PENGETAHUAN, PERSEPSI KUALITAS DAN NIAT UNTUK MEREKOMENDASIKAN PENGGUNAAN FITOFARMAKA (STUDI PADA APOTEKER DI APOTEK KOTA YOGYAKARTA)

Kestri Harjanti, Dr.rer.nat.Triana Hertiani, MSi., Apt

2014 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Fitofarmaka (clinical-based herbal medicine) merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang penggunaannya dapat disejajarkan dengan obat modern, karena proses pembuatannya terstandar dan ditunjang dengan bukti uji klinik. Apoteker yang mempunyai pengetahuan yang baik dan persepsi yang positif terhadap kualitas fitofarmaka diharapkan akan merekomendasikan produk fitofarmaka ke konsumen di apotek. Lebih jauh hal ini diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan fitofarmaka dan berdampak positif pada pengembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan persepsi apoteker terhadap kualitas fitofarmaka, dan pengaruh pengetahuan dan persepsi kualitas terhadap niat merekomendasikan produk fitofarmaka. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan instrumen berupa kuesioner. Responden adalah apoteker yang bekerja di apotek yang menjual fitofarmaka di kota Yogyakarta. Jumlah responden 100 orang. Kuesioner terdiri dari 4 bagian yaitu karakteristik responden, pengetahuan fitofarmaka, persepsi kualitas fitofarmaka dan niat merekomendasikan produk fitofarmaka. Persepsi kualitas dan niat merekomendasikan diukur dengan skala likert (1-4). Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan regresi linier sederhana dengan bantuan program SPSS for Windows version 17. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan apoteker di apotek kota Yogyakarta secara rata-rata adalah cukup (nilai mean 6,67). Persepsi apoteker terhadap kualitas fitofarmaka adalah baik (positif) berturut-turut ditinjau dari nilai dimensi terbesar adalah safety (3,115), efficacy (3,1033), availability (3,030), acceptability (2,900), merek (2,800) dan harga (2,617). Pengetahuan apoteker tentang fitofarmaka memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap persepsi kualitas fitofarmaka (koefisien beta 0,306; t hitung 3,182 > t tabel 1,984; sig 0,002 < 0,05). Persepsi apoteker terhadap kualitas fitofarmaka memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap niat merekomendasikan produk fitofarmaka (koefisien beta 0,523; t hitung 6,079 > t tabel 1,984; sig 0,000 < 0,05). Pengetahuan apoteker tentang fitofarmaka memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap niat merekomendasikan produk fitofarmaka (koefisien beta 0,282; t hitung 2,906 > t tabel 1,984; sig 0,005 < 0,05). Rekomendasi dari penelitian ini adalah pengetahuan apoteker di apotek kota Yogyakarta tentang fitofarmaka masih perlu ditingkatkan.

Phytopharmaca (clinical-based herbal medicine) is a form of herbal medicines that can be aligned with the conventional medicines, due to a standardized manufacturing process and support from clinical trials data. Pharmacist’s good knowledge and positive perceptions on phytopharmaca’s quality are expected to support the intention to recommend phytopharmaca products to customers in their pharmacy, and further will optimize the use of phytopharmaca and give a positive impact on its development. This study aimed to describe the knowledge and perceptions of pharmacists about phytopharmaca quality, and the influence of knowledge, perception and intention to recommend phytopharmaca products. . This study was a correlational research using questionnaire as the instrument. The respondents in this study were pharmacists working in pharmacies selling phytopharmaca products located in the municipality of Yogyakarta. Numbers of respondents were 100 people. The questionnaire was consisted of four sections i.e., the respondent characteristics, knowledge on phytopharmaca, perceptions on phytopharmaca’s quality and intention to recommend the products. Perceived quality and intention were measured with a Likert scale (1 – 4). The sampling technique was a simple random sampling. Data were analyzed with descriptive statistic and simple linear regression with SPSS for Windows version 17. Research results described that knowledge of the pharmacist working in a pharmacy in the Yogyakarta municipality was moderate (mean 6.67). Profile of perceived quality of phytopharmaca was positive and described sequentially from the highest dimension value was as follows, safety (3.115), efficacy (3.1033), availability (3.030), acceptability (2.900), brand (2.800) and price (2.617). Pharmacist’s knowledge on phytopharmaca was positive and had significant impact on the perception of phytopharmaca quality (beta coefficient 0.306; tcount 3.182 > ttable 1.984; sig 0.002 < 0.05). The pharmacys’s perceived quality on phytopharmaca was positive and had significant impact on the intention to recommend the products (beta coefficient 0.523; tcount 6.079 > ttable 1.984; sig 0.000 < 0.05). Pharmacists knowledge on phytopharmaca showed a positive and significant impact on the intention to recommend the products (beta coefficient 0.282; tcount 2.906 > ttable1.984; sig 0.005 < 0.05). Recommendation resulted from this research is the importance of improving knowledge of pharmacists in Yogyakarta municipality on phytopharmaca.

Kata Kunci : fitofarmaka, pengetahuan, persepsi kualitas, niat merekomendasikan