STUDY OF HEMOLYTIC EFFECT OF FLAT NOSE PIT VIPER (Trimeresurus puniceus) VENOM ON RED BLOOD CELL OF DOG (Canis familiaris)

NG YEONG SHENG, drh. Slamet Rahrjo, M.P

2014 | Skripsi | KEDOKTERAN HEWAN

Ular viper hidung pipih (Trimeresurus puniceus) merupakan ular endemic Jawa dan Sumatra. Kasus gigitan oleh ular ini dapat berakibat fatal pada manusia. Penelitian tentang venom ular ini masih sangat kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek hemolitik venom ular viper hidung pipih (Trimeresurus puniceus) terhadap eritrosit anjing. Materi yang digunakan dalam penelitian adalah venom Trimeresurus puniceus dan eritrosit anjing, Venom diencerkan dengan phosphate buffer saline (PBS) menjadi konsentrasi 10%, 1% dan 0.1% sedangkan konsentrasi eritrosit anjing adalah 100%. Metode penelitian adalah mencampurkan sebanyak 10μL eritrosit anjing dengan 10μL venom masing-masing konsentrasi selama 5 menit. Kerusakan eritrosit kemudian dihitung dengan mengunakan hemocytometer. Hasil penelitian menunjukkan venom dengan konsentrasi 0.1% mengakibatkan kerusakan ringan dengan merapuhkan dinding sel eritrosit, mengakibatkan morfologi eritrosit irregular dengan 58% eritrosit mengalami perubahan morfologi. Pada konsentrasi 1%, venom mengakibatkan krenasi dan lisis eritrosit dan kerusakan eritrosit sebanyak 76%. Pada konsentrasi 10%, eritrosit yang lisis mencapai 81%. Secara statistik, konsentrasi venom 0.1%, 1.0% dan 10.0% mengakibatkan kerusakan signifikan pada eritrosit anjing. Hal ini menunjukkan bahwa venom Trimeresurus puniceus memiliki efek hemotoksik dan sitotoksik

There have been cases of snakebites originating from flat nosed pit viper (Trimeresurus puniceus). Few researches have been done on this venom. The aim of this research was to test the haemolytic effect of Trimeresurus puniceus venom on dog erythrocytes. The materials used in this research were Trimeresurus puniceus venom and dog erythrocyte. The venom was diluted with phosphate buffer saline (PBS) into concentrations of 10%, 1% and 0.1% whereas the concentration of dog erythrocyte used was 100%. The tests were done by mixing 10μL of dog erythrocyte with 10μL of venom of each concentration for 5 minutes. The resulting damage to erythrocytes was counted using a haemocytometer. From the research, the venom with 0.1% concentration caused light changes to the erythrocyte cell wall making it irregular, causing damage to roughly 58% of erythrocytes. The venom with 1% concentration caused crenation and lysis of erythrocytes, with roughly 76% of erythrocytes undergoing lysis. The venom with 10% concentration caused lysis of erythrocytes, with roughly 81% of erythrocytes undergoing lysis. Statistically, 0.1%, 1.0% and 10.0% venom concentration causes significant damage to erythrocytes of the dog. This shows that, the venom contains hemotoxic and cytotoxic properties.

Kata Kunci : Trimeresurus puniceus, venom, eritrosit, anjing, hemolitik