SEBARAN DAN DINAMIKA PERTUMBUHAN BAMBU PETUNG (Dendrocalamus asper) DI KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA
SAFII ROHMAN, Singgih Utomo S. Hut., Msc.
2014 | Tugas Akhir | D3 KEHUTANANBambu petung merupakan salah hasil hutan non kayu yang penting di Kecamatan Cangkringan yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk bahan bangunan/konstruksi, kerajinan, perabotan rumah tangga, hiasan, bahan makanan dan lain sebagainya. Jenis ini potensial untuk menopang perekonomian masyarakat pasca erupsi Merapi sekaligus sebagai tanaman konservasi di daerah buffer zone. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran dan dinamika pertumbuhan bambu petung Kecamatan Cangkringan. Metode yang digunakan adalah survey dengan purposive sampling. Setelah dilakukan pre-survey di 5 (lima) desa di Kecamatan Cangkringan, masing-masing desa dipilih 3 dusun yang terdapat bambu petung. Setiap dusun dipilih 10 kepemilikan lahan secara acak. Data yang diukur meliputi ketingggian tempat dan sensus dimensi bambu pada masing-masing sampel. Data ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bambu petung tersebar merata disemua desa yang ada di Kecamatan Cangkringan. Semakin tinggi suatu tempat menyebabkan pertumbuhan tinggi dan diameter bambu semakin kecil. Dinamika pertumbuhan bambu yang terdiri dari jumlah rebung, bambu muda, bambu tua dan luas rumpun dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan intensitas penebangan.
Petung Bamboo is one of important non-wood forest produce in the district of Cangkringan that is many utilized by community as building material/construction, craft, household furniture, ornament, foodstuff and many others. The type is potential to shore up society economic after Merapi eruption and also as conservation plants at the buffer zone. This research aims to know spread and dynamical of Petung bamboos’ growth at the district of Cangkringan. Method used is survey by purposive sampling. After doing pre-survey of 5 villages at the district of Cangkringan, each village is chosen 3 sub-villages that contain Petung bamboo. Each subvillage is chosen 10 lands ownership randomly. Measured data includes place highness, and dimension census of bamboo on the each sample. Data is tabulated and analyzed by descriptive qualitative. Research result shows that petung bamboo is spread evenly at the villages in the district of Cangkingan. Higher a place cause high growth and smaller diameter of bamboo. Dynamical of bamboos’ growth that consist of number of rebung, young bamboo, old bamboo and cluster wide is affected by place highness and felling intensity.
Kata Kunci : bambu, petung, ketinggian tempat, dinamika, pertumbuhan