Laporkan Masalah

IMPLEMENTASI GERAKAN DALAM MENURUNKAN ANGKA BUNUH DIRI: Studi Tentang Bunuh Diri di Kecamatan Patuk, Gunungkidul,Yogyakarta

FIKA ARINIYASARI, Drs. Purwanto, SU, M.Phil.

2014 | Skripsi | Sosiologi

Tingginya angka bunuh diri di Gunungkidul menempatkan kabupaten di Yogyakarta tersebut sebagai daerah dengan kasus bunuh diri tertinggi di Indonesia. Masalah sosial itu memunculkan kegelisahan di lingkungan masyarakat sehingga pemerintah berupaya melakukan tindakan preventif sebagai bentuk responsivitas. Kecamatan Patuk menjadi satu-satunya daerah yang mencanangkan deklarasi anti bunuh diri di tingkat kecamatan dengan diselenggarakannya Deklarasi Patuk: Dari Simposium Patuk 2011 Bebas Perceraian dan Bunuh Diri. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui relasi internal dan eksternal pemerintah Patuk, output kebijakan dan pendapat masyarakat Patuk mengenai pencanangan Deklarasi Patuk. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan purposive. Lokasi penelitian di Kecamatan Patuk, Gunungkidul. Yogyakarta. Informan yang digunakan sebanyak 18 orang yang terbagi menjadi 6 kategori yakni Pemerintah Kecamatan Patuk, informan utama, Polsek Patuk, KUA Patuk, BAPPEDA Kabupaten Gunungkidul, dan masyarakat Patuk. Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan data primer dan sekunder. Teknik analisis datanya menggunakan 4 tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gerakan Patuk Bebas Bunuh Diri yang dicetuskan dalam deklarasi tersebut terselenggara berkat adanya relasi internal antara Camat dengan staf pegawainya. Sementara relasi eksternal antara Pemerintah Patuk dengan instansi terkait dan masyarakat setempat. Selain itu, gerakan tersebut juga dilakukan untuk mendukung upaya Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam penanganan kasus bunuh diri. Gerakan Patuk Bebas Bunuh Diri mengusung beberapa program antara lain: siraman rohani, kesiap-siagaan aparat keamanan, sosialisasi melalui peran media massa dan lingkup keluarga serta peningkatan perekonomian masyarakat. Deklarasi Patuk sebagai output kebijakan belum bisa dikatakan berhasil dalam menurunkan angka bunuh diri di Gunungkidul khususnya di Patuk. Hal tersebut dikarenakan adanya kendala dalam implementasi kebijakan yang meliputi: masalah dana, masalah koordinasi antara pemerintah dengan instansi terkait dan masyarakat, belum adanya upaya pendampingan, pemantauan, dan evaluasi kebijakan, serta isu bunuh diri belum dijadikan sebagai prioritas masalah yang harus segera dicarikan solusinya. Meski demikian, Deklarasi Patuk mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat sehingga sebagian besar masyarakat sudah tidak percaya akan keberadaan mitos pulung gantung. Kata Kunci: Bunuh Diri, Upaya Pemerintah, Deklarasi Patuk, Gerakan Patuk Bebas Bunuh Diri.

The high suicide rate in Gunungkidul puts that district in Yogyakarta with the highest suicide cases in Indonesia. A social issue that elicits uneasiness in society so government free from any preventive measures as a form of responsiveness. District Patuk be the only area launched declaration anti suicide in sub-districts with convention of Deklarasi Patuk: Dari Simposium Patuk 2011 Bebas Perceraian dan Bunuh Diri. Research purposes this is knowing relation internal and external government Patuk, output policy and public opinion Patuk on launching the Declaration Patuk. This research in a qualitative by approach purposive. The research in District Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. An informant who used 18 one who divided into six categories namely Patuk District Government, key informants, police Patuk, KUA Patuk, BAPPEDA Gunungkidul, and community of Patuk. Technical data the study to data primary and secondary. The data engineering analysis using 4 stage, namely data reduction, data display, conclusion drawing and verification. The result showed that Free Movement Patuk Suicide was triggered in the declaration held due to internal the relation between sub-district with staff employees. While external relation between government Patuk by the related agencies and local people. Besides, the movement also carried out to support the Government's efforts in handling Gunungkidul suicides. Patuk Free Movement Suicide carry several programs, among others: steady spiritual, state of being prepared and on the alert security apparatus, socialization through the role of the media and scope and improve family society economy. Declaration Patuk as output policy cannot be successful in lowering suicide rate in Gunungkidul especially in Patuk. This is due to constraints in the implementation of policies which include: lack of funds, problems of coordination between the government and relevant agencies and the community, the absence of a flanking monitoring, and evaluation policy and the suicide not be as priority issues must find the solution. Nevertheless, Declaration Patuk able to provide understanding to the public so that most people don't believe in the existence of mythically pulung gantung. Keywords: Suicide, Government Efforts, Declaration Patuk, Free Movement Patuk Suicide.

Kata Kunci : Bunuh Diri, Upaya Pemerintah, Deklarasi Patuk, Gerakan Patuk Bebas Bunuh Diri.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.