DAMPAK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN WILAYAH BARAT CINA TERHADAP MASYARAKAT TIBET

AULIA ARYOTEJO, Titik Firawati, S.IP., MA.,

2014 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional

Sebagai sebuah negara dengan tingkat pertumbuhan perekonomian yang tergolong cepat, Republik Rakyat Cina merupakan negara yang dianggap mengalami apa yang disebut sebagai economic miracle. Namun pada kenyataannya, terdapat satu sisi yang tidak dapat dibanggakan oleh Cina, permasalahan kesenjangan perekonomian yang terjadi antara wilayah barat dengan wilayah timur. Oleh sebab itu, Pemerintah Cina menerapkan apa yang disebut sebagai Kebijakan Pembangunan Wilayah Barat mulai tahun 2000. Kebijakan ini dijalankan di dua belas daerah setingkat provinsi di mana Daerah Otonomi Tibet termasuk di dalamnya. Daerah Otonomi Tibet merupakan wilayah yang secara perekonomian kurang berkembang. Strategi Pemerintah Cina dalam menerapkan kebijakan pembangunan wilayah barat dengan proyek seperti pembangunan rel kereta api Qinghai-Tibet mampu membawa peningkatan ekonomi bagi Daerah Otonomi Tibet. Namun pada kenyataannya, peningkatan perekonomian serta peluang dari economic boom yang dialami oleh Tibet ini tidak dapat diserap dengan baik oleh masyarakat Tibet yang sebagian besar masih bergaya hidup tradisional dan memiliki tingkat sumber daya manusia yang cenderung rendah. Hal ini menyebabkan permasalahan kesenjangan kesejahteraan dalam masyarakat masih terjadi di Tibet sehingga dapat berpotensi untuk menjadi pemicu rasa ketidakpuasan terhadap Beijing.

As one of the country which having a relatively fast economic growth, China is considered to be an economic miracle. Despite of it, there’s one side that remains to be an obstacle for them which is the economic gap of western and eastern regions. In 2000, China’s Government implement Western Development Policy in order to reduce the gap between western and eastern regions. This policy is being implemented in twelve provincial-level which of consists five autonomous region, six provinces, and one municipality. Tibetan Autonomous Region is one of the area which being covered by the Western Development Policy. This policy is being implemented by the Chinese Government in order to grow the economic of Tibet which was underdeveloped than the other regions. The completion of Qinghai-Tibet railways –one of the project of western development policy- in 2005 led to Tibet’s economic growth and work opportunities for either Tibetan and Chinese migrant. This economic boom that happens in Tibet though can not be absorbed well by the majority of Tibetans because most of them are still living in a traditional ways and their low human resource level made them difficult to compete with the Chinese migrants for work in an economic boom that Tibet enjoyed. This could lead to dissatisfaction of Tibetan because the width of the welfare gap that occurs in Tibet could still being widen. This can be a major setback for Beijing to maintain order in Tibet.

Kata Kunci : Cina, Kebijakan Pembangunan Wilayah Barat, Tibet, Kesenjangan.