Laporkan Masalah

MANAJEMEN PAKAN PEDET PADA PETERNAKAN SAPI PERAH DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH BALAI PENGEMBANGAN BIBIT PAKAN TERNAK DAN DIAGNOSTIK KEHEWANAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

FAGOLODODO DUHA, drh. Guntari Titik Mulyani, MP.

2014 | Tugas Akhir | D3 KESEHATAN HEWAN

Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini bertujuan untuk memperoleh keterampilan dan pengalaman kerja dalam bidang peternakan dan kesehatan hewan khususnya manajemen pakan pedet sapi perah. Praktek kerja lapangan dilaksanakan pada tanggal 7 Maret sampai dengan 11 Maret 2014 pada peternakan sapi perah di Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai Pengembangan Bibit Pakan Ternak dan Diagnostik Kehewanan (UPTD BPBPTDK), Sleman, Yogyakarta. Metode dasar yang digunakan dalam praktek kerja lapangan ini adalah pengambilan data dengan melakukan wawancara dengan petugas dan pengamatan langsung keadaan serta mengikuti kegiatan di UPTD-BPBPTDK, Sleman, Yogyakarta terhadap manajemen pakan pedet sapi perah. Hasil manajemen pakan pedet sapi perah yang diperoleh selama mengikuti praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut pedet di UPTD-BPBPTDK berjumlah 4 ekor dan memiliki umur yang berbeda mulai dari umur 6 hari hingga umur 4 bulan, dan terdiri dari 2 ekor pedet jantan dan 2 ekor pedet betina. Ratarata berat lahir 34-43 kg. Pedet umur 1-4 hari diberikan kolostrum dengan jumlah 1,5-2 liter setiap harinya; pedet umur 1-8 minggu diberikan susu sebanyak 3,5 liter per hari dan pakan konsentrat 0,25 kg setiap harinyaserta pakan hijauan 0-3 kg; pedet umur 3-4 bulan diberikan susu 2 liter per hari, pakan konsentrat dan hijauan mulai ditambah jumlahnya, yaitu 1,5-2 kg dan 2-4 kg setiap harinya. Rumput yang diberikan adalah jenis rumput kinggrass,dengan frekuensi pemberian dua kali sehari. Pakan penguat atau konsentrat diberikan juga dua kali sehari.Konsentrat yang diberikan adalah jenis konsentrat khusus pakan ruminansia dengan nama Nutrifeed DC 123, dan diberikan sebanyak 1,5-2 kg. Dari hasil tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan manajemen pakan pedet sapi perah di UPTD-BPBPTDK sudah dikatakan baik, meski ada beberapa kekurangan sana-sini, seperti pemberian susu ke pedet tidak memenuhi atau tidak mencukupi kebutuhan pedet.

The practice of field work aims to gain the skills and work experience in the field of animal husbandry and animal health management in particular calf feed dairy cows. The practice of field work was carried on March 7 up to March 11, 2014 at a dairy farm in Implementing Regional Technical Center for the development of livestock feed and Seed Animals Diagnostic (UPTD-BPBPTDK), Sleman, Yogyakarta. The basic methods used in practice this field work is the collection of information by conducting interviews with officers and direct observations of conditions and the following activities at a dairy farm in UPTD-BPBPTDK, Sleman, Yogyakarta to feed calf management of dairy cows. Result of the calf dairy cows feed management obtained during field work practice to follow is calf in UPTD-BPBPTDK totalling 4 tail calf and have a different age ranging from 6 days up to age 4 month, and consists of 2 tail males calf and 2 tail calf females. The average birth weight 34-43 kg. The calf 1-4 days given colostrum 1.5-2 liters everydays; calf 1-8 weeks given milk by as much as 3.5 liters, feed concentrates 0.25 kg of fodder and kinggrass 0-3 kg everydays; calf 3-4 month given milk 2 liters, feed concentrates 1.5-2 kg and kinggrass 2-4 kg everydays. The grass given is kinggrass, with the frequency of feeding twice day. Feed concentrates given also twice day. Concentrates are given special feed concentrates is a type of ruminants with nutrifeed DC 123 name, and given as much as 1.5-2 kg. From the above results can be drawn the conclusion that the application of calf dairy cows feed management in UPTD-BPBPTDK is good, though there are some flaws here and there, as giving milk to calf does not meet or or does not suffice the needs of calf.

Kata Kunci : Pedet, Kolostrum, Konsentrat, Hijauan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.