Laporkan Masalah

PENGARUH KEPEMILIKAN KELUARGA TERHADAP PENGELOLAAN LABA DAN KINERJA PERUSAHAAN: DITINJAU DARI TEORI STEWARDSHIP

Wuryan Andayani, SE., M.Si., Ak., Prof. Dr. Jogiyanto HM, MBA, CMA, Ak

2014 | Disertasi | S3 Ilmu Akuntansi

Studi ini menginvestigasi hubungan antara kepemilikan keluarga dan implikasinya terhadap kualitas laba. Dalam kepemilikan keluarga, keluarga bisa mempengaruhi kualitas laba yang dilaporkan melalui dua cara yaitu melalui pengaruh entrenchment dan pengaruh alignment. Wang (2004) menyatakan bahwa dalam pengaruh entrenchment, laba dikelola secara oportunis dan kualitas laba rendah. Sebaliknya, dalam pengaruh alignment, laba tidak dikelola secara oportunis dan laba memiliki kualitas tinggi. Penelitian ini juga menginvestigasi mengenai apakah kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian sebelumnya tentang pengaruh perusahaan keluarga terhadap kinerja perusahaan belum konsisten dan masih menjadi perdebatan. Selanjutnya, penelitian terdahulu di Indonesia juga belum memasukkan komponen akrual innate. Terdapat 5 (lima) faktor innate yang mempengaruhi kualitas akrual yaitu ukuran perusahaan (size), yang diukur dengan logaritma total aktiva, standar deviasi arus kas operasi, standar deviasi penjualan, lama siklus operasi (diukur dengan jumlah hari piutang dagang dan hari persediaan) dan laba negatif. Kualitas akrual terdiri dari akrual yang mencerminkan kondisi ekonomi (faktor-faktor innate) dan akrual yang mencerminkan pilihan manajerial (faktor-faktor diskresioner). Penelitian ini memisahkan akrual menjadi akrual diskresioner dan akrual innate dan menggunakan ukuran yang digunakan oleh Francis et al. (2005). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan keluarga di Indonesia tidak melakukan pengelolaan laba secara oportunis. Pengelolaan laba yang terjadi adalah pengelolaan laba yang disebabkan adanya model bisnis perusahaan, lingkungan industri perusahaan dan kondisi ekonomi, yang diproksikan dengan akrual innate. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga memiliki kualitas laba dan menunjukkan adanya keselarasan kepentingan (alignment) antara manajemen perusahaan dan pemilik. Terjadinya keselarasan kepentingan tersebut, mendukung teori stewardship. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan keluarga di Indonesia memiliki komitmen dan mengutamakan keselarasan kepentingan sehingga memiliki laba yang berkualitas dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan keluarga melibatkan anggota keluarga ke dalam manajemen perusahaan, sehingga memudahkan mengelola perusahaan dan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian mendukung temuan Lee dan O’Neil (2003) dan Chu (2009). Keluarga yang melibatkan anggota keluarga ke dalam manajemen perusahaan (variabel Kel_DD) berpengaruh secara positif terhadap kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa manajer bisa menyeleraskan kepentingan dengan pemilik, sehingga bisa meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Porsi anggota keluarga yang terlibat dalam manajemen perusahaan (variabel Jab_DD) berpengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan (ROA) dan nilai perusahaan (TobinsQ). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa semakin kecil porsi anggota keluarga dalam dewan direksi, maka semakin efisien dalam mensupervisi manajer serta semakin bisa memberi perhatian pada bisnis perusahaan dan semakin mudah untuk mengontrol manajer. Hasil penelian tersebut konsisten dengan Yermark (1996), menemukan hubungan negatif antara ukuran dewan direksi dan TobinsQ serta menyimpulkan bahwa susunan dewan direksi yang besar adalah kurang efisien. Karakteristik perusahaan seperti variabel leverage tidak berpengaruh pada kinerja perusahaan (ROA). Tetapi berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan (TobinsQ). Hal tersebut berarti bahwa perusahaan keluarga yang memiliki rasio leverage rendah, memiliki nilai perusahaan tinggi dan semakin direspon oleh pasar karena perusahaan tidak mengalami tekanan keuangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa leverage rendah, dapat meningkatkan nilai perusahaan dan mendukung temuan Ting dan Huang (2009). Selanjutnya, variabel Size berpengaruh secara negatif terhadap nilai perusahaan TobinsQ. Variabel umur perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (ROA), menunjukkan bahwa semakin lama perusahaan berdiri, maka kinerja perusahaan semakin tinggi. Variabel AssetGrow berpengaruh secara positif terhadap kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Temuan ini mendukung penelitian Cabral dan Mata (2003) bahwa pertumbuhan perusahaan bisa meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Carpenter dan Petersen (2002) menemukan bahwa pertumbuhan perusahaan kecil dibatasi oleh keuangan internal sehingga tidak bisa mendanai investasi yang bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Perusahaan besar bisa mendanai investasi internal dan eksternal, sehingga memiliki pertumbuhan yang bagus dan dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung teori stewardship bahwa teori ini lebih cocok digunakan pada perusahaan keluarga, karena ketika kontrol dan manajemen berada di tangan keluarga maka terdapat keselarasan kepentingan antara manajemen dan pemilik (Chu, 2009). Teori stewardship memiliki beberapa kelebihan yaitu pertama, keluarga bersedia meletakkan kepentingan pribadi untuk kepentingan perusahaan (Corbetta dan Salvato, 2004, Eddleston dan Kellermanns, 2007, Eddleston et al., 2007). Kedua, keluarga lebih mendahulukan kepentingan bersama, pro organisasi dan mendasarkan pada kepercayaan (trust) (Davis et al., 1997). Hasil penelitian ini juga memberikan bukti konfirmasi terhadap para pendukung pandangan tradisional. Menurut pandangan tradisional, perusahaan keluarga melakukan ekspropriasi terhadap pemegang saham minoritas dan melakukan pengelolaan laba. Sementara itu, hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Wang (2004) bahwa terdapat keselarasan kepentingan antara manajemen dan pemilik serta tidak terdapat pengelolaan laba secara oportunis. Wang (2004) dan Warfield (1995) menyatakan bahwa perusahaan keluarga terdapat alignment, dan tidak melakukan pengelolaan laba secara oportunis, sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

