Kompetensi vektoral Anopheles aconitus Donitz (Diptera: culicidae) di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

WIDYASTUTI, Umi, Prof.dr. Sugeng Juwono M, DAP

2001 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Tropis

Malaria mash merupakan masalah kesehatan di Kabupaten Magelang, khususnya di Kecamatan Borobudur. Annual P arasite Incidence (MI) dua tahun terakhrr menunjukkan bahwa 9 dari 20 desa di Kecamatan borobudur termasuk desa High Case Incidence (HCI) pada tahun 1999 dan meningkat menjadi I I dari 20 desa pada tahun 2000. Tingginya kasus malaria di daerah tersebut sehubungan dengan banyaknya nyamuk Anopheles yang potensial sebagai vektor malaria. Kompetensi vektorial nyamuk Anopheles dl Kecamatan Borobudur belum pernah dilaporkan, khususnya halam ha1 kerentanannya terhadap Plasmodium dan sifat antropofilik (kesukaan men@sap darah manusia). Anopheles aconitus di daerah tersebut sangat dominant melebihi spesies Anopheles lain yang tersangka sebagai vektor malaria. Tujuan penelitian ini adalah menetapkan kompetensi vektorial An. aconitus di Kecamatan Borobudur, dengan tahapan: a). mendeteksi antigen protein circum sporozoit P. falciparurn atau P. vivwc pada nyamuk An. aconitus dengan teknik ELISA, b). mengidentifikasi pakan darah manusia pada nyamuk An. aconitus dengan teknik ELISA, c). menentukan angka paritas nyamuk An. aconitus, dan d). Menglutung kepadatan nyamuk An. aconitus di Kecamatan Borobudur. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Mei 200 1 di 2 desa HCI yaitu dl Giripumo dan Giritengah, Kecamatan Borobudur. Penelitian dllAwkan dengan menangkap nyamuk yang istirahat di dalam dan luar nunah pada malam hari (18.00-12.00) dan pa@ hari (06.00-08.00) sesuai dengan metode WHO, 1992 dan 1994. Nyamuk An. uconitus dipisahkan dari spesies lainnya untuk dihitung kepadatannya. Selanjutnya Qlak-ulian pembedahan ovarium unhk mengetahui parousitasnya (parous atau nulliparous). An. aconitus parous diperiksa kondisi abdommya untuk kepentingan pengujian dengan ELISA. Semua An. aconitus parous (semua kondisi abdomen yaitu uifled, blood fed, half gravid dun gravid) diambil bagian toraks-kepala untuk kepentingan ELISA sporozoit). An. aconilus parous dengan kondisi blood fed dan half grmid diambil bagian abdomennya, dipencet di atas kertas Whatman dan digunakan mtuk ELlSY pakan darah. Has11 penelitian menunjukkan bahwa An. aconitus rentan terhadap P. falciparm dengan an& sporozoit sebesar 0,07 % di Giripurno dan sporozoit P. vivca tidak ditemukan, sedangkan di Giritengah, baik sporozoit P. fcrlcipcrrurn maupun P. vivax tidak ditemukan. Proporsi An. aconitus men@sap darah manusia (HBI) sebesar 10,34 % di Giripurno dan 5,97 % di Giritengah. Angka paritas dan kepadatan relatif An. uconitw di Giripurno lebih tinggi dibanding di Giritengah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa nyamuk An. ucopll'm berkompetensi sebagai veh-tor malaria di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang

Malaria constitutes health problem in Magelang Regency, especially in Borobudur Subdistrict. The analysis of Annual Parasite Incidence (MI) in the last two years indicate that in 1999,9 out of 20 villages in Borobudur Subdistrict considered as malarious areas with High Case Incidence (HCI) and in the year 2000 increased to 11 villages. The increase of malaria cases in Borobudur Subdistrict are related to the presence of Anopheline mosquitoes which serve as potential vectors. Vectorial competence of Anopheline mosquitoes in Borobudur Subdistrict has not been reported. Anopheles aconitus is very dominant in this area over other species and it is suspected as a potential malaria vector. The objective of this study was to determine vectorial competence of An. aconitus in Borobudur Subdistrict, by examining the mosquito susceptibility to Plasmodia, the anthropophilic, the parity rate and the mosquito density. The suscmbility of mosquito to Plasmodia was measured by detection of sporozoite protein antigen (Circum Sporozoite Protein/ CSP) of P. falciprum or P. viva on the head-thorax of all parous mosquitoes. The anthropophilic was measured by detection of human blood on the abdomen of blood fed and half gravid mosquitoes. Both of these were done by ELISA technique. Study was conducted from Januari to May 2001 in two HCI villages i.e: Giripurno and Giritengah, Borobudur Subdistrict. The Anopheline mosquitoes were collected using resting mosquito collection technique both indoor and outdoor, at night (18.00-24.00) as well as in the morning (06.00-08.00) according to WHO guideline 1992 and 1994. Density of An. uconitus was calculated and its parity was determined by microscopic ovary dissection. The result showed that An aconitm in Giripurno was susceptible to P. fulcipwum with sporozoite rate of 0.07 %. However, CSP antigen of P. faZclpanrm was not detected in the head-thorax of mosquitoes from Giritengah. CSP antigen of P. vivm were also negative in the head-thorax of mosquitoes both from Giripwno and Giritengah villages. The proportion of An. amnitus fed on human (Human Blood Index / HBI) were 10.34 % in Giripurno and 5.97 940 in Girjtengah. The parjty rate of An. uconitus and jts density were found higher in Giripurno than that in Giritengah. Based on those 4 component, it is concluded that An. aconitus in Borobudur Subdistrict is competent as malaria vector.

Kata Kunci : Malaria,Kompetensi Vektoral, malaria, An. uconitus, vectorial competence, sporozoite ELISA, blood meal analysis