Laporkan Masalah

TINJAUAN LENTUR DINDING BATA MERAH DENGAN PERKUATAN STRAPPING BAND ARAH RETAK HORIZONTAL (Studi kasus: dinding plesteran 1 cm dengan beban siklik quasistatik)

JOHAN ARDIANTO, Dr-Ing. Ir. Andreas Triwiyono.

2014 | Skripsi | TEKNIK SIPIL

Indonesia merupakan negara di dalam zona ring of fire dengan resiko gempa yang tinggi. Dinding rumah tinggal menjadi hal yang vital dan membahayakan saat gempa. Suatu terobosan dalam ilmu pengetahuan diperlukan, untuk dapat membantu memperkuat dinding saat menerima gaya gempa. Perkuatan pada dinding dapat dilakukan dengan penambahan daktilitas, kekuatan, dan penambahan kekakuan. Daktilitas menjadi fokus dalam penelitian ini, dengan penambahan bahan perkuatan berupa anyaman tali polypropelene strapping band pada dinding pasangan bata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui, besar pengaruh perkuatan strapping band terhadap penambahan kapasitas momen lentur, penambahan nilai damping rasio, dan daktilitas dinding. Jumlah benda uji sebanyak 4 buah, dengan 1 benda uji tanpa perkuatan, dan 3 benda uji lain dengan perkuatan strapping band dengan jarak anyaman 10 cm, 15 cm, dan 20 cm. Setiap benda uji diberi plesteran setebal 1cm dengan perbandingan 1Pc : 6Ps. Pengujian dinding dilakukan secara siklik quasistatik dengan tinjauan lentur tegak lurus bidang dinding arah retakan horizontal dengan 12 siklus pembebanan, dengan defleksi maksimal 64mm. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan bahwa strapping band tidak beraksi komposit dengan dinding. Pengaruh penggunaan strapping band terlihat pada saat dinding sudah mengalami retak. Terjadi kenaikan damping rasio, dan penambahan daktilitas pada dinding dengan perkuatan. Kapasitas momen per lebar terbesar pada saat retak terdapat pada benda uji dengan jarak strapping 15 cm, yaitu sebesar 1,44 kNm/m. Sedangkan dinding dengan jarak strapping 20 cm dan 10 cm masing-masing 1,137 kNm/m dan 0,769 kNm/m. Setelah retak, kekuatan benda uji masih terus naik hingga keruntuhan benda uji.

Geologically, Indonesia is located in a very unstable area known as “the ring of fire”, a zone that tectonic earthquakes happens frequently. When earthquake happens, masonry wall will be vital to human safety. Reinforcement will be needed to provide a better seismic resistance of structure. Reinforcement can be done in two ways, by strenghtening, and increasing ductility. Increasing ductility will be the focus of this final project, by adding a polypropelene strapping band mesh to masonry wall. The aim of this research is to understand the behaviour of pp-band reinforced masonry wall under seismic load, especially on the increasement of damping ratio, and masonry wall ductility. In this research, 4 specimen were developed. One specimen treated as an unreinforced masonry wall, and the other 3 are reinforced with pp band mesh which have 10cm, 15cm, and 20cm of pitches variation. Each specimen have a same dimension of 120cm x 72cm x 10,3cm. Cyclic quasistatic load was used to simulate the seismic load. There are 12 cycle with a maximum deflection of 64mm. The cyclic test shows that pp band didn’t work as a composite structure with masonry wall, because of pp band have less MOE than masonry wall. Before the first crack, seismic load were accumulated on the masonry wall, but after the first crack, strapping band started to have significant contribution. There are an increase in damping ratio, and ductility as the pitches narrowed. A reinforced wall with 15cm strap distance have the highest moment capacity of 1,44kNm/m, therefore masonry wall with 20cm and 10cm pitches have 1,137 kNm/m and 0,769 kN/m of moment capacity. After the masonry wall crack, pp band can provide a large load and deformation until the ultimate load.

Kata Kunci : gempa, dinding, perkuatan, daktilitas, strapping band


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.