Laporkan Masalah

VALUASI EKONOMI LINGKUNGAN ALIH FUNGSI LAHAN PADA KAWASAN HUTAN EKS-AREAL HPH Studi Kasus pada Kawasan Hutan Enclave Singkati Batanghari Desa Semambu Kecamatan Sumay Kabupaten Tebo Provinsi Jambi

YANDI SAPUTRA, Prof. Tri Widodo, M.Ec. Dev.Ph.D.

2014 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Kawasan Hutan Enclave Singkati Batanghari mengalami tekanan yang semakin meningkat akibat alih fungsi pemanfaatan kawasan sebagai lahan pertanian, perkebunan, perambahan, kebakaran hutan dan pembalakan kayu akibat meningkatnya kebutuhan hidup masyarakat dan kepentingan pemerintah daerah untuk meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah). Tujuan penelitian ini adalah (1) mengevaluasi dampak nilai ekonomi akibat alih fungsi pemanfaatan lahan Kawasan Hutan Enclave Singkati Batanghari (2) mengevaluasi dampak kerusakan lingkungan akibat praktek penggunaan lahan Kawasan Hutan Enclave Singkati Batanghari oleh masyarakat dan pemilik ijin konsesi perkebunan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei terhadap berbagai obyek kajian, yaitu: kondisi kawasan hutan, penggunaan lahan, lokasi kerusakan, dan penduduk di Kawasan Hutan Enclave Singkati Batanghari Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Ekonomi Total Kawasan Hutan Enclave Singkati Batanghari Desa Semambu per tahun sebesar Rp. 20.109.394.977,- yang terdiri dari Nilai ekonomi penggunaan langsung Rp. 1.139.540.877,- Nilai ekonomi penggunaan tidak langsung Rp. 18.791.763.000,- Nilai ekonomi pilihan Rp. 69.228.600,- serta Nilai keberadaan Rp. 108.862.500,- Nilai ekonomi yang hilang akibat alih fungsi pemanfaatan lahan pada Kawasan Hutan Enclave Singkati Batanghari sebesar Rp.12.346.382.387,- yang terdiri dari Nilai Kayu Komersil Rp. 910.390.787,- Nilai Serapan Karbon Rp. 11.354.434.000,- serta Nilai Keanekaragaman Hayati Rp. 81.557.600,-. Kawasan hutan yang dialih fungsikan pemanfaatannya menjadi perkebunan sawit memiliki Net present value sebesar Rp. 31.877.252.667,- dan kebun karet masyarakat memiliki Net present value sebesar Rp. 2.200.861.321,- untuk pengelolaan dalam jangka waktu 25 tahun Berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai kerugian yang ditimbulkan dengan melakukan alih fungsi pemanfaatan kawasan hutan untuk dijadikan sebagai lahan perkebunan sawit dari aspek lingkungan, jauh lebih besar dibanding manfaat finansial dan sosial yang diperoleh. Alih fungsi pemanfaatan lahan pada kawasan hutan dapat dilakukan dengan syarat adanya penentuan batas maksimal luas pemanfataan lahan dengan menganalisis manfaat biaya finansial, lingkungan dan sosial ekonomi dan ditentukan batas minimal kawasan hutan yang harus dipertahankan pada kawasan hutan. Kata kunci: valuasi ekonomi, alih fungsi lahan, enclave singkati batanghari

Singkati Batanghari Enclave forest region suffered increasing pressure caused by conversion to agricultural land, plantation, encroachment, fire and illegal logging due to increase in people need and interest of local government to increase local income. Objectives of this research were (1) to evaluate effect on economic value from conversion of Singkati Batanghari Enclave forest area and (2) to evaluate impact of environmental damage due to land usage practice in Singkati Batanghari Enclave forest area by people and plantation concession permit holder. It used survey method over various study objects including forest area condition, land usage, damage location and people around Singkati Batanghari Enclave forest region The research indicated that Singkati Batanghari Enclave Forest area having total economic value per year of IDR 20,109,394,977 consisting of economic value of direct usage of IDR 1,139,540,877, economic value of indirect usage IDR 18,791,763,000, selected economic value IDR 69,228,600 and existence value of IDR 108,862,500. Lost economic value due to land conversion in Singkati Batanghari Enclave forest area was IDR 12,346,382,387 consisting of commercial timber of IDR 910,390,787, carbon absorption value of IDR 11,354,434,000 and biodiversity value of IDR 81,557,660. Forest area converted into oil palm plantation have net present value of IDR 31,877,252,667 and people rubber plantation with net present value of IDR 2,200,6=861,321 for cultivation in 25 years. Result of the calculation indicated that loss caused by conversion of forest region to oil palm plantation from environmental aspect is greater than financial and social benefit obtained. Land conversion in forest region may be done with condition of existing maximum limit of land usage by financial, environmental and social economic analysis and minimal conserved forest region should be determined. Keywords: economic valuation, land conversion, Singkati Batanghari enclave

Kata Kunci : valuasi ekonomi, alih fungsi lahan, enclave singkati batanghari


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.