This study examines the relationship between family ownership of a company and its implications for earnings quality. In the family ownership, the family can affect the quality of earnings that is reported in two ways, namely through the entrenchment and the alignment effect. Wang (2004) stated that in the entrenchment effect, earnings that is managed opportunistically shows a low earnings quality. Whereas the influence of alignment shows a high quality where earnings is not managed opportunistically. The study also examines if the family ownership has a positive effect on company performance. Findings of previous studies on the influence of the family ownership on company performance were inconsistent. Earlier studies in Indonesia did not examine innate accruals factors. There are five factors that affect innate accruals quality, namely the company size (that is measured by the logarithm of total assets), the standard deviation of operating cash flows, the standard deviation of sales, duration of operating cycles (measured by the number of days accounts receivable and days of inventory), and negative earnings. Quality of accruals consists of accruals that reflect economic conditions (that is the innate factors) and accruals that reflect managerial choices (that is the discretionary factors). This study categorizes accruals into two types, namely discretionary and innate accruals, and it uses a measurement that is used by Francis et al (2005). Findings of this study show that family-owned companies in Indonesia do not perform earnings management opportunistically. Earnings management used is the one that is in line with the company's business model, company industrial environment and economic conditions as represented by innate accruals. This suggests that family ownership has an earnings quality and hence shows an alignment of interest between the company management and the owners. Thus the alignment of the interests lends support to the stewardship theory. The involvement of family members in the management of the company (variable ―Kel_DD‖) positively affects the company's performance and corporate culture. It shows that managers can adjust to the interests of the owner, so as to improve the company performance and culture. The involvement of family members in the management of the company that results in easier company management and positive effect on company performance support the findings of Lee and O'Neil (2003) and Chu (2009). The study shows that number of the family members involved in the management of the company (variable ―Jab_DD‖) has a negative effect on company performance (ROA) and company culture (TobinsQ). This shows that the smaller number of family members in the board of directors, the more efficient in supervising the manager and also can pay more attention to the company's business and the easier it is to control the manager. These are consistent with a research findings in Yermark (1996), that ascertains a negative relationship between board size and TobinsQ and that concluded that the bigger the size of the board of directors the less efficient. Characteristics of company leverage have no effect on company performance (ROA). But they have a negative effect on company culture (TobinsQ). This means that family companies that have low leverage ratios, have high corporate culture and are responded better by the market because they do not experience financial stress. The findings of this study support the findings of Ting and Huang (2009), that the variable size affects negatively the culture of the company (TobinsQ). This suggests that the small-size companies prefer to fund company growth and investment internally. Carpenter and Petersen (2002) found that financial constraint on small companies has led to the company unable to finance investments that could improve the performance of the company. Variable age of the company has a positive effect in improving ROA company performance. This shows that the longer the company exists, the higher the company's performance because it has a long-term investment. AssetGrow variables affect positively on the performance of the company and the culture of the company. These findings support the research done by Cabral and Mata (2003) that the growth of the company can improve the performance of the company and the culture of the company. Findings of this research support that stewardship theory is more suitable for family company, because when both the control and management are under the family then there is alignment of interests between management and owners (Chu, 2009). Stewardship theory has several advantages: first, the family is willing to sacrifice personal interests for the interests of the company (Corbetta and Salvato, 2004, Eddleston and Kellermanns, 2007, Eddleston et al., 2007). Secondly, families will give priority to the common interest for the sake of the organization that is based on trust (Davis et al., 1997). This study also provides evidence towards supporters of traditional views. According to the traditional view, family companies expropriate the small size of shareholders that manage profit. Findings of this study are also consistent with Wang's (2004) that there is alignment between the interests of management and owners. Wang (2004) and Warfield (1995) state that there is alignment in a family enterprise, and it does not manage profit opportunistically, so as to improve the performance of the company.

Kata Kunci : kepemilikan keluarga, manajemen laba efisien (akrual innate), manajemen laba oportunis (akrual diskresioner)


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.