KEPADATAN OPTIMUM IKAN MAS KOKI KOMET (Carassius auratus auratus) PADA SISTEM PENGANGKUTAN TERTUTUP
RAYMON RAHMANOV ZEDTA, Dr. Ir. Triyanto, M.Si
2014 | Skripsi | BUDIDAYA PERIKANANPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan optimum ikan mas koki komet (Carassius auratus auratus) dalam pengangkutan menggunakan sistem tertutup selama 12 jam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau Completely Randomized Design/CRD, yang terdiri dari 5 perlakuan kepadatan (7, 12, 17, 22, dan 27 ekor/L) dengan 3 kali ulangan. Berat rata-rata ikan mas koki komet adalah 5 ± 0.5 gram/ekor diperoleh dari Kediri, Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan selama pengangkutan tidak terjadi kematian/mortalitas pada ikan uji. Pada akhir pengamatan adaptasi kepadatan ikan mas koki komet 7 ekor/L memiliki sintasan tertinggi yaitu 96,82%, dan kepadatan 27 ekor/L memiliki sintasan terendah yaitu 44,44%. Hasil analisis varian menunjukkan bahwa terdapat beda nyata (P < 0,05) antar perlakuan kepadatan ikan mas koki komet pada masa adaptasi. Respon hubungan antara kepadatan dengan sintasan menunjukkan bahwa semakin tinggi kepadatan maka sintasannya semakin rendah. Kepadatan ikan mas koki komet yang menghasilkan sintasan tertinggi adalah 7 ekor/L, namun berdasarkan pertimbangan teknis atau efisiensi dalam pengangkutan, maka kepadatan optimum dalam pengangkutan ikan mas koki komet sistem tertutup adalah 22 ekor/L.
This study aims to determine the optimum density of comet goldfish (Carassius auratus auratus) in the closed transportation system for 12 hours. Experimental method in this study used completely randomized design (CRD) which consists of 5 treatments (7, 12, 17, 22, and 27 fish/L) with 3 replications. The average weight of comet goldfish was 5 ± 0.5 g/fish obtained from Kediri, East Java. The results showed no mortality during the transportation. At the end of the adaptation of comet goldfish density of 7 fish/L had the highest survival rate is 96.82%, and a density of 27 fish/L had the lowest survival rate is 44.44%. Results showed that there were significant difference (P <0.05) between treatments in the adaptation period. The response relationship between the density and survival rate showed that higher density is lower the survival rate. The density of comet gold fish that produce highest survival rate was 7 fish/L, however based on technical or efficiency considertions in the transportation then the optimum density of of comet goldfish is 22 fish/L on the closed system transortation
Kata Kunci : Ikan mas koki komet, Carassius auratus auratus, pengangkutan sistem tertutup