Laporkan Masalah

KAJIAN KARAKTERISTIK, PERSEBARAN DAN KEBIJAKAN REOG PONOROGO DI KABUPATEN PONOROGO PROVINSI JAWA TIMUR

AJI AKBAR TITIMANGSA, Drs. Joko Christanto, M.Sc

2014 | Skripsi | PEMBANGUNAN WILAYAH

Indonesia kaya akan khasanah budaya, salah satunya di sisi barat daya Provinsi Jawa Timur yakni kesenian Reog Ponorogo. Beberapa tahun terakhir, Reog ramai diperbincangkan karena isu hak cipta. Kekhasan dan perkembangan kesenian Reog di daerah asalnya, Kabupaten Ponorogo, tentunya menarik untuk dipelajari. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui karakteristik kesenian Reog di Kabupaten Ponorogo, (2) mengetahui persebaran kesenian Reog di wilayah Kabupaten Ponorogo, (3) mengetahui kebijakan pemerintah Kabupaten Ponorogo khususnya Dinas Pariwisata dalam melestarikan kesenian Reog di wilayah Kabupaten Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan secara kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposif sampling. Variabel yang digunakan meliputi unsur pementasan, jenis cerita pementasan kesenian Reog yang berkembang di Kabupaten Ponorogo, jumlah dan lokasi sanggar kesenian Reog, tingkat pendapatan daerah, pendidikan, dan struktur keruangan. Data dikumpulkan dengan teknik survei dan indeptinterview, menggunakan alat penelitian berupa ceklist dan alat dokumentasi. Data difokuskan pada pencarian informan kunci/keyperson yang memahami sejarah dan perkembangan kebudayaan kesenian Reog. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kesenian Reog memiliki karakteristik dalam bentuk sendratari seperti jathil, warok, gemblakan, barongan, caplokan, memiliki susunan alur cerita yang kuat dengan kebudayaan setempat. Terjadi pergeseran makna dan fungsi Reog, dari ritual budaya menjadi industri pertunjukan. Oleh karenanya, kelompok yang bertahan adalah yang sering mendapat kesempatan untuk pentas. (2) Persebaran kesenian Reog wilayah lokal dalam perkembangannya, dipengaruhi oleh akses menuju lokasi dari pusat pertumbuhan (kota). Hal ini berkaitan dengan intensitas pertunjukan yang lebih banyak di pusat kota. Persebaran Reog di luar wilayah Ponorogo seperti di kota Deli Serdang, Salatiga, Yogyakarta, Bandung, dan bahkan luar negeri, Malaysia, Amerika, Rusia, Jerman dan Belanda. Terjadi akulturasi dengan kesenian setempat. (3) Kebijakan yang disarankan adalah tetap dilakukannya pembinaan baik berupa bantuan dana, pelatihan, perlombaan kesenian Reog, pembuatan museum dan memasukkan kesenian Reog dalam kurikulum pendidikan sekolah. Kata kunci: Karakteristik, Persebaran, Kebijakan, Kesenian Reog Ponorogo

Indonesia is a country with a rich culture. For example in the southeast area of East Java province there is Reog Ponorogo. In the last several years, Reog receives a lot of attention due to copyright issue. Uniqueness and development of Reog in its place of origin, Ponorogo Regency, is interesting to study. The aims of this study were (1) to discover the characteristics of Reog in Ponorogo regency, (2) to discover the distribution of Reog in Ponorogo regency area, (3) to discover the policy of Ponorogo Regency government, especially Department of Tourism, to preserve Reog in Ponorogo Regency. This study used descriptive method with qualitative approach. Sample collection method was purposive sampling method. The variables used were performance elements, types of story of Reog performance in Ponorogo Regency, number and locations of Reog studios, regional revenue, education, and financial structure. Data was collected using survey and in depth interview techniques, using checklist and documentation equipments as research instruments. Data was focused on searching keyperson who understands the history and development of Reog. The results of this study showed that: (1) Reog has ballet characteristics such as jathil, warok, gemblakan, barongan, caplokan, strong plotline with local culture. There is a transformation of the Reog definition and function, from the traditional ceremony to the show industries. Therefore, survival units is they get more opportunities to show. (2) The local distribution of the progress is related with location accessibility to the central of development district (city). Which is related with the show intesity that held at the central district. Distribution of Reog at the out of Ponorogo regency is to Deli Serdang, Salatiga, Yogyakarta, Bandung, even to abroad, Malaysia, USA, Rusia, Germany, and Netherland. Occur the aculturation with local art and tradition there. (3) The policy suggested is to keep giving supports to the development in the forms of financial aids, training, Reog competitions, establishing museum and inserting Reog into school curriculums.

Kata Kunci : Karakteristik, Persebaran, Kebijakan, Kesenian Reog Ponorogo


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.