STUDI KOMPARASI METODE SKRINING GIZI PADA PASIEN DEWASA RAWAT INAP Kajian Simple Nutrition Screening Tool, Nutrition Risk Screening 2002, Malnutrition Screening Tool, dan Malnutrition Universal Screening Tool di Yogyakarta
RIZKI ANDINI, Dr. Susetyowati, DCN, M.Kes.
2014 | Skripsi | GIZI KESEHATANLatar Belakang. Malnutrisi pada pasien di RS masih menjadi perhatian baik di negara maju maupun berkembang. Deteksi risiko malnutrisi sejak pasien masuk RS perlu dilakukan agar implementasi gizi yang optimal dapat diterima lebih awal. Saat ini, sudah banyak perangkat skrining gizi di RS yang dikembangkan namun tidak semua mudah dan dapat digunakan pada berbagai kondisi pasien. Di Indonesia, baru saja dikembangkan Simple Nutrition Screening Tool (SNST) yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik untuk pasien dewasa rawat inap. Agar dapat menjadi sumber referensi baru, studi terhadap SNST perlu dilakukan di RS dengan tipe yang berbeda dari RS dimana SNST pertama kali dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai bahwa SNST adalah metode skrining gizi terbaik dalam mendeteksi risiko malnutrisi pada pasien dewasa rawat inap di RS. Metode. Desain penelitian bersifat observasional dengan rancangan cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah pasien dewasa baru masuk dan dirawat di bangsal bedah, penyakit dalam, dan syaraf kelas II dan III RSUD Sleman, Yogyakarta. Sebanyak 287 pasien diteliti sebagai sampel. Variabel bebas dalam penelitian ialah metode skrining SNST, NRS-2002, MST, dan MUST sementara variabel terikat terdiri atas SGA sebagai baku emas, IMT, LLA, dan kadar Hb. Tabel kontingensi dan kurva ROC digunakan untuk mengetahui validitas masing-masing metode skrining terhadap SGA. Perbedaan proporsi kelompok berisiko dan tidak berisiko pada kelompok umur dan bangsal diketahui melalui uji Chi-square. Perbedaan rata-rata IMT, LLA, dan kadar Hb pada kelompok berisiko dan tidak berisiko diketahui melalui uji independent sample t-test untuk data normal atau Mann Whitney u-test untuk data tidak normal. Hasil. SNST memiliki validitas yang paling baik dibandingkan NRS-2002, MST, dan MUST dengan Se 99,0%, Sp 84,5%, MSSS 183,5%, dan AUC 0,917. Berdasarkan skrining SNST, terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara kelompok berisiko dan tidak berisiko di bangsal bedah dan penyakit dalam-syaraf (p<0,05); terdapat perbedaan proporsi yang bermakna antara kelompok berisiko dan tidak berisiko pada kelompok umur dewasa muda, dewasa tua, dan usia lanjut (p<0,05); serta terdapat perbedaan rata-rata LLA, median IMT, dan median kadar Hb yang bermakna antara kelompok berisiko dan tidak berisiko (p<0,05). Simpulan. Ada perbedaan nilai validitas dari metode skrining SNST, NRS-2002, MST, dan MUST yang digunakan terhadap pengukuran asesmen gizi berdasarkan baku emas SGA. Kelompok pasien berisiko dan tidak berisiko malnutrisi berdasarkan SNST memiliki perbedaan proporsi yang bermakna pada masing-masing bangsal perawatan dan pada kelompok umur dewasa muda namun tidak pada kelompok umur dewasa tua dan usia lanjut, serta memiliki perbedaan rata-rata LLA, median IMT, dan median kadar Hb yang bermakna.
Background. Hospital malnutrition is one of health problems being concerned by either developed or developing countries. There has to be a detection of malnutrition risk by the time of patient admission to hospital in order to give the early proper nutrition implementation. Nowadays, a lot of nutrition screening tools have been developed for hospital setting but not all of them are easy to use and compatible with any condition of patients. In Indonesia, a recently-developed Simple Nutrition Screening Tool (SNST) has good validity and reliability for adult hospitalized patients. Another study of SNST needs to be done in a different type of hospital from the earlier one where SNST was being developed at. The objective of this study is to assess whether SNST is the best nutrition screening tool to detect malnutrition risk among adult hospitalized patients. Methods. This study is observational and the design is cross-sectional. Two hundred and eighty seven adult patients admitted to 2 nd and 3 rd class of surgical, internal, or neurology ward of RSUD Sleman were included as research subjects. Independent variables of this study are SNST, NRS-2002, MST, and MUST. Dependent variables are SGA as gold standard, BMI, MUAC, and Hb concentration. Contingency table and ROC curve were used for measuring validity of each screening tools. The proportion difference between at-risk group and not at-risk group was assessed by Chi-square test. The mean difference of BMI, MUAC, and Hb concentration between at-risk group and not at-risk group was assessed by independent sample t-test for normally distributed data or Mann Whitney u-test for abnormally distributed data. Results. SNST has highest validity compared to NRS-2002, MST, and MUST with Sensitivity 99,0%, Specificity 84,5%, MSSS 183,5%, and AUC 0,917. Based on SNST screening, the proportion difference of at-risk group and not at-risk group between surgical patients and internal-neurology patients was statistically significant (p<0,05); the proportion difference of at-risk group and not at-risk group between young adult, adult, and elderly patients was statistically significant (p<0,05); and then the mean difference of BMI, MUAC, and Hb concentration between at-risk group and not at-risk group was also statistically significant (p<0,05). Conclusions. The validity of screening tool SNST, NRS-2002, MST, and MUST were different based on SGA as gold standard. Based on SNST screening, at-risk group and not at-risk group have statistically significant proportion difference in each ward care and young adult group, but not within adult and elderly group; and also have statistically significant mean difference of MUAC, median difference of BMI, and median difference of Hb concentration.
Kata Kunci : Malnutrisi, Validitas, Skrining gizi, SNST