PENGARUH LAMA HIDROLISIS DAN KONSENTRASI HCl PADA TAPIOKA DALAM PEMBUATAN DEKSTRIN SERTA APLIKASINYA SEBAGAI PEREKAT KERTAS ROKOK
GILANG FEBRIANI, Prof. Dr. Ir. Haryadi, M.App.Sc.
2014 | Skripsi | TEKNOLOGI PANGAN & HASIL PERTANIANPati singkong (tapioka) merupakan salah satu produk hasil olahan singkong yang dapat diolah menjadi dekstrin. Dekstrin bisa diaplikasikan sebagai perekat pada kertas. Sebuah industri rokok di Kudus ingin menggantikan penggunaan campuran tapioka dan pati jagung sebagai perekat kertas rokok dengan perekat yang berbahan tapioka saja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dekstrin tapioka yang dibuat dengan cara hidrolisis menggunakan asam, dan mengetahui kuat rekat yang dihasilkan dekstrin sebagai substitusi perekat campuran tapioka dan pati jagung pada kertas rokok. Proses hidrolisis pada penelitian ini menggunakan asam klorida (HCl) dengan variasi konsentrasi sebesar 0,5 N; 1 N; 1,5 N; dan 2 N, serta pemanasan kering pada oven dengan suhu 110 oC dengan variasi waktu pemanasan 0, 10, 20, 30, dan 40 menit. Bubuk dekstrin yang dihasilkan dianalisis karakteristiknya berupa kadar gula reduksi serta respon warna dalam lugol (uji iod). Selanjutnya bubuk dekstrin dibuat dalam bentuk larutan perekat (lem) dengan melarutkan dekstrin pada air yang perbandingannya adalah 1 g dekstrin : 2 ml air, sambil dipanaskan dalam waterbath suhu ≥80 oC kemudian dioleskan pada kertas rokok. Kemudian larutan perekat dekstrin dianalisis viskositas serta kuat rekatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi HCl yang digunakan serta semakin lama waktu hidrolisis maka; kadar gula reduksi pada dekstrin mengalami peningkatan, terjadi perubahan respon warna dalam lugol dari biru menjadi biru kecoklatan serta kuning, sedangkan viskositas maupun kuat rekat dari lem dekstrin mengalami penurunan. Besarnya kuat rekat dekstrin yang tidak berbeda nyata dengan kuat rekat campuran tapioka dan pati jagung (4,1838 Newton) adalah pada perlakuan penambahan HCl konsentrasi 0,5 N dengan lama waktu pemanasan 10 dan 20 menit (5,0284 dan 4,0711 Newton).
Cassava starch (tapioca) is one of cassava product that can be treated to be dextrin. Dextrin is usually used fo r paper adhesive. A cigarette manufacture industry in Kudus, wants to replace the use of a mixture of tapioca and corn starch as an adhesive for cigarette paper with only tapioca as a base of adhesive. This study aims to investigate the characteristics of dextrin made from tapioca by acid hydrolysis, and investigate the adhesion strength of dextrin as an adhesive substitution of a mixture of tapioca and corn starch in cigarette paper. In this research, the hydrolysis process using hydrochloric acid (HCl) with various concentration of 0.5 N; 1 N; 1.5 N; and 2 N, also dry heating in an oven at 110 oC with variation of heating time are 0, 10, 20, 30, and 40 minutes. Dextrin powder was analyzed its characteristics such as reduced sugar content and color response in lugol (iodine test). Dextrin powder was then made in the form of an adhesive solution (glue) by dissolving dextrin in water which comparison is 1 g of dextrin : 2 ml of water, heated in waterbath at ≥80 oC and then applied on the cigarette paper’s surface. The dextrin solution was analyzed its viscosity and also the adhesion strength. The results showed that the higher concentration of HCl is used and the longer hydrolysis time; dextrin’s reducing sugar content increased, there is a change in the color response of lugol from blue to brownish blue and yellow, while the viscosity and the adhesion strength of dextrin’s glue was decreased. The values of dextrin’s adhesion strength that aren’t significantly different with adhesion strength of a mixture of tapioca and corn starch (4.1838 Newton) are dextrins treated with addition of 0,5 N HCl and hydrolysis time from 10 to 20 minutes (5.0284 and 4.0711 Newton).
Kata Kunci : tapioka, dekstrin, perekat, kertas rokok