ANALISIS INDUSTRI RUMAH TANGGA GULA SEMUT UNTUK EKSPOR DI KABUPATEN KULON PROGO DAN PURWOREJO
FRANSISCA NUGRAHENI P.P, Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc.
2014 | Skripsi | SOS.EK. PERTANIAN (AGROBISNIS)Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui kelayakan industri rumah tangga gula semut untuk ekspor di Kabupaten Kulon Progo dan Purworejo, 2) mengetahui nilai tambah industri rumah tangga gula semut untuk ekspor di Kabupaten Kulon Progo dan Purworejo, 3) mengetahui perbedaan pendapatan, keuntungan, dan nilai tambah industri rumah tangga gula semut untuk ekspor di Kabupaten Kulon Progo dan Purworejo, 4) mengetahui faktor yang mempengaruhi nilai tambah industri rumah tangga gula semut untuk ekspor di kabupaten Kulon Progo dan Purworejo, 5) menganalisis sensitivitas titik impas industri rumah tangga gula semut untuk ekspor di Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Purworejo terhadap harga input, output, dan nilai tukar. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kulon Progo dan Purworejo pada periode usaha Januari 2013 sampai dengan Desember 2013. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Populasi yang diambil adalah pengrajin gula semut di Desa Hargowilis dan Hargorojo. Responden pengrajin yang diwawancara adalah 30 pengrajin di Kabupaten Kulon Progo dan 30 pengrajin di Kabupaten Purworejo yang dipilih secara acak. Metode analisis yang digunakan adalah kelayakan usaha, one way ANOVA, dan nilai tambah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) industri rumah tangga gula semut untuk ekspor berdasarkan efisiensi usaha, BEP, dan ï°/C ratio dikatakan layak untuk dikembangkan dan memberikan keuntungan bagi pemilik usaha, kecuali untuk industri rumah tangga gula semut untuk ekspor di Kabupaten Kulon Progo berdasarkan ï°/C ratio dikatakan tidak layak untuk dikembangkan, 2) nilai tambah industri rumah tangga gula semut untuk ekspor di Kabupaten Kulon Progo dengan bahan baku gula merah, Kabupaten Kulon Progo dengan bahan baku nira kelapa, dan Kabupaten Purworejo masing-masing adalah Rp 1.427, Rp 793, dan Rp 644, 3) hasil analisis dengan One-Way ANOVA menunjukkan bahwa tidak ada beda nyata dari pendapatan dan keuntungan antara industri rumah tangga gula semut untuk ekspor di Kabupaten Kulon Progo dengan bahan baku gula merah, Kabupaten Kulon Progo dengan bahan baku nira kelapa, dan Kabupaten Purworejo. Berdasarkan hasil One-Way ANOVA, ada beda nyata nilai tambah antara industri rumah tangga gula semut untuk ekspor di Kabupaten Kulon Progo dengan bahan baku gula merah, Kabupaten Kulon Progo dengan bahan baku nira kelapa, dan Kabupaten Purworejo, 5) industri rumah tangga gula semut di ketiga kelompok usaha sangat sensitif terhadap penurunan harga input dan ouput, serta penurunan nilai tukar sampai dengan 30% masih memberikan keuntungan kepada eksportir.
This study aims to: 1) measure the feasibility of granular brown sugar household industry for export in Kulon Progo and Purworejo districts, 2) determine the value added of the granular brown sugar, 3) determine differences in income, profits, and value added of both industries, 4) determine the factors that affect value added of granular brown sugar, 5) analyze the sensitivity of the breakeven point with input, output, and exchange rate. The study was conducted in Kulon Progo and Purworejo districts in the period January 2013 to December 2013. The method used was descriptive analysis. Population taken were the producers of granular brown sugar who lives in Hargorojo and Hargowilis Villages. There were 30 producers in Kulon Progo and 30 producers in Purworejo that selected randomly. The analytical method used were feasibility with R/C ratio, breakeven point, and ï°/C ratio, one-way ANOVA, and Hayami method to analyze value-added. The results indicates that the granular brown sugar household industries are feasible to develop and provide benefits for business owners. However the household industry of granular brown sugar in Kulon Progo made of brown sugar based on ï°/C ratio show that the industry is not feasible to develop. The study also shows that the value added of the granular brown sugar made of brown sugar and that made of coconut sap in Kulon Progo are Rp 1.427 and Rp 793. While, the value added of granular brown sugar in Purworejo is Rp 644. The results of one way ANOVA show that there is no income or profits difference among respondents groups of the granular brown sugar household industry, but there is a difference of value added among respondents groups of the granular brown sugar household industry. Factors that significantly influence the value added are: the production capacity, the output price, and the amount of labor. Household industry of granular brown sugar in the third group of business are very sensitive to input and output price reductions and decline in the exchange rate up to 30% still give the profit to the exporter.
Kata Kunci : gula semut, analisis kelayakan usaha, nilai tambah