Laporkan Masalah

SEBARAN DAN DINAMIKAPERTUMBUHAN BAMBU LEGI (Gigantochloa verticillata) DI KECAMATAN CANGKRINGAN, KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BONNEX NICUSAY, Singgih Utomo S. Hut., Msc.

2014 | Tugas Akhir | D3 KEHUTANAN

Bambu termasuk produk HHNK (Hasil Hutan Non Kayu) yang banyak dihasilkan di Indonesia untuk berbagai manfaat. Kabupaten Sleman, khususnya Kecamatan Cangkringan merupakan desa merupakan sentra bambu yang banyak tumbuh ditanah – tanah tegal atau pekarangan. Bambu legi adalah salah satu jenis bambu ekonomis di Cangkringan yang belum diketahui informasi sebaran dan potensinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran dan dinamika pertumbuhan bambu legi di Kecamtan Cangkringan. Metode yang dginakan ada lah survey dengan purpossive sampling. Penentuan sampel dan dibuat berdasarkan stratifikasi ketinggian tempat yaitu 200- 400 mdpl, 400-600 mdpl, dan >600 mdpl. Pada setiap ketinggian dipilih 50 sampel (bidang kepemilikan lahan) secara acak. Dilakukan sensus pada 150 sampel untuk parameter tinggi bambu, diameter, luas rumpun, jumlah rebung, jumlah bambu muda, dan jumlah bambu dewasa. Analisa data dilakukan sengan dekriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bambu legi di Kecamatan Cangkringan tersebar merata di semua desa dan ketinggian tempat. Ketinggian tempat berpengaruh tidak nyata terhadap pertumbuhan bambu, meskipun terdapat tren perbedaan dimensi bambu baik tinggi dan diameter. Dinamika pertumbuhan bambu (rebung, bambu muda, bambu tua, luas rumpun) dipengaruhi oleh faktor ekologi, sosial dan ekonomi masyarakat.

Bamboo is one of HNNK products (Hasil Hutan Non Kayu/Forest Product Non Timber) that produced considerably in Indonesia for many benefits. In Sleman Area, specifically Cangkringan Sub-district is the bamboo center village that grows in lands or yards. Bambu legi (bamboo legi) is a kind of economical bamboos in Cangkringan which have not been indentified for its potential and distribution. This analysis aims to know the distribution and dynamics over bamboo legi growth in Cangkringan sub-district. Method that used in the analysis is purposive sampling survey. Samples are made based on altitude stratification from 200-400 mdpl, 400-600 mdpl, and >600 mdpl. 50 samples are taken on each altitude (land ownership sector) randomly. Census is conducted to 150 samples for bamboo height parameter, diameter, cluster extensive, number of bamboo sprout, number of green bamboo, and number of ripe bamboo. The data analysis is made by descriptive qualitative. The result indicates bambu legi in Cangkringan spreads evenly to all village and altitude. The altitude does not affect to the growth bambu legi, despite the trend of various bamboo dimension on height and diameter. The dynamics of bamboo growth (bamboo sprout, green bamboo, ripe bamboo, cluster extensive) is affected by some factors such as ecology, social, and economy of the society.

Kata Kunci : Bambu legi, Sebaran, Dinamika pertumbuhan, ketinggian


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.