Laporkan Masalah

PERMINTAAN KEDELAI PADA INDUSTRI TAHU DI KECAMATAN MAGELANG SELATAN KOTA MAGELANG

CINTIYANING GINA SETIYANI, Dr. Ir. Suhatmini Hardyastuti, S.U

2014 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)

Permintaan kedelai di industri tahu adalah permintaan turunan dari produksi tahu. Produksi tahu akan memberikan nilai tambah dan mengakibatkan adanya permintaan kedelai. Harga kedelai sangat fluktuatif sehingga berpengaruh terhadap keuntungan pengrajin tahu. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai tambah industri tahu, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai dan menganalisis sensitivitas industri tahu di Kecamatan Magelang Selatan. Metode penentuan lokasi dilakukan secara purposive sampling dan pengambilan sampel ditentukan secara acak. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis nilai tambah Hayami, analisis regresi liniear berganda dan analisis sensitivitas. Dalam analisis regresi, variabel independen yang digunakan adalah harga kedelai, harga tahu, upah tenaga kerja, frekuensi masak dan takaran per masak. Ada empat jenis tahu yang diproduksi yaitu tahu sayur, tahu glinding, tahu taqowa dan krupuk tahu. Nilai tambah yang dihasilkan dari keempat jenis tahu adalah sedang dengan rasio nilai tambah antara (15-40)%. Rasio nilai tambah paling besar adalah tahu glinding 26,60%, tahu sayur 24,36%, tahu taqowa 20,89% dan krupuk tahu 19,40%. Pada kenyataan, pengrajin tahu di Kecamatan Magelang Selatan menghasilkan rerata nilai tambah sedang. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang secara signifikan mempengaruhi permintaan kedelai sebagai bahan baku adalah frekuensi masak dan takaran per masak. Perubahan harga tahu lebih sensitif dibanding perubahan harga kedelai. Industri krupuk tahu adalah industri yang paling sensitif terhadap perubahan harga.

Soybean demand in tofu industry is derivative demand of tofu production. Tofu production can cause value added and soybean demand. Fluctuative soybean price can influence tofu industry profit. The research aimed to calculate value added, to analyze factors influencing soybean demand and to analyze sensitivity of tofu industry in Magelang Selatan Sub District. Research location was selected by purposive method. Sampling method used in this research was random sampling and used 31 tofu producer. Data were analyzed with Hayami value added method, doubled linier regression, and sensitivity analysis. In regression analysis, independent variables that used are soybean price, tofu price, wages of labor, cook frequency and cook standard. Tofu producer produced four kinds of tofu, they were sayur tofu, glinding tofu, taqowa tofu and tofu chip. Value added obtained from four kinds of tofu were medium with value added ratio (15-40)%. The biggest value added was glinding tofu 26,60%, sayur tofu 24,36%, taqowa tofu 20,89% and tofu chip 19,40%. In fact, tofu producer in Magelang Selatan Sub District obtains medium value added average. The result showed that factors which significanly influenced soybean demand of tofu industry were cook frequency and cook standard. Tofu price change was more sensitive than soybean price change. Tofu chip industry was the most sensitive industry with price change.

Kata Kunci : permintaan kedelai, nilai tambah, sensitivitas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.