Laporkan Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN POSTPARTUM BLUES PADA WANITA POSTPARTUM DI HUNIAN TETAP KECAMATAN CANGKRINGAN DAERAH PASCA BENCANA ERUPSI MERAPI

LEA DISTI ARIANI, Dr. Dra. Sumarni DW., M.Kes

2014 | Skripsi | ILMU KEPERAWATAN

Latar Belakang: Erupsi Gunung Merapi yang terjadi tahun 2010 merupakan suatu peristiwa yang bersifat traumatis dan menimbulkan dampak kesehatan mental pada populasi yang terkena. Wanita merupakan salah satu populasi yang rentan terhadap bencana. Masalah yang muncul pada wanita akibat bencana adalah kekerasan dalam rumah tangga. Wanita yang terkena kekerasan akan mengalami gangguan dalam proses adaptasi karena perubahan fisik dan psikologis selama masa postpartum dan proses penyesuaian diri terhadap peran baru sebagai ibu. Hal ini akan menyebabkan stres emosional pada sebagian ibu postpartum karena mereka merasa tertekan. Stres yang dibiarkan dan tidak segera ditangani akan berlanjut menjadi postpartum blues. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekerasan dalam rumah tangga dengan postpartum blues pada wanita postpartum di hunian tetap Kecamatan Cangkringan daerah pasca bencana erupsi Merapi. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian non-eksperimental dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah 35 wanita postpartum yang bertempat tinggal di hunian tetap Kecamatan Cangkringan daerah pasca bencana erupsi Merapi dan melahirkan di klinik bersalin Azizah. Instrument yang digunakan adalah Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) dan kuesioner yang mengacu pada kuesioner SEHATI tahun 2000. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square. Hasil: Terdapat hubungan antara kekerasan psikologis (p=0,003), kekerasan fisik (p=0,017), kekerasan seksual (p=0,001) dan penelantaran ekonomi (p=0,027) dengan postpartum blues. Kesimpulan: Kekerasan dalam rumah tangga dalam bentuk kekerasan psikologis, fisik, seksual dan penelantaran ekonomi (kekerasan ekonomi) memiliki hubungan yang signifikan dengan postpartum blues.

Background: Eruption of Mount Merapi that occurred in 2010 is an event that is traumatic and lead to impact on the mental health of the affected population. The woman is one of the populations that are vulnerable to disasters. Problems that arise in women caused by the disaster is domestic violence. Women who are exposed to violence will be disturbed in the process of adaptation because of the physical and psychological changes during the postpartum period and the process of adjustment to a new role as a mother. It will cause emotional stress in some women because they feel depressed postpartum. Stress is not treated immediately will continue into the postpartum blues Aim: This study aims to know the association between domestic violence and postpartum blues among postpartum women in permanent shelter in cangkringan area after the eruption of Mt. Merapi. Method: This research uses a non-experimental study with a quantitative approach. The study design was cross-sectional. Research sample were 35 postpartum women who live in permanent shelter Cangkringan area after Merapi eruption and gave birth at the maternity clinic Azizah. Instrument used was the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) and a questionnaire referring to the questionnaire SEHATI 2000. Analysis of the data using the chi-square statistical test. Result: There is a association between psychological violence (p = 0.003), physical violence (p = 0.017), sexual violence (p = 0.001) and economic violence (p = 0.027) with postpartum blues. Conclusion: Domestic violence in the form of psychological, physical, sexual and neglect of economic (economic violence) had a significant association with postpartum blues.

Kata Kunci : Kekerasan dalam rumah tangga , postpartum blues, bencana


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.