BEHEL DAN GAYA HIDUP KAUM MUDA

RETNO TRI UTAMI, Derajad S. Widhyharto, MSi.

2014 | Skripsi | Sosiologi

Phenomenon orthodentic consumption trend has overwhelmed the young. The indicator is the increase in the number of users and the proliferation of dental clinics that provide care offers fixed orthodentic. Orthodentic for young people's health needs at the same time become a supporting appearance and confidence. In the past people used orthodentic regarded as a bad person and will look \\"mrongos\\" so that people are embarrassed to use it. But now, this construction has changed. People who use the orthodentic today are even more confident because they are trendy, beautiful, interesting and even now orthodentic has become a lifestyle. Brackets the point value as medical devices, is now seen not just the original function only. But now orthodentic seen as symbolic objects that can portray an individual's social position. Orthodentic consumed not only the value but also the value of the point of the sign / symbolic objects attached in the consumption of the orthodentic. People who consume orthodentic considered the rich, trendy, and follow the styles of today. This study will attempt to answer questions about the orthodentic consumption trends among young people and the lifestyle that accompanies it. Qualitative study with phenomenological method was chosen to describe an event in the eyes of those who experienced it directly to probe deeper into the structure of experience. The theory used is the Theory of the Consumption Society and Jean Baudrillard's theory belongs to the Society of Spectacle, Debord supporters and Theory Habitus (lifestyle) of Bourdieu. The informant was an active student of the Faculty who consume fixed orthodentic handled by a specialist or dentist PPDGS (Dentist Education Program Specialist) ortho at the Hospital (Dental Hospital) and private land with range limits the use of more than one year. The technique of collecting data through in-depth interview and observation data analysis while referring Moustakas phenomenological data analysis. The results of this study indicate that young people become \\"crazy orthodentic\\" for manipulation of sign systems that are constructed by the industrial appearance (beauty) through the media (celebrities). Manipulation sign attached to an object of consumption in the orthodentic is about keprestisean, trendy, stylish, and can improve performance through increased user confidence in a social environment. With such manipulation as if orthodentic became a real need that must be met by a person willing to buy a orthodentic with an expensive price. So that is also found that social positions carried by the informant top, middle and bottom. Social position is based on the nominal money financing orthodentic and family socioeconomic background. The higher expenditure per month plus family nominal orthodentic financing, the social position above informant, and so on. In addition to taking the value of the point, a person is automatically consumed were also signs or symbolic value attached to the orthodentic. In addition orthodentic trend has also become a lifestyle. Lifestyle show \\"luxury goods\\" as well as ideal appearance in front of the audience. Finally, the phenomenon is a phenomenon orthodentic consumption of those \\"educated\\" in which knowledge about health more openly. Information and knowledge about the orthodentic exchanged between friends within the social environment (peer group). Educational institutions play a role here bridge the orthodentic consumption trend growing very rapidly. Consumption orthodentic became identified with the lifestyle show that an image of \\"beauty\\" is displayed through accessories appearance. Keywords: Orthodentic, Consumption, Lifestyle, Youth

Fenomena trend konsumsi behel telah melanda kehidupan kaum muda. Indikatornya adalah peningkatan jumlah pengguna dan menjamurnya klinik-klinik dokter gigi yang memberikan penawaran perawatan behel cekat. Behel bagi kaum muda menjadi sebuah kebutuhan kesehatan sekaligus penunjang penampilan serta kepercayaan diri. Dahulu orang menggunakan behel dianggap sebagai orang yang jelek dan akan terlihat “mrongos” sehingga orang malu menggunakanya. Namun kini, konstruksi ini telah berubah. Orang yang menggunakan behel saat ini justru lebih percaya diri karena dianggap trendy, cantik, menarik dan bahkan kini behel telah menjadi sebuah gaya hidup. Behel yang nilai gunanya sebagai alat kesehatan, saat ini dilihat bukan sekedar fungsinya aslinya saja. Tetapi kini behel dilihat sebagai benda simbolik yang dapat mencitrakan posisi sosial individu. Behel dikonsumsi tidak hanya nilai gunanya tapi juga nilai tanda/simbolik yang dilekatkan di objek konsumsi yakni behel tersebut. Orang yang mengkonsumsi behel dianggap orang berduit, trendy, dan mengikuti gaya masa kini. Penelitian ini akan berusaha menjawab pertanyaan mengenai tren konsumsi behel dikalangan kaum muda dan gaya hidup yang menyertainya. Penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi dipilih untuk menggambarkan suatu peristiwa menurut sudut pandang orang yang mengalaminya langsung guna menelisik lebih dalam struktur pengalamannya. Teori yang digunakan adalah Teori Masyarakat Konsumsi dari Jean Baudrillard dan teori pendukung Spectacle Society milik Debord serta Teori Habitus (gaya hidup) dari Bourdieu. Informan adalah mahasiswi aktif Fisipol UGM yang mengkonsumsi behel fixed ditangani oleh dokter spesialis maupun dokter gigi PPDGS (Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis) ortho di RSGM (Rumah Sakit Gigi dan Mulut) negeri dan swasta dengan batas rentang pemakaian lebih dari satu tahun. Teknik pengumpulan data melalui indepth interview dan observasi sedangkan analisis data mengacu analisis data fenomenologi Moustakas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kaum muda menjadi “gila behel” karena manipulasi sistem tanda yang dikonstruksi oleh industri penampilan (kecantikan) melalui media (selebritas). Manipulasi tanda yang dilekatkan di objek konsumsi yakni behel adalah mengenai keprestisean, trendy, stylish, dan dapat meningkatkan penampilan melalui peningkatan kepercayaan diri seorang pengguna dalam lingkungan sosialnya. Dengan manipulasi tersebut seolah-olah behel menjadi sebuah kebutuhan nyata yang harus segera dipenuhi hingga seseorang rela membeli behel dengan harga mahal. Sehingga didapati juga posisi-posisi sosial yang disandang oleh informan yakni posisi atas, menengah dan bawah. Posisi sosial ini didasarkan dari nominal uang pembiayaan behel dan latar belakang sosial ekonomi keluarga. Semakin tinggi pengeluaran per bulan keluarga ditambah nominal pembiayaan behel, maka informan menempati posisi sosial atas, begitu seterusnya. Selain mengkonsumsi nilai gunanya, seseorang secara otomatis juga turut mengkonsumsi nilai tanda atau simbolik yang dilekatkan terhadap behel. Selain itu tren behel juga sudah menjadi sebuah gaya hidup. Gaya hidup mempertontonkan “barang mewah” serta penampilan yang ideal didepan khalayak. Akhirnya, fenomena behel merupakan fenomena konsumsi orang-orang “terdidik” yang mana pengetahuannya mengenai kesehatan lebih terbuka. Informasi dan pengetahuan mengenai behel saling dipertukarkan antar teman dalam lingkup lingkungan pergaulan (peer group). Lembaga pendidikan disini berperan menjembatani tren konsumsi behel berkembang dengan sangat pesat. Konsumsi behel menjadi gaya hidup yang diidentikkan dengan gaya hidup mempertontonkan yaitu sebuah imaji “kecantikan” yang ditampilkan melalui aksesoris-aksesoris penampilan. Kata kunci : Behel, Konsumsi, Gaya Hidup, Kaum Muda

Kata Kunci : Orthodentic, Consumption, Lifestyle, Youth