factors that lead to encroachment on the Block. This study used a qualitative inductive method, which make observations and draw conclusions and use the phenomenological approach, which emphasizes on a holistic understanding of the phenomenon. Qualitative methods were used to explore the realities on the ground, that is to know how the process of encroachment and to find the factors that lead to encroachment on Forest Block Horodopi. The results of this research is that the process of encroachment on forest block Horodopi initiated by the transaction between local communities and communities of migrants from South Sulawesi, the collapse of the New Order regime led by President Soeharto in 1998, the lack of personnel and lack of enforcement of the rule law. The factors that lead to encroachment in Forest Block Horodopi Forest Block due to economic necessity coupled with the situation / momentum of the euphoria of the 1998 reform, lack of traction of the officers, inadequate number of personnel, lack of local government support, which is very narrow land needs of the community as well as the support capital owners. Key words : forest encroachment, national park, history of encroachment.

Kata Kunci : perambahan hutan, taman nasional, sejarah perambahan.