TINJAUAN LENTUR DINDING BATA MERAH DENGAN PERKUATAN STRAPPING BAND ARAH RETAK VERTIKAL (Studi kasus : tebal plesteran 2 cm, beban siklik quasistatik)
GUMBERT MAYLDA PRATAMA, Dr. Ing. Ir. Andreas Triwiyono.
2014 | Skripsi | TEKNIK SIPILDinding merupakan salah satu komponen dari bangunan yang rawan terhadap masalah gempa. Beban gempa, terutama yang arahnya tegak lurus terhadap bidang dinding, dapat menimbulkan retak yang mengurangi kekuatan dinding. Strapping band merupakan bahan yang dapat dipakai sebagai perkuatan pada dinding karena kuat tariknya yang relatif tinggi. Tujuan penelitian adalah mengetahui dampak perkuatan anyaman strapping band pada damping ratio dan daktilitas dinding bata merah. Pengujian berupa uji lentur dinding arah retak vertikal dengan beban siklik quasistatik. Pembebanan mengacu pada displacement control pada tiap siklus. Tiap siklus dilakukan sebanyak tiga kali pembacaan. Pengujian dilakukan pada empat benda uji, dinding dengan perkuatan, dan dinding dengan perkuatan strapping band dengan variasi jarak 10 cm, 15 cm, dan 20 cm. Ukuran benda uji 120 x 77 x 10,3 cm. Hasil pembacaan kemudian dibuat kurva hubungan beban-lendutan untuk mengetahui karakteristik masing-masing dinding. Hasil penelitian menunjukkan, kuat lentur yang mengakibatkan first crack dari dinding cenderung mengalami penurunan akibat adanya perkuatan. Kuat lentur dinding tanpa perkuatan sebesar 0,83 MPa, kuat lentur dengan perkuatan adalah sebesar 0,68 MPa, 1,01 MPa, dan 0,54 MPa untuk masing-masing variasi jarak 20 cm, 15 cm, dan 10 cm. Dengan perkuatan, biaya total yang dibutuhkan untuk membuat dinding naik sebesar 32%, 36%, dan 42% untuk masing-masing variasi jarak 20 cm, 15 cm, dan 10 cm.
Masonry wall is a vulnerable part of building when subjected to seismic load. Outof- plane seismic load could trigger initial crack on masonry wall, which reduce strength of masonry wall. Strapping band, which have high tensile strength, could be used as a masonry wall reinforcement. The purposes of this study is to understand masonry wall with strapping band mesh reinforcement behaviour, especially the damping ratio and ductillity, under seismic load. This study use flexural test on vertical crack direction with cyclic quasistatic load. Cyclic quasistatic load subjected to masonry wall with control of the displacement. Every load cycle was repeated by three times. This test use four masonry wall as specimens, one unreinforced masonry wall and three strapping band mesh reinforced masonry wall, with 10 cm, 15 cm, and 20 cm mesh pitches variation. The specimen have 120 cm x 77 cm x 10.3 cm on dimension. The data from flexural test could be processed then to obtain hysteretic curve to understand masonry wall behaviour. The flexural test shows degradation on masonry wall first crack flexural strength on strapping band mesh reinforcement massonry wall. First crack flexural strength on unreinforced masonry wall is 0.83 MPa, while on strapping band mesh reinforced masonry wall is 0.68 MPa, 1.01 MPa, dan 0.54 MPa for each mess pitches 20 cm, 15 cm, and 10 cm variation. By strapping band reinforcement, total cost for masonry wall have increase of 32%, 36%, and 42% for each mesh pitches 20 cm, 15 cm, and 10 cm variation.
Kata Kunci : Dinding bata merah, beban siklik, strapping band