NETRALITAS PEMBERITAAN KAMPANYE TERBUKA OLEH MEDIA MILIK POLITIKUS DAN NON-POLITIKUS

LUQMAN ZAQIY JATIBENANG, Dr. Kuskridho Ambardi, MA

2014 | Skripsi | Ilmu Komunikasi

Portal berita online, dalam mengusung tugasnya sebagai salah satu sumber berita publik, mesti berlaku netral dalam pemberitaan politik. Terutama, menjelang pemilihan umum (Pemilu). Sebab, publik membutuhkan informasi politik yang netral sebagai pegangan menjelang Pemilu. Selain itu, media berita itu sendiri nantinya menjadi arena saing bagi partai-partai yang berkompetisi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan netralitas pemberitaan kampanye terbuka oleh media milik politikus dan non-politikus. Di dalam penelitian ini, objek yang dipilih adalah Viva.co.id dan Okezone.com sebagai representasi dari portal berita milik politikus, serta Tempo.co dan Kompas.com sebagai representasi portal berita milik nonpolitikus. Pemberitaan kampanye terbuka oleh media milik politikus didominasi oleh berita tidak netral (Viva.co.id 64,2% tidak netral dan Okezone.com 74,4% tidak netral), sedangkan media milik non-politikus didominasi oleh berita netral (Tempo.co 72% netral dan Kompas.com 68,5% netral). Hal ini juga ditunjukkan oleh skor ratarata netralitas, dimana Viva.co.id 4,4, Okezone.com 4,9, Tempo.co 1,6, dan Kompas.com 2 (dengan skor maksimal netral sama dengan 1). Media milik politikus menunjukkan tendensi untuk mendukung partai politik tertentu melalui pemuatan berita yang tidak netral. Ini tampak dari besarnya prosentase berita tidak netral-positif yang dimuat Viva.co.id terhadap Golkar, dan Okezone.com terhadap Hanura (masingmasing 36,4% dan 50,6% dari keseluruhan pemberitaan). Kecenderungan yang sama ditunjukkan oleh media milik non-politikus, namun dalam perbedaan jumlah yang jauh lebih kecil. Ini tampak pada prosentase berita tidak netral-positif yang dimuat pada pemberitaan Tempo.co dan Kompas.com terhadap kampanye terbuka PDIP (masing-masing 4% dan 11,3% dari keseluruhan pemberitaan).

Online news portal, fulfilling its duty as the source of news for public, must be neutral when covering political events. Especially, when approaching the election. Its because the public need neutral informations as guidance for the election. On the other hand, the news media itself later would be the competition arena for the competing parties. The purpose of this study was to compare the neutrality of open (political) campaign news coverage by the medias that were owned by politicians and non-politicians. For this study, the chosen objects were Viva.co.id and Okezone.com as representatives of medias owned by politicians, and Tempo.co and Kompas.com as representatives of medias owned by non-politicians. Open campaign news covered by politicians’ medias were dominated by unneutral news (Viva.co.id were 62,4% unneutral and Okezone.com were 74,4% unneutral), whereas the non-politicians’ medias were dominated by neutral news (Tempo.co were 72% neutral and Kompas.com were 68,5% neutral). Furthermore, these were also indicated by the mean score of neutrality, where Viva.co.id got 4,4, Okezone.com got 4,9, Tempo.co got 1,6, and Okezone.com got 2 (with 1 as maximum score for neutrality). Medias owned by politicians tended to favor the owner’s political party by using unneutral news. This indicated by the major percentage of unneutral-positive news of Golkar’s open campaign covered by Viva.co.id, and Hanura’s open campaign covered by Okezone.com (each of them 36,4% and 50,6% over total coverage). The same tendency showed by non-politicians’ medias, but far outnumbered. It can be seen by the minor percentage of unneutral-positive news coverage toward dominant party, PDIP (Tempo.co were 4%, and Kompas.com were 11,3% over total coverage).

Kata Kunci : netralitas, kampanye terbuka, media milik politikus, media milik nonpolitikus, porsi pemberitaan, nada pemberitaan.