STRATEGI DIPLOMASI PUBLIK KOREA SELATAN DI ASIA TENGGARA SEBAGAI NEGARA MIDDLE POWER

I GUSTI AYU AZARINE K.A., Dr. Poppy S. Winanti, MPP, M.Sc.

2014 | Skripsi | Ilmu Hubungan Internasional

Konsep middle power bukan merupakan konsep yang asing maupun baru dalam ranah hubungan internasional namun berakhirnya Perang Dingin telah mengangkat reputasi dari konsep ini dalam studi politik luar negeri. Menurut pengamat hubungan internasional, konsep middle power dapat digunakan untuk menganalisis politik luar negeri dari suatu negara. Salah satu karakteristik politik luar negeri yang distingtif dari middle power adalah penggunaan diplomasi publik yang menitikberatkan pada soft power dan memiliki perbedaan mendasar dengan diplomasi tradisional yang menggunakan hard power ataupun national power. Korea Selatan merupakan negara middle power era kontemporer yang telah memiliki identitas yang kuat sebagai negara middle power namun baru menerjemahkan identitas tersebut kedalam politik luar negeri di era Lee Myung Bak di tahun 2008. Dibawah slogan Global Korea sebagai politik luar negerinya, Korea Selatan berkontribusi secara aktif kepada komunitas internasional dalam politik luar negerinya melalui pengimplementasian diplomasi publik. Skripsi ini memiliki tujuan mengeksplorasi identitas Korea Selatan sebagai negara middle power dan bagaimana mereka menerjemahkan identitas middle power tersebut dalam kebijakan politik luar negeri yang diimplementasikan melalui diplomasi publik. Skripsi ini juga memiliki tujuan untuk meneliti tentang middle power itu sendiri dan diplomasi distingtif mereka yang menggunakan soft power.

The term and idea of middle power has often been discussed in international relations contexts after the Cold War. Middle power countries are mostly countries who were neither big or small in terms of economy, size, population, and most importantly, influence in the global politic. Middle power countries diplomacy is called middlepowermanship and it is distinguishable from traditional diplomacy in which this type of diplomacy is to exercise influence and take international initiative through international co-operation and regimes in contemporary issues. Middlepowermanship are often actualized through public diplomay which became the one foremost characteristic of a middle power. South Korea is a latecomer to middle power diplomacy, which used to be dominated by a few conventional and rising middle powers. Eventhough South Korea has maintained a strong identity as a middle power particularly due to its’ abundant resources in soft power however South Korea hadn’t translated its’ power to a middle power diplomacy until the inauguration of the Lee Myung Bak administration in 2008. Under the slogan of Global Korea, Lee Myung Bak employed proactive diplomacy through an implementation of public diplomacy in order to craft a strong middle power identity which was characterized with active contributions to international community through a cooperation. This thesis aims to explore about South Korea’s public identity as a middle power and its’ foreign policy as a middle power which was translated into a public diplomacy efforts in Lee Myung Bak administration. The thesis also aims to unfolded more research in the contexts of middle power and its’ distinguishable foreign policy which was based not on overwhelming national powers but rather a soft powers.

Kata Kunci : Middle power, public diplomacy, soft power