PEMANFAATAN WARUNG KOPI SEBAGAI RUANG PUBLIK DI KOTA BANDA ACEH
EKA OCTA FIRMANSYAH, Widyasari Her Nugrahandika, ST.,M.Sc
2014 | Skripsi | PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAAceh memiliki keistimewaan pada komoditas kopi yang memiliki kualitas tinggi di mata dunia. Bahkan, Aceh menjadi daerah penghasil kopi arabika tertinggi di Indonesia. Selain telah dikenal sebagai daerah penghasil komoditas kopi terbaik, Aceh juga dikenal sebagai negeri seribu warung kopi. Ungkapan tersebut dikarenakan Provinsi Aceh menjadi tempat tumbuh kembangnya warung kopi diantaranya berada di Kota Banda Aceh. Bagi masyarakat Aceh, saat ini warung kopi menjadi sarana yang penting bagi publik dalam menjalani berbagai aktivitasnya. Keberadaan warung kopi di Kota Banda Aceh juga seakan memenuhi hal-hal baru yang tidak dapat ditemui selain di warung kopi. Fokus penelitian ini adalah memverifikasi pemanfaatan warung kopi dengan melihat sejauh mana warung kopi di Kota Banda Aceh menjadi ruang publik. Ruang publik merupakan sebuah ruang yang dapat digunakan oleh siapapun sebagai wadah untuk melakukan berbagai aktivitas tanpa adanya segmentasi dari latar belakang sosial dan ekonomi penggunanya. Keberadaan ruang publik yang baik sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai tempat berkumpul, berdiskusi, belajar, mencari inspirasi, menggali informasi, hingga melakukan negosiasi kerjasama dalam konteks pekerjaan. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deduktif dengan metode analisis secara deskriptif. Verifikasi pemanfaatan warung kopi sebagai ruang publik di Kota Banda Aceh ini dengan menggunakan lima variabel penelitian, yaitu kenyamanan, keterbukaan, aksesibilitas, ketertarikan, dan keberagaman yang terdiri dari 20 indikator. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa warung kopi di Kota Banda Aceh telah merepresentasikan pemanfaatannya sebagai ruang publik dan sejauh ini warung kopi di Kota Banda Aceh telah memenuhi aspek-aspek ruang publik dengan baik.
Aceh is specialized in high quality coffee comodity in the world. Therefore, Aceh becomes the top arabica coffee producer in Indonesia. Morover, Aceh is also known as a province of thousands coffee shops. This expression is born since numerous coffee shops are continuosly emerging. One of the city where many coffee shops emerge is Banda Aceh. Among the society of Banda aceh, coffee shop is an important public place to do many activity. The existence of the coffee shop also fullfill many things that can’t be found within coffee shop itself. This research is focused to verify the utilization of coffee shop by observing how it becomes a public space in Banda Aceh. Public space is also defined as a place used by the public for any kind of activity without being segmented by social and economical background of its users. Therefore, a good public space is needed by the people to discuss, learn, inspire, inform, and even negotiate in occupational context. This research uses deductive approach method with descriptive analysis method. The verification of the utilization of coffee shop as public space is counducted by using 5 research variables; comfort, disclosure, accessibility, appeal, and diversity which consist of 20 indicators. The result showed that coffee shops in Banda Aceh have fully represented their function as a good public space in the city.
Kata Kunci : Warung Kopi, Kota Banda Aceh, Ruang Publik