Laporkan Masalah

EVALUASI DUA PRODUK RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR

ADVENT NUGRAHENI, Dr. Su Ritohardoyo, M.A.

2014 | Skripsi | PEMBANGUNAN WILAYAH

Perencanaan tata ruang merupakan salah satu bentuk kebijakan pemerintah yang dapat mengendalikan pemanfaatan lahan. Adanya dua produk rencana tata ruang yang saling bertampalan di satu wilayah yang sama menimbulkan ketidaksesuaian arahan dengan penggunaan lahan aktualnya. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah (1) mengidentifikasi besaran penampalan yang terjadi antara arahan pemanfaatan ruang dalam rencana tata ruang ibukota baru dengan kawasan agropolitan, (2) mengidentifikasi bentuk-bentuk penggunaan lahan yang bertampalan, (3) mengkaji distribusi bentuk-bentuk penggunaan lahannya, dan (4) memberikan alternatif solusi arahan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang ibukota baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perbandingan peta alokasi pemanfaatan ruang kawasan ibukota baru dengan kawasan agropolitan menggunakan analisis tumpangsusun dalam sistem informasi geografis. Metode pengambilan sampel secara stratified random sampling. Analisis data menggunakan analisis tumpangsusun dalam SIG dan tabel silang. Kawasan agropolitan memiliki wilayah yang bertampalan dengan kawasan ibukota baru dengan luas penampalan sebesar 6171 hektar. Sebesar 87,48% luas wilayah yang bertampalan sudah memiliki kesamaan jenis arahan pemanfaatan ruang antar kedua rencana dengan arahan yang dominan sebagai kawasan pertanian lahan kering. Jenis penggunaan lahan aktual didominasi oleh semak belukar sehingga arahan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang kawasan ibukota baru adalah sebagai kawasan pertanian lahan kering. Adanya penggunaan lahan yang belum selaras dengan arahan pemanfaatan ruang kawasan ibukota baru memiliki peluang alih fungsi lahan yang tidak sesuai dengan rencana sehingga pemerintah perlu melakukan peninjauan kembali dua rencana tata ruang wilayah tersebut agar tidak terdapat arahan pemanfaatan ganda serta dapat mengawasi lahan yang belum termanfaatkan.

Spatial planning is one of government policy which can control the land use. The presence of two products of spatial plan which was overlapping each other in the same location, cause mismatch of referral functions with actual land use. The goals that want to be achieved in this research are (1) To identify the scale of overlapping between the new capital of regency’s spatial plans and agropolitan region, (2) To identify the variety of land use in the overlapping region, (3) Asses the distribution of land use, and (4) Offer the alternative solution for the right referral functions of land use accordance with the spatial plan of the new capital. The method used in this research is the comparison map allocation of land utilization of the capital region and agropolitan region with overlay analysis in the geographic information systems. The sampling method using stratified random sampling. The data analysis using overlay analysis within GIS and crosstabs. The new capital of regency’s region possesses overlapping region with agropolitan region. Amounting to 87.48% overlap area already have the same type of land utilization between the second plan with the referral as dry land farming areas. The actual type of land use is dominated by brushwood, so the direction of the land utilization in accordance with the spatial plan of the new capital area is as dry land farming areas. There are land use that’s not aligned with the direction of the new land utilization of the capital region plan. It has an opportunity over the land which is not in accordance with the plan that the government needs to do a review of two regional spatial planning, so that there is no dual use directives and to oversee land untapped

Kata Kunci : penggunaan lahan, tata ruang, tumpangsusun


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.